bc

Perfect Scenario

book_age16+
1.0K
FOLLOW
3.7K
READ
drama
comedy
twisted
sweet
like
intro-logo
Blurb

Semua berawal dari ajakan nikah si mantan, tapi bukan mantan pacar, melainkan mantan sahabat.

Ini kisah mereka.

Naima Azzahra dan Alden Brawijaya.

chap-preview
Free preview
Prolog
Naima kesal sendiri. Mata wanita itu berkali-kali menatap pada jam yang melingkar di tangan kanannya. Dia mendengkus, Naima bukan orang yang suka menunggu, dan sialnya ia harus menunggu. Orang itu pikir, Naima tidak sibuk apa? Naima memang hanya seorang pemilik tempat fotokopi. Tapi, tetap saja, kan? Tempat fotokopinya harus tetap buka, supaya ia mempunyai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Sialan memang! Sudah mengajak bertemu, tapi malah terlambat. Dasar orang kaya, bertindak seenaknya saja. Naima segera menolehkan kepalanya ketika mendengar suara pintu yang berderit. Wanita itu kembali mendengkus. Kali ini terdengar sinis. "Bagus ya lo, udah ngajak janjian tapi telat," sindirnya sinis. Sosok itu hanya diam seraya meringis, sama sekali tidak terlihat bersalah. "Sorry." Hanya kata itu yang terucap sebelum sosok itu mendudukkan dirinya di kursi depan Naima. "Lo udah pesen?" Laki-laki itu bertanya, seraya menggulung kemejanya sampai siku. Naima tidak menjawab, melainkan menunjuk segelas jus jeruk di depannya dengan dagu. "Den, gue nggak tahu kenapa lo ngajak gue ketemuan. Tapi lo tahu kan? Sejak tujuh tahun yang lalu lo dan gue nggak lagi ada hubungan. Maksud gue, hubungan kita udah terlalu buruk. Lo udah gue anggep musuh. So, gue pikir ... nggak ada yang perlu dibicarain." Naima berkata datar. Sosoknya yang dulu periang kini berganti menjadi sosok dewasa, dengan sikap setenang permukaan air yang dalam. Alden Brawijaya, laki-laki itu kini tertawa terbahak. Menertawakan Naima. "Ya elah, baperan amat lo Na, gue aja udah lupa, dan lo masih ingat aja. Lagian gue juga nggak maksud ngehina lo atau ngejelek-jelekin lo di depan Mario. Tapi emang kenyataannya kan, kalau lo udah bekas laki-laki lain?" Balas Alden, tidak lupa mempertahankan senyum lebarnya. Mario, laki-laki mantan pacarnya dulu, tapi sebenarnya Naima sudah lupa kalau memiliki mantan kekasih bernama Mario. Masa lalunya terlalu kelam untuk diingat. Wanita itu mengulas seringai sinis meski hatinya merasa tertohok. Alden benar-benar tidak memiliki hati. Jika saja laki-laki itu tahu, bahwa dirinya dilecehkan oleh laki-laki sialan yang sayangnya sama sekali tidak ia ketahui siapa orangnya, yang dengan tega meninggalkannya di dekat tong sampah setelah mendapat nikmat. Naima bersumpah, jika suatu saat nanti ia tahu siapa laki-laki itu, Naima akan memberi pelajaran yang setimpal padanya. "Gue rasa nggak ada yang perlu dibicarain. Gue nggak ada waktu buat bernostalgia, apalagi bareng orang kayak lo!" Naima segera bangkit, secepat Naima berdiri dari duduknya, secepat itu pula tangan Alden menahan tangan Naima. "Ayo menikah!" Naima hanya mampu terlongo mendengar permintaan sosok di depannya itu. Lantas tertawa setelahnya. "Lo lagi ngelindur Den? Gue? Nikah sama lo? Jawabannya iya kalau ayam bisa keluarin telur emas." Naima menjawab sinis. Alden menggeram kesal. "Gue serius. Gue jamin lo bahagia nikah sama gue. Pertama, gue ganteng. Kedua, gue kaya." Naima masih tertawa. Barangkali, jika yang berkata demikian adalah laki-laki yang dicintainya, Naima tidak akan berpikir dua kali. Tapi ini? Alden Brawijaya. Si mantan sahabat? "Please, mau ya Na? Sebagai gantinya, gue bakal bantuin biaya pengobatan anak lo dan bantuin lo nemuin laki-laki b******k yang dulu ngambil mahkota lo. Gue janji!" Naima terdiam, ucapan Alden membuka luka lamanya yang sudah mengering. "Na, please. Gue nggak mau dinikahin sama adek gue sendiri." Lalu, Naima harus bagaimana? "Gue nggak mau nikah sama perempuan yang udah gue anggap adik sendiri. Ya gue tahu ini wujud balas budi gue. Tapi ... lo ngerti sendiri, kan? Gue nggak mau nikah sama sepupu gue!" Alden menatap Naima dengan sedih. Naima pun memutuskan untuk duduk kembali. "Kenapa gue? Masih banyak wanita yang bisa lo ajak nikah. Bukannya lo pernah bilang kalau gue cewek murahan?" "Ya ... gue punya alasan tersendiri. Dan gue nggak mungkin kasih tahu lo sekarang apa alasan gue." Naima, entah mengapa ia bisa melihat sorot bersalah di mata laki-laki itu. "Apa untungnya gue nerima tawaran lo?" "Gue ganteng. Gue kaya. Gue mapan. Gue bisa ngejamin kebahagiaan lo. Gue bakal bayarin biaya pengobatan anak lo." TBC DILANJUT NGGAK NIH? KOMEN YAA Udah siap dengan versi barunya? Awal-awalnya emang masih agak sama.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Wedding Organizer

read
47.0K
bc

Dua Cincin CEO

read
231.5K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
474.9K
bc

Bastard My Ex Husband

read
383.1K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.3K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook