Mari Buat Sesuatu!

1741 Words
Karena aku memiliki kemampuan seorang Crafter yang sangat membantu dalam mengolah bahan apapun, aku sangat tertolong. Bahkan orang yang awam akan membuat sesuatu sepertiku sekalipun merasa menjadi seorang profesional. Aku tidak membuatuhkan koneksiku pada Google, kelasku sebagai Crafter sudah memberikan segalanya yang aku butuhkan dan memberitahu apa yang aku ingin cari, cara seperti apa yang paling baik dalam membuat sesuatu, aku bisa langsung membacanya di tabel yang telah disediakan system yang mirip seperti game ini. Satu hal yang pasti, aku merasa sangat luar biasa. Kenapa? Aku merasa seperti menjadi sebuah mesin timbangan yang hidup. Tanpa alat ukur atau apapun, cukup dengan memegangnya di tangan, aku bisa mengira berapa berat benda yang aku pegang, dengan akurat. Setelah bahan-bahan untuk sabun telah selesai di timbang, aku harus menyalakan api dengan panas yang tidak terlalu tinggi lalu meletakkan minyak dari buah Cedry yang merupakan minyak kelapa sampai minyak itu cukup meleleh, Perlahan aku menambahkan lindi kedalam air, dan perlahan aku mengaduk air yang kutambah dengan lindi tersebut. Proses pengadonan lindi ini harus di tinggal selama 15-20 menit, selama itu aku bisa memeriksa bahan lainnya, sekarang kita harus melihat apakah minyak kelapanya sudah meleleh atau belum, lalu kita tambahkan minyak zaitun ke dalamnya. Setelah semua bahan tercampur, semuanya masih perlu untuk dipanaskan, dan di tabel layar ini dikatakan butuh suhu 49 derajat celcius. Bahan yang sudah panas siap untuk di bekukan, tapi sebelum itu ini harus ditambahkan dengan essential oil, dan juga bagian terpentingnya, Bunga Katrapedy. Aku tidak punya alat pencetak, jadi aku hanya menuangkannya ke dalam sebuah gelas kecil, dan sabun yang pertama kali ku buat, berbentuk gelas itu. Haha... Cukup aneh, tapi yang terpenting adalah sabun ini akan berbusa dan mengeluarkan bau wangi yang menempel. Sip! Akhirnya jadi! Haha... Levelku telah naik satu level, dan juga... Aku mendapatkan sabun, jika sudah begini aku tidak sabar untuk mandi, tapi sebelum itu... Aku ingin memanggil Rya dan Tuare untuk mencobanya, aku ingin tau bagaimana pendapat mereka soal ini. “Rya... Tuare...” aku memanggil mereka dari atas tangga, mereka ada di bawah sedang membersihkan ruang makan untuk para tamu penginapan, meskipun satu-satunya tamu yang tinggal di penginapan saat ini adalah aku. “Kak Ichigaya! Apa kau sudah selesai dengan benda yang ingin kau buat?!” dengan semangat Tuare menanyakannya. Aku membalasnya dengan tersenyum sambil mengangkat sabun yang baru saja selesai ku buat. Bergegas dua gadis itu menghampiri ku ke atas. “Apa ini dipadatkan menggunakan gelas yang kau minta padaku?” kata Rya. “Ya! Soal gelasnya, aku akan membersihkannya nanti. Untuk saat ini aku ingin kalian mencoba benda buatanku.” Aku memang belum mencobanya, tapi aku yakin benda ini tidak akan membuat kulit iritasi atau membuat gangguan pada kulit. Itu karena aku sudah yakin 100 persen dengan kemampuanku sebagai seorang Champion. “Apa yang kau pegang saat ini, namanya adalah sabun. Benda ini biasa digunakan untuk mandi,” ujarku. “Eh? Mandi? Hal semacam itu hanya di bolehkan untuk keluarga kerajaan dan para bangsawan, kami para orang biasa...” “Hei Rya, mandi yang ku maksud ini berbeda dengan mandi yang kau bilang. Kau tidak perlu masuk ke dalam kolam yang berisikan bunga-bunga. Kau hanya perlu melakukan hal yang biasa seperti saat kau membilas tubuhmu dengan air. Tapi kali ini kau harus menggunakan air yang lebih banyak.” “Air yang lebih banyak?” “Ya! Saat kau memakai benda yang bernama sabun ini, kau harus membasahi seluruh tubuhmu, jadi jika kau sudah basah, tidak perlu mengelapnya dengan handuk. Sabun ini perlu air untuk bisa bekerja, dia akan mengeluarkan busa yang lembut dan juga wangi saat menyentuh air yang membasahi tubuh.” “Oleh karena itu jangan melakukan di kamar kalian jika kalian tidak ingin membuat lantainya basah. Usahakan untuk melakukannya di tempat tertutup. Ka-karena...” “Karena?” Meskipun harus sambil memalingkan mukaku, aku tetap harus mengatakannya. Ya ampun... Mengatakan hal ini pada seorang gadis, ini terkesan m***m. Tapi aku harus mengatakannya bagaimana pun juga. “Ka-karena kalian harus te-telanjang jika ingin membuat seluruh tubuh kalian bersih. A-aku sudah mengatakannya. Kuharap kalian mengerti dengan apa yang aku bilang. Kalau begitu aku akan masuk lagi ke kamarku untuk membereskan barang-barang yang berantakan.” Dengan cepat aku langsung pergi ke kamarku, mereka berdua benar-benar membuatku harus mengatakan hal yang memalukan seperti itu. Tapi aku berharap mereka bisa mengerti apa yang dimaksud dengan seni membersihkan tubuh. Hanya membilas tubuh dengan handuk basah, itu sama sekali bukan mandi namanya. Aku ingin jalan-jalan ke desa lagi, mungkin ada sesuatu yang bisa ku lakukan atau ku buat. Aku sangat butuh menaikkan levelku dengan cepat, berdiam diri dan tetap menjadi lemah itu tidak bagus, kemarin aku telah melihat orang-orang jahat dengan level tiga kali lebih tinggi daripada levelku. Aku tidak akan dapat melindungi warga, bahkan diriku sendiri jika aku masih terlalu lemah. “Ichigaya, kau ingin pergi keluar?” ujar Bibi Merry. “Iya Bi, aku ingin mencari sesuatu yang bisa ku kerjakan di desa. Aku ingin meregangkan otot-ototku untuk membuat badanku tetap bugar, aku tidak bisa terus berdiam diri di dalam kamar.” “Kenapa kau tidak meminta Tuare atau Rya untuk menemanimu? Kemana mereka berdua pergi?” Apa aku harus bilang kalau keduanya sedang pergi mandi? Kurasa Bibi Merry akan terkejut jika aku mengatakannya seperti itu. Itu karena mandi bagi orang biasa hampir seperti melakukan hal yang tabu. “Mereka sedang melakukan sesuatu, jadi aku tidak enak terus meminta mereka menemaniku. Dan... Aku ingin, meskipun tanpa bantuan mereka berdua, aku bisa mengakrabkan diri dengan para warga.” “Itu bagus! Bibi suka dengan semangatmu itu.” “Terima kasih Bibi. Kalo begitu aku pergi dulu.” **** Meladang dan berkebun adalah pekerjaan utama yang di lakukan oleh warga Desa Nimiyan, itu tidak mengherankan, kualitas tanah di desa ini sangat subur, setidaknya sebelum kekeringan beberapa bulan lalu terjadi, sekarang desa masih berada dalam masa pemulihan, jadi aku masih belum bisa melihat sesubur apa tanah ini sebelumnya. Sekarang populasi penduduk yang tinggal di desa ini sangat berkurang dengan signifikan, hampir tidak ada remaja yang bisa membantu para orang tua bekerja di ladang, padahal ladang yang ada disini sangat luas, sayang rasanya jika tidak diolah secara maksimal. Jika kugunakan kemampuanku, apa aku bisa memaksimalkan pekerjaan di ladang ini dengan maksimal? “Nak Eishi!!! Kau jalan-jalan sendiri? Dimana perginya kedua istrimu yang cantik itu?!” kata Pak Tua Mizzre dengan berteriak dari tengah ladang. Pak Tua Mizzre adalah orang yang baru ku kenal akhir-akhir ini, aku melakukan beberapa percakapan dengannya di saat pesta penyambutanku, dia adalah seorang pria paruh baya dengan kondisi tubuh yang masih segar bugar, kurasa dia adalah orang yang masih sanggup mengerjakan pekerjaan ladang yang luas ini. Oh iya! Di dunia Khartapanca ini, memiliki istri lebih dari satu adalah hal yang wajar, padahal di jepang tidak di perbolehkan melakukan poligami, tapi di dunia ini... Safe! Aku berpikir untuk membantu Pak Tua Mizzre mengerjakan ladang, jadi mari hampiri dia dan lihat apa yang bisa ku lakukan untuk ini. “Tuan Mizzre, apa ada sesuatu yang bisa kulakukan? Aku ingin membantumu bekerja di ladang.” “Oy oy Nak Eishi, kau ingin membantuku di ladang? Itu bagus tapi, aku tidak punya uang untuk membayarmu.” “Tuan Mizzre, saya hanya ingin membantu, bukan ingin uang. Tak usah dibayar pun tak masalah.” Saat aku berjalan ke tengah ladang aku melihat sebuah keranjang berisikan banyak roti, mungkin itu adalah makanan yang disiapkan untuk dimakannya saat dia bekerja. Kalau dia merasa tak nyaman dengan aku yang ingin memberinya bantuan secara cuma-cuma, maka aku harus berharap pada cara ini. “Tapi... Bisakah kau memberikanku beberapa roti sebagai gantinya? Aku merasa lapar setelah melihatnya.” “Jadi begitu, kau hanya menginginkan roti di keranjangku itu, toh. Padahal jika kau langsung memintanya maka aku akan langsung memberikanmu beberapa, tapi karena kau mempunyai niat untuk membantuku di ladang, maka aku harus menerima kebaikanmu itu.” “Oh iya! Untuk mengolah tanah, kau membutuhkan cangkul seperti milikku. Tapi... Saat ini aku hanya punya ini, apa kita harus bergantian?” sambung Pak Tua Mizzre. “Itu tidak perlu, jika itu cangkul... Maka aku membawanya.” Aku mengeluarkan paluku yang bisa berubah bentuk menjadi cangkul, ku kira Pak Tua Mizzre akan terkejut saat aku memperlihatkannya, ternyata dia hampir tidak menunjukkan keterkejutan sama sekali. “Kau benar-benar memiliki sihir yang menarik ya Nak Eishi. Kebanyakan orang di benua ini memiliki sihir elemental, mereka hanya bisa mengendalikan dan menciptakan sesuatu yang sejak awal ada di alam secara alami. Mengeluarkan api, air, angin bahkan mengendalikan tanah, semuanya bisa dilakukan menggunakan sihir. Tapi sihir untuk mengeluarkan cangkul, aku baru pertama kali ini melihatnya. Apa kau ini sebenarnya adalah Dewa Petani?” “Tuan Mizzre, kau mulai terdengar seperti Tuan Bern. Dia suka sekali mengarang sesuatu yang bukan-bukan tentangku. Dia yang mengatakan aku seorang Messiah, dan kau bilang aku adalah Dewa Petani. Bagaimana kalian bisa begitu mirip?” “Eh! Kau tak tau? Bern itu adalah abangku.” “Apa?!!! Kalian bersaudara?” Pak Tua itu mengangguk. Pantas saja dia hampir terlihat sama seperti Tuan Bern, hanya saja dia tidak memiliki kumis dan janggut tebal seperti Pak Tua Bern. Dia adiknya, toh. “Oh iya Eishi, cangkul yang kau punya itu sangat bagus, bagian yang digunakan untuk mengolah tanah menggunakan sebuah logam yang terlihat kuat.” Benar juga, jika dibandingkan dengan cangkul yang di gunakan oleh Tuan Mizzre yang sepenuhnya terbuat dari kayu, cangkulku ini lebih terlihat modern. “Cangkul seperti itu pasti tidak akan cepat rusak jika di gunakan menghantam tanah, berbeda dengan cangkulku, aku harus menggunakannya secara hati-hati agar membuatnya tetap awet. Ini membuat pekerjaan di ladang jadi lama.” “Apa kita tidak bisa menggunakan logam juga untuk membuat cangkul yang baru?” “Menggunakan logam dan besi hanya untuk sebuah cangkul, itu menyia-nyiakan sesuatu namanya. Benda dari logam dan besi yang hanya bisa di buat adalah, armor dan juga persenjataan para penjaga dan kesatria, kami para petani tidak bisa menggunakan besi untuk itu. Bahkan sabit yang biasa digunakan untuk memotong rumput harus menggunakan bahan dari besi yang kualitasnya buruk sekali. Logam dan besi itu mahal, jadi untuk benda semacam cangkul dan juga sabit, itu seperti kau menyia-nyiakan harta benda.” “Tuan Mizzre, jika hal itu bisa membantu pekerjaan agar lebih mudah, maka tidak ada yang namanya menyia-nyiakan harta benda. Mari buat sesuatu yang bisa membuat pekerjaan kita lebih mudah!” Benar! Mari buat sesuatu! Mari buat levelku jadi lebih tinggi, aku ingin tau skill apa yang mungkin ku dapat saat levelku sudah lebih tinggi. Aku tidak sabar dengan ini! ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD