INAD 21

1210 Words

"Undangan satu lawan satu?!" teriak Zen dan Peter bersamaan saat melihat undangan bergaya kuno itu. Mata mereka menatap cemas Val, yang masih berwajah datar melihat isi surat tersebut. "Aku sudah tahu. Raja itu masih menghargai kaum kita atas nama mendiang istrinya." gumam Val pelan sambil terus memperhatikan surat itu. "Kak, aku tahu kau kuat tapi Raja Vampire jelas bukan tandingan kita. Kekuatan mereka berbeda, mereka bisa menyerap kekuatan pengikutnya. Apalagi dia berencana melakukan duel ini di wilayah mereka. Ini jelas jebakan Kak!" geram Zen kesal. Zen tahu gelagat kakaknya, dia pasti akan menerima undangan itu. "Aku harus melakukannya. Aku akan mengambil Lunaku kembali, itu tugasku sebagai Alphanya," jawab Val lugas. Zen menghela nafas lelah. Jika sudah begini mereka mana bisa m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD