2. Siapa Mereka?

1173 Words
Langkah Gia kembali terhenti saat ada dua serigala berbulu hitam dan abu-abu di depannya. Wanita itu mulai bergetar, beberapa kali ia menelan ludahnya kasar. Ia hanya bisa berdoa saat ini, dan memutuskan untuk duduk di depan kedua serigala itu. “Aku serahkan tubuhku pada kalian,” gumam Gia. “Putri Aarin? Hei, aku benar! Ia adalah putri Aarin,” ucap seorang serigala. Mata Gia membulat, ia tidak menyangka dengan apa yang baru saja didengarnya. Salah satu dari serigala itu berbicara, dan menyebut dirinya sebagai Putri Aarin. Entah siapa Putri itu, kenyataan mengatakan jika keduanya tidak akan menyerang Gia. “Putri Aarin, apa kau mengenal kami?” tanya seorang serigala. “Bodoh! Kau membuat Putri Aarin takut!” seru salah satunya. “Sakit, bodoh!” Gia masih terdiam di tempatnya, ia menatap dengan penuh ketakutan pada dua makhluk itu. Tiba-tiba saja di depan matanya, kedua serigala itu menjadi pria tampan. Pria itu tersenyum pada Gia sembari membungkuk kan badannya, untuk memberi hormat. “Putri Aarin … selamat datang kembali,” ucap seorang diantara mereka. “Ka-kalian siapa?” tanya Gia. “Putri … kau lupa pada kami?” “Aku bahkan baru melihat kalian di sini,” ungkap Gia. “Putri Aarin, aku adalah Ollmurd,” ujar Ollmurd. Pria dengan pakaian layaknya pelayan untuk seorang bangsawan. “Sudah dua kali aku memperkenalkan diri di hadapanmu, Putri. Namaku Marc, Hellhound yang selalu setia padamu,” terang Marc. Ya, kedua pria itu adalah seekor Hellhound, dari kaum Malaikat. Jika biasanya seekor Hellhound berada di neraka, kali ini Hellhound menjadi hewan peliharaan seorang malaikat bernama Putri Aarin. Hellhound bagai seekor anjing, ia akan selalu setia pada majikannya. Keistimewaan seekor Hellhound adalah saat menatap matanya yang terlihat merah ketika terjadi peristiwa bulan merah. Siapa saja yang menatap mata itu akan mati jika seorang manusia biasa atau hanya makhluk rendahan. Namun, jika yang memandang mata Hellhound itu adalah Malaikat maupun Dewa, saat itu juga mereka akan saling jatuh cinta. “Putri, mari … kami akan mengantarkan dirimu kembali ke Meteora. Tempat dimana kau bisa beristirahat setelah mengalami hari yang melelahkan,” ujar Marc. Gia hanya terdiam, ia masih takut dengan kedua pria itu. Meski keduanya terlihat tampan dan menggoda, tetapi tetap saja mereka adalah seekor Hellhound. Ollmurd mencoba mendekati Gia perlahan ,lalu mengulurkan tangannya untuk membantu wanita itu berdiri dari posisinya. Dengan senyum menawan, Ollmund berhasil meyakinkan Gia untuk menerima uluran tangannya. “Sebaiknya kita memberitahu Leora tentang hal ini,” ujar Marc. “Apa kau menjadi bodoh? Tanpa kita memberitahu peri itu, pasti ia sudah dalam perjalanan kemari,” sahut Ollmund. “Maaf, apa kalian bisa mengantarkan aku ke bawah? Aku ingin memberitahu pihak perizinan mengenai kematian teman-temanku,” jelas Gia dengan suara bergetar. “Teman? Apa yang kau maksud keempat manusia tidak tahu diri itu?” tanya Marc. “Apa maksudmu mengatakan hal seperti itu?” “Maaf, Putri Aarin. Mereka memang pantas aku kirim ke neraka, karena mereka hasil buruanku terlepas dan akhirnya aku kelaparan,” terang Marc dengan santai. “Bahkan bagianku pun kau makan! Dasar tidak tahu diri!” celetuk Ollmund kesal. “aku bahkan lupa jika kau ikut saat itu, hahaha.” Gia menatap mereka dengan tatapan kebingungan. Siapa sebenarnya Putri Aarin yang mereka sebutkan itu? Apa hubungan dirinya dengan Putri yang entah darimana asalnya. Gia masih setia menunggu jawaban kedua pria itu. Hingga dirinya merasa kesal, dan akhirnya mencoba berjalan menjauh dari dua pria yang sedang beradu argumen itu. “Tuhan … apa yang harus aku lakukan?” gumam Gia. “Putri … kenapa kau pergi?” tanya Marc yang tiba-tiba saja muncul di sampingnya. “Astaga! Kau mengejutkan aku, Tuan,” ujar Gia. “Apa aku tidak salah mendengarnya? Tuan? Kau sebut aku dengan embel-embel Tuan? Tidak-tidak, Putri. Namaku Marc, cukup panggil nama itu saja,” terang Marc. “Ba-baiklah ….” Marc tersenyum mendengar jawaban Gia atau yang ia sebut sebagai Putri Aarin. Kedua Hellhound itu membuat Gia merasa aneh, dan juga takut. Hanya karena wajah Gia sama seperti seorang bernama Putri Aarin, akhirnya mereka tidak menyerangnya. “Pakaian apa yang kau kenakan ini, Putri?” tanya Ollmund. “Ini? Tentu saja ini pakaian yang aku kenakan seperti biasa, kalian yang sedang mengenakan apa? Ke-kenapa kalian mengenakan pakaian seperti bangsawan?” tanya Gia. “Ini? Tentu saja ini pakaian untuk para Hellhound seperti kami, apa ada masalah?” “Ti-tidak … itu berarti pakaianku juga tidak ada masalah kan?” “Tidak, tidak … pakaian Putri menjadi masalah di sini. Sebentar … seharusnya ada sesuatu untuk menutup pakaian tidak pantas itu,” ujar Marc. Marc melangkah dengan cepat sekali hingga Gia tidak mengetahui kapan pria itu bergerak. Sementara Ollmund hanya tersenyum melihat ekspresi Gia yang terkejut. “Ini … pakai ini untuk menutup pakaian tidak pantas itu,” ujar Marc sembari menyodorkan sebuah jubah berkerudung hitam. Gia mengenakannya seperti yang Marc katakan, lalu mereka membaca Gia menuju pedalaman hutan. Gia merasa aneh pada tubuhnya saat ini, mereka sudah berjalan begitu jauh, tetapi tidak ada rasa haus atau pun lelah. “Putri, ada apa?” tanya Marc yang menyadari keanehan Gia. “Apa kalian tidak merasa aneh?” tanya Gia. “Aneh?” Ollmund mengulang perkataan Gia. “Ya, aneh! Kenapa aku tidak merasakan lelah? Apa kalian juga tidak  merasa lelah? Kita sudah berjalan cukup jauh menurutku,” ujar Gia. “Sepertinya kepalamu terbentur cukup keras ,Putri Aarin,” sahut Marc. “Marc! Tidak seharusnya kau bicara seperti itu pada Putri Aarin!” seru Ollmund. “Maaf, kita akan pergi kemana?” tanya Gia sekali lagi. “Kita akan membawamu ke Meteora, di sana ada Leora, seorang peri yang selama ini menjadi pelayanmu,” jelas Ollmund. “Apa itu Meteora? Nama tempat, atau nama sesuatu?” “Meteora adalah tempat tinggalmu selama hukuman yang diberikan malaikat belum selesai,” ungkap Marc. “Malaikat? Hukuman? Siapa yang menghukum siapa? Maaf, tapi aku memang tidak mengerti dengan apa yang kalian katakan,” ujar Gia panjang lebar. Kedua Hellhound itu saling menatap, mereka memang harus lebih sabar kali ini. Karena seperti yang mereka lihat, tingkah Putri Aarin yang dulunya adalah seorang malaikat cantik dan anggun, menjadi seperti kaum Hellhound. Beberapa kali Ollmund menggelengkan kepalanya pada Marc, entah apa yang mereka bicarakan. Gia yang melihat hal itu hanya bisa menatapnya dengan heran. “Hei! Apa yang kalian lakukan? Apa kalian menggunakan telepati atau semacamnya?” tanya Gia memecahkan konsentrasi kedua Hellhound itu. “Putri, sebaiknya kita beristirahat terlebih dahulu di sini. Duduklah, kami akan menjelaskan mengenai  masa lalu dari dirimu yang sesungguhnya,” ujar Ollmund. Tidak ada pilihan lain untuk Gia, wanita itu hanya bisa menurut pada kedua Hellhound yang terlihat tampan itu. Ya, wajah kedua pria itu memang berbeda dari manusia biasa. Meski mereka adalah Hellhound, tetapi ketampanan mereka sudah seperti seorang Dewa. Gia yang kini duduk pada sebuah batu besar telah siap mendengarkan kisah masa lalu dari Putri Aarin. "Putri Aarin adalah seorang malaikat cantik yang tinggal di atas, atau biasa kami menyebutnya Nirwana. Karena satu kesalahan kecil, akhirnya ia harus mendapatkan hukuman ...." Ucapan Marc terhenti, seperti sedang mengingat  masa lalunya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD