Sepeda Angin

1634 Words
Meskipun sudah di putuskan kemana tujuan kami selanjutnya, tapi tidak bisa di langsungkan begitu saja, kentang belum bisa di panen, dan salju baru beberapa hari ini turun di desa kami. Masih perlu menunggu waktu sampai kami semua siap untuk berdagang. Di waktu yang kosong ini... Apa yang mungkin bisa kubuat ya? Benar juga, selain benda dari kaca, hal-hal yang tidak ku temui di dunia ini adalah karet. Karet adalah benda lentur yang fungsional, jika memiliki bahan itu... Mungkin aku bisa membuat banyak hal. Baiklah... “Show the map!!!” Lalu di pencarian, tinggal masukkan benda yang ingin di cari... Kemudian tanda bintik kuning akan muncul, selanjutnya tinggal berjalan menuju tempat itu. Sayangnya titik yang mucul tidak begitu banyak, aku ingin lihat... Sebenarnya karet ini bisa di hasilkan melalui apa di dunia ini? Titik kuning terbanyak letaknya sedikit keluar dari desa, tapi tidak sampai ke arah hutan. Dan jika dilihat dari peta, kemungkinan titik-titik kuning ini mengacu pada tanaman yang ada di sana. “Open Information!” Jadi nama tanaman ini adalah Tanaman Harpha. Lalu bagian mana dari tanaman ini yang menghasilkan getah karet? Setelah aku memetik bunganya, aku tidak melihat ada sesuatu yang spesial dari tanaman ini, bunganya... Tidak memiliki wangi yang harum, lalu dimana karetnya berasal? Apa jika ku patahkan tangkainya aku bisa melihat getahnya? Wah benar, benda lengket yang berasal dari tangkainya ini adalah bahan yang sesuai untuk membuat karet. Aku ingin mengambil beberapa tanaman ini dan meminta paman Mizzre untuk membudidayakannya. *** Baiklah saat ini tiga item yang membuat dunia akan berevolusi telah kudapatkan. Kaca, Logam, dan yang sekarang karet. Kaca bisa di dapat dengan mudah di dunia ini, di dalam hutan Nimiyan ada sebuah wilayah kecil yang lahannya terdiri dari pasir, yang mengejutkanku saat pergi kesana bersama Hathor adalah... Pasir yang biasanya tidak di tumbuhi oleh apapun, di tumbuhi oleh sebuah pohon bernama Bardash. Pohon Bardash dapat berdiri kokoh di tanah yang berpasir, aku bingung bagaimana akarnya menopang pohon yang ukurannya besar, apa mungkin mencengkram tanah berpasir yang posisinya mudah berubah. Ternyata, pohon Bardash itu menyerap air yang membuat pasir di sekitarnya mengeras seperti tanah, itu sebabnya walau di terpa angin pohon Bardash tidak akan tumbang. Dan pasir di bawah pohon itu ternyata adalah pasir kuarsa atau silika yang biasanya cocok untuk dijadikan bahan pembuatan kaca. Biasanya semakin tinggi kandungan besi di dalam pasir akan membuat kacanya semakin berwarna hijau dan agak buram. Tapi di dunia ajaib ini, kandungan besi yang terdapat pada pasir silikanya adalah 0 persen, dan itu membuat kaca yang di hasilkan benar-benar bersih. Cara membuatnya pun tidak terlalu sulit, hanya cukup dengan membakar pasir ini pada suhu yang sangat tinggi dan kaca akan di dapat. Sedangkan untuk logam, kami benar-benar sudah mengamankan tambangnya. Letaknya jauh di dalam hutan dan jalan yang harus di lalui dari desa ke sana sangat tidak mudah, selain medan yang cukup ekstrim, ada beberapa binatang buas di wilayah itu. Tapi karena aku memiliki penyimpanan ruang yang cukup banyak, bisa kukatakan tidak ada batasnya. Aku mengambil banyak logam saat aku punya kesempatan. Jadi untuk logam, tidak perlu mengkhawatirkannya. Peralatan di desa juga sudah ku upgrade, para petani juga sekarang merasa lebih bersemangat dengan pekerjaan mereka. Bahkan Torn dan Lyod sangat menyayangi senjata dan perlengkapan baru yang aku buatkan untuk mereka. Berkat semua itu levelku juga sudah naik cukup banyak. Level 29, masih sangat jauh untuk bisa mengimbangi Hathor. “Selamat pagi, Paman.” “Kepala Desa, apa yang membuatmu datang sepagi ini? Kupikir kau akan menghabiskan pagimu bersama istrimu yang manis,” ujar Paman Mizzre menggodaku. “Rya masih belum jadi istriku paman.” “Haha... Itu hanya masalah waktu. Oh ya! Hal apa yang ingin kau bicarakan dengan pamanmu ini?” “Ada sesuatu yang aku ingin Paman membudidayakannya untukku. Dan itu adalah tumbuhan ini, tanaman yang namanya Harpha ini.” Aku mengambilnya dari Inventoryku dan membiarkan paman Mizzre yang mengurusnya. “Tanaman ini memang ada di sekitar desa, tapi memang tidak setiap hari aku melihatnya.” “Ya, itu karena jumlahnya sedikit, aku hanya menemukan beberapa. Dan untukku ini adalah sebuah keberuntungan. Karena jumlahnya sedikit aku ingin Paman membudidayakannya supaya menjadi banyak.” “Tapi Kepala Desa, dari tumbuhan ini apa yang mungkin bisa anda buat?” “Itu adalah sesuatu yang disebut dengan karet. Dan itu adalah bahan yang sangat penting. Bahkan aku bisa mengatakan bahwa karet ini posisinya bisa di setarakan dengan kaca ataupun logam. Asal Paman tahu saja, tapi ketiga benda ini yang akan memicu banyak perubahan di dunia ini.” “Kepala Desa, aku benar-benar tidak pernah mengerti apa yang ada di dalam pikiranmu. Tapi kalau kau sudah mengatakan demikian maka itu sudah pasti. Kalau begitu saya akan membudidayakan tumbuhan ini untukmu, Kepala Desa.” “Tolong bantuannya, Paman Mizzre.” Sip! Sekarang ketiga bahan sudah di dapatkan. Aku perlu cetak biru untuk membuat sesuatu, apa aku perlu menggambar apa yang saat ini ada di kepalaku? Sistem dari Class Crafterku bisa menampilkannya dengan mudah, tapi rasanya kalau cetak biru itu tidak di gambar tidak enak juga. Mungkin aku bisa mencetaknya menjadi sebuah buku yang bisa aku sumbangkan ke perpustakaan desa suatu hari. Baiklah, sudah diputuskan! *** Butuh waktu satu jam bagiku untuk membuat sebuah cetak biru yang sangat presisi. Jika kalian penasaran dengan apa yang ku gambar, aku akan membiarkan kalian semua menebaknya, saat aku mendapatkan karet aku memikirkan sesuatu, yaitu ban. Lalu aku memikirkan roda, apa kalian sudah mulai bisa menebaknya? Bagaimana dengan rantai dan juga roda gigi? Benar! Hari ini aku akan merakit sebuah sepeda. Hal yang benar-benar tidak pernah manusia lihat di dunia ini. Hahahahaha! “Ichigaya? Apa kau ada di dalam?” Suara Lyod? Kalau begitu Torn juga pasti bersamanya. “Jika kau kesulitan dalam pekerjaanmu, biarkan aku dan Lyod ikut membantu,” imbuh Torn yang bicara dari luar gudang tempatku bekerja. Sayang sekali, karena aku sudah terlalu lama di sini, maka pekerjaanku sudah selesai. Berbanggalah kalian Torn dan Lyod. Karena kalian akan menjadi manusia pertama di dunia ini yang melihat sebuah sepeda angin. “Masuklah teman-teman, aku tidak mengunci pintunya. Lagipula aku sudah selesai dengan pekerjaanku disini.” Mereka berdua langsung masuk ke ruang kerjaku, mata mereka melongo dengan benda yang asing bagi mereka. “Lihatlah teman-teman... Ini adalah sepeda angin, sesuai dengan namanya... Benda ini mampu membuat kalian bergerak secepat angin.” “Woaahhh!!! Aku tidak mengerti apa yang kau katakan tapi, benda ini kelihatan luar biasa! Terbuat dari logam dan sangat mengkilat, apa ini prisai model baru?” Prisai? Bagaimana si Lyod ini bisa berpikir demikian sih. “Ichigaya, benda ini melihat benda berbentuk lingkaran yang terkesan seperti sebuah roda,” Kata Torn. “Ya, kau benar, itu memang sebuah roda.” “Eh? Benarkah? Bukankah biasanya orang membuat roda dari kayu, kau sampai membuat sebuah roda dengan logam yang sangat berharga? Ya ampun, ini benar-benar sesuatu yang disayangkan,” ujar Lyod. “Tidak, ini bukan suatu yang di sayangkan, ini adalah sebuah terobosan yang briliant. Menurut kalian, setelah menggunakan pedang logam dan juga zirah yang ku berikan, apa perasaan kalian? Bukankah benda itu terasa ringan?” “Kau benar, zirah dan juga senjata yang kau buatkan untuk kami itu ringan. Tapi... Kupikir itu karena hasil latihan kami bersama Guru Hathor.” “Tidak, itu adalah hasil modifikasi yang kulakukan dengan mencampurkan material lain ke dalamnya, selain membuat bebannya menjadi lebih ringan, tapi menambah kekuatannya agar menjadi awet dan tahan karat. Senjata dan zirah yang kalian pakai bahkan lebih kuat jika dibandingkan dengan milik para ksatria di kerajaan.” “Benda yang kalian lihat ini, apa yang baru saja aku sebut dengan sepeda angin, hampir seluruh bahan pembuatannya menggunakan logam. Tapi aku yakin bahkan jika itu Torn sendirian, dia mampu mengangkatnya dengan mudah,” imbuhku. “Ichigaya, apa tidak apa-apa kalau aku mengangkatnya? Benda ini sangat luar biasa dan aku memang sedari awal melihatnya ingin sekali menyentuh benda ini. Kalau begitu aku tidak akan sungkan.” Kemudian Torn menyentuhnya perlahan, dengan mata yang berkaca-kaca dia terlihat begitu kegirangan, ini hampir seperti aku melihat seorang anak kecil yang melihat permen apel saat festival kembang api. Saat dia mengangkat sepedanya dia begitu terkejut dengan setir yang bergerak belok ke kiri. “Astaga, apa yang aku lakukan? Apa aku merusak benda yang di buat oleh Ichigaya?” sambil menurunkan sepedanya ke bawah dengan wajah yang sangat panik, Torn mengatakannya. “Hahaha! Jangan memasang wajah panik begitu, Torn. Kau tidak merusak apapun, pada dasarnya memang begitulah cara kerja benda ini.” “Bagian yang dapat bergerak ke kiri dan ke kanan ini namanya setir, sama halnya seperti leher, kegunaan bagian ini untuk menoleh. Dan yang di bawah ini namanya pedal, ini adalah tempat kau meletakkan telapak kakimu. Saat kau mulai mendorongnya perlahan, roda gigi akan bergerak dan memicu rantai ini, sehingga roda gigi kecilnya pun ikut bergerak dan akhirnya roda yang ada di belakang ini dapat berputar.” “Ichigaya, aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang kau jelaskan. Kau itu terlalu pintar untuk bicara dengan kami, rasanya kami tidak bisa mengikuti alur pembicaraanmu,” ucap Torn. “Hmm... Karena benda ini juga memiliki dua roda, apakah fungsinya sama dengan kereta yang biasa di tarik dengan kuda? Bukankah biasanya rodanya di letakkan di bagian kiri dan kanan, tapi kenapa benda ini memilikinya di bagian depan dan juga belakangnya?” “Sepertinya kalian tidak akan mengerti jika hanya di jelaskan, ya. Mau melihat cara kerja benda ini?” “Tentu saja! Aku ingin tau kegunaan benda yang kau buat. Semuanya tidak berhenti membuatku kagum, mungkin kali ini pun juga akan sama.” “Bagaimana dengan salju di luar? Apa menutup jalannya terlalu tinggi?” “Salju di desa ini tidak pernah menimbun terlalu tinggi, kereta kuda masih bisa lewat dengan nyaman. Kurasa benda yang kau sebut sepeda angin itu pun juga bisa lewat dengan nyaman,” jawab Lyod. “Baiklah, mari pergi keluar!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD