- Prolog -

368 Words
Putri Aarin adalah seorang malaikat yang sedang menerima hukuman, karena kesalahannya yang telah mencintai kaum hellhound. Ia diasingkan di sebuah temoat bernama Meteora. Meteora memiliki arti tempat ditengah udara. Ya, rumah itu di bangun di atas bebatuan yang menjulang tinggi hampir tidak dapat terjamah oleh siapapun. Karena cintanya yang tak tersampaikan, Putri Aarin melompat dari atas Meteora. Jasadnya tidak ditemukan saat itu, tetapi di dalam Meteora ia meninggalkan sebuah pesan. "Aku akan hidup kembali dalam beberapa ribu tahun lagi, dan akan kembali untuk mengambil cinta itu." Hingga akhirnya seorang wanita bernama Gianani Carmen datang, dan ia disebut sebagai reinkarnasi Putri Aarin. Pertemuan Gia dengan Marc dan Ollmurd dalam wujud seekor anjing, cukup membuat Gia hampir tak sadarkan diri. Bagaimana tidak? Ollmund tiba-tiba mengeluarkan suara dengan memanggil Gia sebagai Putri Aarin. Dengan pakaian Gia yang telah berubah saat memasuki dimensi itu. Tentu para Hellhound dan Peri di sana akan menyebut Gia sebagai Malaikat cantik itu. Marc dan Ollmund mengantarkan Gia menuju Meteora. Tetapi di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan lima pria yang sedang berseteru. Perseteruan itu berhasil Gia hentikan hanya dengan mengatakan 'berhenti'. Tentu hal itu membuat kelima pria itu menatap Gia dengan tajam. "Putri Aarin, kau kembali? Beruntung aku bertemu denganmu, mari kita kembali ke Nirwana," ujar seorang pria bernama Malvadoz. "Malvadoz, bukankah kau sangat tidak nyaman berada di Nirwana, tetapi mengapa kau ingin membawa Tuan Putri ke sana?" sahut Marc. "Dasar anjing, kenapa kau harus berbicara! Sebaiknya tetaplah menggonggong." Malvadoz terlihat kesal dengan ucapan Marc. Gia atau yang saat ini lebih dikenal dengan nama Aarin. Mereka melanjutkan perjalanan bersama menuju Meteora. Kehidupan Aarin menjadi lebih berwarna di dunia itu. Ia bahkan perlahan melupakan kehidupannya di dunia manusia. Hingga akhirnya para pria itu saling memperebutkan cinta Aarin. Kali ini sebuah pilihan yang sulit membuat Aarin harus duduk sendiri, dan menenangkan pikiran beberapa waktu. "Aku bisa gila jika mereka kembali berseteru," gerutu Aarin. "Nona, sebaiknya kau segera memutuskan semua ini, sebelum ada salah satu diantara mereka yang menghilang menjadi debu," sahut Leora. "Baiklah, aku akan memilih saat ini juga." Keputusan Aarin adalah mutlak. Mereka tidak bisa menolak keinginan sang Putri. Sementara dua hellhound yang diam-diam menaruh hati pada Aarin, mulai membuat rencana untuk menyingkirkan kelima pria lainnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD