Kunjungan Mendadak

1739 Words
Tidak ada yang salah dengan cara aku membuatnya, aku juga mendesign sesuai dengan apa yang aku ingat, seharusnya tidak ada masalah. “Ichigaya, kau menaiki benda itu? Apa itu seperti kau menunggangi seekor kuda?” tanya Torn. “Ya, sederhananya seperti itu, tapi kita menggunakan tenaga kita sendiri untuk membuatnya bergerak, caranya sama seperti berjalan, hanya saja kalian perlu menginjak benda yang di sebut pedal, saat ini aku menginjak benda itu dengan kakiku. Kemudian saat kalian memberikan sedikit dorongan...” “Wah! Benda itu bergerak, sepeda angin itu bergerak! Haha!!! Itu sangat luar biasa,” seru Lyod. “Bagaimana? Apa kalian tertarik dengan benda ini?” “Sangat! Saat kau membuat bendanya bergerak tadi, itu terlihat luar biasa dan sepertinya menyenangkan,” ujar Lyod. “Hei Ichigaya, seberapa cepat benda itu bisa bergerak?” imbuh Torn. “Hmmm... Kenapa kalian tidak mencoba mencari tahunya sendiri? Ingin beradu cepat untuk sampai ke Balai Desa?” jawabku sambil tersenyum. Mereka sangat antusias melihat sepeda yang ku tunggangi, bahkan mereka tampak tidak keberatan beradu cepat dengan sepeda ini, meskipun hasilnya pasti aku yang akan menang. “Baiklah, kubiarkan kalian lari terlebih dahulu, setelah kalian menghitung sampai lima aku akan mulai bergerak. Yang menang akan mendapatkan jatah kentang goreng selama seminggu, bagaimana?” “Haha, kau yang mengatakan itu, ya. Itu artinya kau tidak boleh menyesalinya, aku dan Lyod bahkan pernah mengejar kuda yang kabur dari peternakan, kecepatan kaki kami sudah tidak bisa di ragukan lagi. Kentang goreng selama seminggu, kami pasti mendapatkannya.” “Kalau begitu mulailah berlari, jangan lupa untuk berhitung,” jawabku. Mereka dengan semangatnya berlari sekuat tenaga agar bisa meninggalkanku cukup jauh. Tapi bagaimanapun kecepatan lari manusia tidak akan pernah bisa mengalahkan kecepatan sepeda, kecuali mereka memang mempunyai skill untuk menambah kecepatan mereka. Kurasa sudah lima detik sejak mereka berlari. Waktunya mengejar mereka! Kedua orang itu ternyata tidak sedang membual, mereka benar-benar berlari dengan sangat cepat, tapi hanya menunggu waktu sampai mereka kehilangan stamina mereka. Balai masih jauh, kuharap kalian tidak menghabiskan terlalu banyak nafas kalian untuk sampai kesana! Kring kring!!! “Torn Lyod! Minggir! Kalian berlari terlalu lambat, lebih cepat dari kuda apanya?!!” “Wahooo!!! Kalian tidak akan pernah menang dariku! Haha!!!” imbuhku sambil berteriak kesenangan. Hanya butuh waktu sekitar lima menit untuk sampai ke Balai Desa, tampaknya aku menghemat banyak waktu. Selain itu, Torn dan Lyod masih belum kelihatan juga batang hidungnya. Apa mereka menyerah di tengah jalan saat mereka sadar betapa cepatnya sepeda buatanku ini? Wah! Ada sebuah Notifikasi, tampaknya aku berhasil naik dua level lebih tinggi. Jadi sekarang aku sudah level 31. Skill Fogging Brain naik ke level dua, pengurangan mana yang di gunakan sebanyak 20 persen. Bagus, dengan kapasitas Manaku yang semakin besar dan pengurangannya yang semakin kecil, nampaknya aku bisa sedikit lebih dekat dengan para Champion lain, aku bisa menutupi banyaknya kekuranganku. Hathor? Kenapa dia terlihat terengah-engah? Apa dia berlari untuk melaporkan sesuatu yang gawat? Apa yang terjadi? “Kepala Desa, Kepala Desa. Ternyata benar saya tidak salah melihat, itu benar-benar anda,” ucapnya dengan nafas yang tidak karuan. “Ada apa, Hathor? Kau terlihat seperti baru di kejar monster.” “Ti-tidak, lebih tepatnya saya mengejar sesuatu. Dan itu adalah anda, saya melihat anda melesat seperti angin, dan saya ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi. Samar-samar saya melihat anda menunggangi suatu benda asing, jadi benda ini yang saya lihat tadi.” “Benar, bagaimana pendapatmu tentang benda ini?” ujarku sambil mengelilingi Hathor dengan sepedaku. “Luar biasa, Kepala Desa! Benda itu bisa bergerak seperti halnya seekor kuda. Dan saat anda bergerak dengan benda itu, bagaimana ya mengatakannya... Anda terlihat elegan.” “Hmm hmmm.... Pendapatmu seratus persen benar. Benda ini benar-benar luar biasa,” jawabku dengan sedikit menyombong. “Nak Eishi, aku melihatmu bergerak dengan cepat di jalan tadi, aku berhasil mengikutimu kemari. Baru saja kau bergerak mengelilingi Hathor menggunakan benda itu. Hei, bisa kau beritahu aku bagaimana kau menyebut benda itu?” ujar Paman Mizzre yang juga tidak sengaja melihat dan tertarik pada sepeda yang ku tunggangi. Aku menjelaskan pada mereka tentang fungsi dan cara menggunakan sepeda ini, ternyata tidak sedikit orang yang melihatnya dan mulai merasa tertarik. Orang-orang berkumpul menuju balai desa hanya untuk melihatnya. Torn dan Lyod benar-benar berusaha keras mengejarku, namun mereka benar-benar sedih saat tidak bisa menang dari sepedaku. “Komponen yang digunakan benar-benar dibuat dengan hati-hati, khususnya pada bagian yang di sebut dengan rantai ini, aku tidak pernah terpikir bagaimana benda seperti ini bisa dibuat, tanpa membutuhkan Mana bahkan manusia bisa bergerak lebih cepat dan menghemat tenaga mereka. Orang-orang di ibukota pasti akan sangat sedih melihat hal ini, mereka pasti akan berpikir siang dan malam untuk bisa memilikinya,” ujar Paman Bern. “Nak, kali ini kau benar-benar membuat sesuatu yang luar biasa lainnya. Kau benar-benar tidak pernah berhenti membuatku terkejut,” Paman Jerome mengatakannya. “Aku membuat benda ini karena tidak lama lagi kita akan memulai perjalanan kita untuk membentuk hubungan dengan Kerajaan Palapis. Aku juga sudah membuat sebuah gambar untuk benda yang akan aku buat berikutnya, yaitu untuk kereta kuda. Keretanya tidak akan menggunakan bahan kayu, melainkan memakai besi ringan. Selain membuatnya kokoh hingga bisa menampung beban yang lebih berat, kereta itu juga akan menjadi lebih ringan.” “Itu artinya...” “Benar, waktu kita menuju Kerajaan Palapis bisa di persingkat, jika ku perhitungkan dengan baik, seharusnya kita bisa sampai di Kerajaan itu dalam jangka waktu lima hari.” “Bagi mereka yang tidak bisa naik ke atas kereta, mereka akan menggunakan Sepeda Angin untuk berkendara ke tempat itu. Apa yang kita bawa akan menjadi bahan pembicaraan orang-orang disana, dan mereka akan sangat tertarik mendatangi kita. Mari kita buat mereka membeli semua yang kita hasilkan dari desa ini!” ujarku. Dengan ini aku memutuskan untuk personil yang akan ikut denganku pergi menuju Kerajaan Palapis adalah, Hathor, Torn dan Lyod. Mereka bertiga bisa menjadi orang yang bertugas untuk masalah keamanan. Rya dan Paman Bern, mereka pandai dalam berkomunikasi, dan Rya juga sangat lihai dalam urusan berdagang, jika kemampuannya masih kurang, Paman Bern siap memberi dukungan padanya dari belakang. Dan orang lainnya yang ikut, tentu saja aku. *** Dalam seminggu aku sudah menyiapkan alat transportasi menuju Kerajaan Palapis, sekarang Desa Nimiyan memiliki 5 unit sepeda angin dan dua buah kereta. Sebenarnya ada sebuah kereta lainnya yang sedang aku buat, itu adalah kereta dengan design yang sangat elegan. Bahkan kereta Bangsawan aku yakin tidak akan bisa menyainginya. Hanya saja masih belum ku selesaikan. Masih harus menunggu beberapa hari lagi sampai kentangnya siap panen, untuk kertas dan juga sabun aku sudah siap merilisnya. Mungkin ini akan menjadi perjalanan bisnis yang paling menguntungkan. Untuk kemampuan beladiriku sekarang, kurasa aku sudah cukup mampu untuk melawan dua atau tiga orang Bandit, levelku sudah jauh lebih tinggi dan aku merasa perlahan tubuhku mulai mengalami perubahan. Aku tidak pernah menyadarinya, tapi saat aku terbangun di pagi hari dan mencoba mengganti pakaianku, tanpa sadar aku melihat perutku yang berotot, bahkan otot-otot itu berjajar seperti batu bata. Tangan dan juga lengan, bahkan sampai bahuku juga lebih berisi. Tanpa sadar aku juga semakin tinggi. Intinya, tidak ada hal yang harus di khawatirkan, aku percaya pada kemampuanku. “Torn, kau semakin mahir menggunakan sepeda,” ujarku. “Benar, kan! Ntah kenapa aku merasa memiliki bakat untuk melakukan ini,” ucapnya sambil sedikit mengangkat wajahnya dengan senyum sombong. “Hei Torn, sekarang giliranku, jadi turunlah!” kata Lyod. Mereka berdua sangat bersemangat setelah mampu menguasai cara bersepeda, mereka selalu bergantian untuk berkeliling mengitari desa dengan alasan penjagaan keamanan. Padahal mereka berdua hanya gila bersepeda. Aku memberi satu pada mereka berdua, satunya lagi aku memberikannya pada Nyonya Astrid, dan ada dua di Penginapan Bulan Bintang, satunya aku tinggalkan di balai untuk menjadi alat latihan orang desa yang mau belajar bersepeda. “Ichigaya... Hanya perasaanku saja atau kau memang sudah tumbuh lebih tinggi dariku?” ucap Torn. “Benar, aku juga baru-baru ini merasakan ada perubahan dalam diriku. Sepertinya aku memang sudah bertumbuh.” “Tentu saja, Kepala Desa. Dengan pelatihan yang aku berikan untuk anak muda seperti anda, itu akan merangsang tubuh anda untuk tumbuh. Jika anda terus mengikuti pelatihan saya, saya yakin dalam waktu dua tahun anda mungkin bisa sebesar saya,” kata Torn. “Kalau itu aku tidak mau,” tolakku dengan tegas. Aku semakin menyadari perubahanku saat mereka mengatakannya. Jika orang-orang di bumi melihatku seperti sekarang mungkin mereka semua akan terkejut. Mungkin ayah dan ibuku juga tidak akan bisa mengenaliku. Ahh... Kenapa aku mengingat mereka yang mungkin tidak mengingatku, lagipula aku tidak memiliki cara untuk kembali lagi ke bumi. “Torn, selama kau berkeliling di desa, apa kau menemukan suatu kejanggalan? Apa kau tidak melihat orang asing berkeliaran di sekitar hutan? Aku khawatir orang-orang itu datang lagi untuk mengacaukan desa.” “Ichigaya, aku tidak melihat apapun yang mencurigakan, dan untuk para Bandit yang pernah mengacau di sini, bukankah Guru Hathor sudah meluluh lantakkan gerombolan mereka di kota Irishe satu bulan yang lalu, kurasa kelompok mereka menjadi sedikit dan memutuskan untuk bubar. Lagipula... Hampir tidak ada orang yang ingin berkunjung ke Desa Nimiyan. Nampaknya kabar tentang kembali hidupnya desa, masih segelintir orang luar yang tau.” Benar, sudah lebih dari sebulan aku tinggal di Desa ini, dan aku merupakan orang pertama yang berkunjung setelah epidemi, dan orang-orang terakhir yang datang adalah kelompok yang aku bawa dari kota Irishe, Hathor dan yang lainnya. Desa ini tidak memiliki seorang tamu pun yang datang atas kehendak mereka sendiri. Tunggu, ini adalah suara kuda yang sedang berlari menuju kemari, dan samar-samar terdengar suara roda dari roda kayu. “Kalian mendengarnya?” ujar Hathor yang sepertinya sudah lebih dahulu menyadarinya di bandingkan denganku. “Jadi memang bukan imajinasiku saja, seseorang akan datang ke desa ini,” jawabku. “Aku melihat sebuah zirah, nampaknya itu adalah seorang ksatria dari kerajaan. Du-dua orang memakai Zirah yang sama. Mereka mengawal sebuah kereta kuda, nampaknya tamu yang datang ini bukan orang sembarangan.” Seperti yang telah di katakan oleh Torn, sebuah kereta kuda yang tampak di miliki oleh seorang bangsawan datang dengan dua prajurit berzirah menjaga di kanan dan juga kiri. “Jangan-jangan itu adalah si Baron Busuk,” ucap Torn dengan wajah yang nampak kesal. Kereta kuda itu berhenti tepat di hadapan kami bertiga, perlahan pintu terbuka dari kereta yang di cat hitam mengkilap itu. Bukannya seorang pria yang turun, namun kaki yang nampak anggun dan mulus muncul terlebih dahulu dari pintu. Dengan gaun berwarna biru langit yang sangat cerah... Gadis yang sangat anggun turun. “Tuan Putri Sean?!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD