"Haruskah kita masuk?" tanya Zen ragu. Dia melirik Tritan yang terlihat biasa saja. Padahal jika dia masuk dia kan akan melihat Qian yang baru saja selesai digagahi oleh kakaknya kan? Seharusnya dia memasang wajah kesal. Bukan wajah tenang seperti ini. "Hei!" Zen belum selesai bercerita saat dengan seenaknya Tritan membuka pintu tebal itu. Aroma percintaan masih tercium sangat pekat. Dengan keadaan ruangan yang kacau balau. Dua mahluk penyebab kekacauan itu kini tidur sambil saling berpelukan. Keduanya tidak menggunakan pakaian apapun. Terlalu lelah untuk sekedar bangun dan sadar bahwa seseorang tengah memerhatikan mereka. Tritan mengambil Qian lembut. Tidak merubah ekspresi wajahnya, bahkan saat melihat tubuh itu penuh dengan tanda cinta. Ah tidak apa. Toh, diantaranya ada yang Trit

