Prolog

1297 Words
" Sea, mama sama papa siang ini berangkat ke London " Sarapan yang selalu hening semakin membuat Sea hilang selera untuk menikmati roti bakarnya belum lagi kalimat yang meluncur dari mulut sang mama juga membuat mood gadis itu runtuh. "hmmm " Sea hanya menjawab dengan menggumam karena jika dia bersuara pun akan percuma Seperti kapan hari itu saat sekolah Sea mengadakan acara tahunan dan kedua orangtua harus di wajibkan datang orang yang dia panggil mama dan papa justru tidak hadir sang mama meminta asistennya yang datang ke acara itu untuk mewakili ketidak hadiran mereka, dan selalu saja seperti itu " Sea uang bulanan kamu sudah papa transfer kalau masih kurang kamu bisa minta pada Eddies " kalimat sang papa semakin menghancurkan hatinya " kapan kalian pulang? " Sea tau pertanyaannya seperti lelucon bagi orang tuanya tapi bagi Sea ini sangat penting " jika pekerjaan mama dan papa cepat selesai kami akan segera pulang " sahut sang mama " selalu saja gitu " batin Sea tanpa menghabiskan sarapannya dia beranjak mengambil tas lalu berlalu pergi ke sekolah setelah berpamitan dengan Alex dan Jannis. Selama perjalanan menuju sekolah Sea tidak bersuara dia tau mama dan papanya bekerja keras demi bisa memenuhi semua kebutuhannya tapi bukan hanya materi yang Sea butuhkan dia juga butuh kasih sayang, dan perhatian dari mereka Sea saja lupa kapan terakhir dia merasakan hangatnya pelukan dari kedua orangtuanya. Tidak ingin berlarut dalam kesedihan Sea merapikan rambut panjangnya yang dibiarkan terurai sebelum turun dari mobil dan melangkah masuk ke gerbang sekolah. " good morning everyone!!!!!! " sapa gadis itu dengan ceria memasang topeng diwajahnya agar tidak terlihat sedih " morning Seaaaaaaa " sahut teman sekelasnya " awali harimu dengan bahagia " itulah semboyan yang selalu Sea kibarkan di setiap harinya. Sea menatap layar ponselnya berharap mama atau papanya menghubungi untuk pamit atau sekedar mengingatkan Sea untuk menjaga dirinya baik-baik selagi mereka tidak ada namun jangankan telfon, untuk mengirim pesan saja tidak mereka lakukan, kasihan Sea. " apa setidak penting itu gue bagi mereka kasih kabar aja nggak " batin Sea yang masih menatap layar ponselnya Tak berapa lama kemudian ponsel Sea bergetar tapi bukan nama sang mama yang muncul melainkan nama sang pujaan hati senyum di bibir mungil Sea tersungging dengan bahagia Sea menerima panggilan itu " Sky......... " pekik Sea dengan bahagia seakan lupa siapa yang sejak tadi dia tunggu " hai Sea " sapa seorang lelaki di seberang sana " aku kangen banget sama kamu udah satu minggu ini kita nggak ketemu " ujar Sea dengan suara lirih " aku juga kangen banget sama kamu maaf ya aku belom bisa main kerumah kamu karena sekolah aku lagi banyak kegiatan " sahut Sky yang bisa merasakan kesedihan Sea walaupun gadis imutnya itu belum bercerita. Sebenarnya Sky tau dari Papanya kalau kedua orangtua Sea pergi ke London hari ini karena mereka bersahabat dan memiliki proyek yang sama " iya nggak apa-apa kok aku ngerti secara kamu kan ketua OSIS ya " balas Sea sambil terkekeh Sebenarnya Sea dan Sky berada di satu kota yang sama tapi memang mereka berbeda sekolah, mereka berdua kenal dan dekat saat dibangku SMP dan saat lulus mereka berdua memilih SMA yang berbeda tapi tetap menjalin hubungan yang baik karena bisa dibilang mereka memiliki hubungan yang sangat spesial dan mereka sudah berjanji akan menjaga ikatan itu dan saling percaya meskipun mereka berada di sekolah yang berbeda. " Sea nanti aku telfon lagi ya, ini aku dipanggil sama guru pembimbing " ucap Sky setelah mendengar namanya di panggil dan itu juga tak luput dari pendengaran Sea " ok kamu hati-hati ya... ingat jaga hati jaga mata dan jaga pikiran " balas Sea dengan tegas " iya kamu juga awas ya jangan nakal " Sky terkekeh karena tau gadis itu pasti mencebik kesal Begitu sambungan teleponnya terputus Sea menghela nafas lega karena setelah mendengar suara Sky bisa membantunya menghilangkan rasa sedihnya sekarang waktunya dia menikmati hari-harinya disekolah. Saat jam pulang sekolah Sea tidak akan langsung pulang kerumahnya melainkan jalan-jalan ke mall, makan siang di cafe langganannya atau sekedar jalan-jalan di taman kota karena hal itu sudah biasa Sea lakukan bersama teman-temannya terkadang juga mereka sampai lupa waktu, sekarang sudah jam empat sore sebenarnya dia tidak takut untuk pulang terlalu sore karena percuma dirumahnya juga tidak ada orang tuanya hanya ada satpam dan beberapa pembantunya saja. Sea bergegas pulang meski sebenarnya dia belum ingin pulang dan masih ingin menikmati harinya diluar. Sepi, itulah yang di rasakan oleh Sea rumah megah bak istana itu seperti tak berpenghuni dengan langkah gontai Sea menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua kamar yang bernuansa putih dan abu-abu tempat ternyaman nya di rumah selain taman yang luas di belakang rumah mereka. Setelah mengganti seragamnya dengan pakaian santai Sea kembali keluar, benar-benar sepi. " Lo ngapain disitu? " begitu membuka gerbang Sea melihat gadis yang juga seumuran dengannya sedang mengorek tempat sampah kering seperti sedang mencari sesuatu " Lo ngapain ngubek-ngubek tempat sampah gitu " ulang Sea lagi " gue lagi cari gelang " jawab gadis itu setelah menoleh Sea sekilas lalu kembali mengubek tempat sampah " kok carinya di tempat sampah? " ujar Sea dengan wajah cengo " tadi nggak sengaja kebuang sama bibi waktu beres-beres " sahut gadis itu lagi, Sea menoleh kearah rumah besar tepat di hadapan rumahnya, rumah itu sudah beberapa tahun ini dibiarkan kosong oleh pemiliknya kini sudah berpenghuni " Lo tinggal di rumah itu? " tanya Sea " aahhhhh akhirnya ketemu juga " ujar gadis itu dengan bahagia setelah menemukan gelang kesayangannya " iya gue baru pindah tadi malam sama mama dan kakak gue " jawab gadis itu " gue Jean " gadis bernama Jean itu mengulurkan tangannya " Sea " sambut Sea dengan tersenyum " kayaknya kita bisa jadi temen deh secara gue kan baru di lingkungan ini dan gue juga belom ada yang kenal " ucap Jean lalu mengajak Sea untuk mampir kerumahnya. " maaf ya rumah nya masih berantakan belom semuanya beres " Jean tersenyum kecut melihat Sea yg meringis melihat disekelilingnya masih seperti kapal pecah " iya nggak apa-apa kok " sahut Sea kemudian mengikuti langkah Jean menuju ruang keluarga " Lo mau minum apa? es jeruk mau? " tawar Jean " apa aja yang penting Lo ngasihnya ikhlas " jawab Sea yang berhasil membuat Jean terkekeh Jean beranjak ke dapur mengambil es jeruk dan beberapa cemilan untuk tamu pertamanya yang datang kerumah, saat asik dengan ponselnya Sea terperanjat karena seseorang menepuk pundaknya, jantung Sea seakan copot sanking kget nya " maaf ya Tante ngagetin kamu " seorang wanita paruh baya yang datang menghampiri Sea " i-iya Tante nggak apa-apa " balas Sea " ini mama gue, Sea " Jean datang dengan membawa nampan cemilan lalu meletakkannya di atas meja " Sea, Tante " Sea memberi salam pada wanita itu dengan tersenyum " syukurlah Jean punya teman baru, panggil saja Tante Naina " balas Naona " ayo nak Sea silakan diminum, maaf ya rumah nya masih berantakan " Naina juga seumuran dengan Jannis mamanya Sea Sea menghabiskan sore nya dirumah Jean mereka saling bertukar cerita padahal baru bertemu tadi sore tapi mereka cepat sekali akrab seperti sudah berteman lama sama hal nya dengan Naina mamanya Jean juga sangat ramah dan humble itu sedikit membuat Sea iri karena mamanya tidak seperti itu jangan kan untuk bercanda seperti Naina, melihat mamanya saja Sea sudah mati kutu, Jannis bukan tipe ibu yang ramah pada anak dia justru terkesan tegas dan tidak ingin bertele-tele sungguh Sea sangat kehilangan peran sang mama sebagai seorang ibu. " nak Sea kenapa? " tanya Naina begitu melihat wajah Sea yang tadinya sumringah kini sedikit murung " nggak apa-apa kok Tante, oh ya Jean gue pulang dulu ya udah kesorean besok kita ngobrol-ngobrol lagi " ucap Sea sambil beranjak dari duduknya lagi pergi setelah berpamitan dengan Naina, setidaknya hari ini Sea
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD