INAD 8

1363 Words

Wajah Qian panas sekali. Serius. Sangat panas sampai wajah putihnya itu berubah menjadi merah. Matanya berair, ingin mengucapkan sebuah kalimat yang belum bisa keluar untuk saat ini. Tubuhnya kaku. Jari telunjuknya menunjuk horror pada satu arah. Ahem, lebih tepatnya pada pada pria tampan yang tertidur topless di sebelah tubuhnya. Baik. Aku ulangi. Tertidur topless disebelah tubuhnya. Bahkan tangan kekar itu sebelumnya melingkari pinggang Qian yang ramping. Membuat pria mungil manis itu menjerit panik begitu dia terbangun. Apa yang terjadi sebenarnya? Kemarin, kemarin........ Ah, ya. Dia menangis keras di dekapan Alphanya kemarin. Qian menutup wajahnya karena malu. Aish, dia menangis seperti bayi di dekapan Val kemarin. Mana dia membicarakan hal yang aneh-aneh lagi. Duh, Qian jadi s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD