10. Menggali Informasi

1313 Words
"Alterio Selatan itu salah satu orang kepercayaan Hermadi Sadajiwa sejak beberapa tahun yang lalu. Sama kayak anggota keluarga Sadajiwa yang lain, nggak banyak informasi yang diketahui tentang Selatan. Terlebih lagi, dia nggak berasal dari keluarga elite disini. Bahkan, dia nggak punya nama belakang, dan sulit untuk cari tau dia berasal dari keluarga mana." "Udah berapa lama dia kerja sama Hermadi?" "Kurang lebih lima tahun. Dia sering ikut kemana-mana, termasuk kalau Hermadi ada keperluan ke luar negeri." "Apa pernah ada rumor antara dia sama Lea?" "Nggak ada sama sekali, karena Selatan sama Poppy. Gue juga udah cari informasi dari orang-orang yang kenal sama Poppy dan mereka bilang kalau Selatan dikenalin Poppy sebagai pacar dan tunangannya." "Udah berapa lama?" "Sekitar dua tahun." "Berarti mereka udah berhubungan sejak Poppy masih kuliah di MIT." Melvin benar-benar tidak bisa menahan senyum karena tertarik dengan informasi yang baru saja didapatnya dari Savero mengenai laki-laki bernama Alterio Selatan itu. Apa yang terjadi di pesta pertunangannya dan Lea beberapa hari lalu benar-benar membuatnya tertarik untuk mencari informasi mengenai Selatan. Semula, Melvin pikir Selatan hanya lah kekasih Lea yang tidak mendapat restu sehingga Lea pun mengakhiri hubungan mereka sebelum ia bertunangan dengan Melvin. Tapi ternyata, yang terjadi justru lebih rumit daripada itu. Lea menjalin hubungan dengan Selatan yang merupakan tunangan dari adik kandungnya sendiri. Isn't that crazy? Walau sama seperti sebelumnya, Savero hanya bisa mendapat segelintir informasi mengenai seseorang yang berhubungan dengan keluarga Sadajiwa, Melvin sudah tidak begitu kesal lagi. Keluarga itu benar-benar menyimpan rapat informasi tentang mereka sehingga sulit untuk didapatkan oleh siapa pun. Bahkan, termasuk informasi mengenai orang-orang kepercayaan mereka juga begitu dilindungi. Tapi, informasi dari Savero tadi pun sudah cukup. Setidaknya Melvin jadi bisa menyimpulkan jika Lea dan Selatan kemungkinan besar menjalin hubungan tanpa sepengetahuan Hermadi Sadajiwa. Mungkin juga, sebelum Hermadi menjodohkan Selatan dengan Poppy. Sepertinya, Hermadi mengetahui hubungan mereka, karena itu ia ingin memisahkan Lea dan Selatan dengan menjodohkan Lea padanya. Padahal, masih ada Ella, putri kedua Sadajiwa yang sepertinya juga masih single dan belum dijodohkan dengan siapa-siapa, yang bisa saja dijodohkan dengan Melvin. Setahu Melvin, Ella juga seusia dengannya. Tapi, Hermadi justru lebih memilih Lea untuk dijodohkan dengan Melvin. Melvin teringat dengan obrolan Lea dan Selatan di garasi kemarin. Aku nggak mau kamu kenapa-napa karena Papa marah. Mungkin, jika Lea dan Selatan nekat melewati batas, Hermadi bisa saja menggunakan salah satu tumbuhan beracun di green house miliknya pada Selatan. Tidak peduli jika Selatan adalah orang kepercayaannya, apapun bisa saja terjadi. Memikirkan itu cukup membuat Melvin bergidik ngeri. Tidak bisa membayangkan jika Hermadi memang bisa melakukan hal sekeji itu. "Melv, apa lo beneran yakin kalau Selatan ini ada apa-apanya sama Lea?" Melvin menoleh pada Savero dan melihat raut kebingungan laki-laki itu. Ketika menyuruh Savero mencari tahu informasi mengenai Alterio Selatan, ia memang tidak menjelaskan secara detail kepada Savero dan hanya bilang jika Lea memiliki affair dengan Selatan sehingga ia butuh informasi mengenai laki-laki itu. "Gue belum bilang ya kalau gue liat mereka ciuman sebelum pesta perunangan gue sama Lea mulai?" Kedua mata Savero membola mendengarnya. "Serius?" "Buat apa juga gue bohong?" Lelaki gondrong itu sama sekali tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Ia menggelengkan kepala. "Kok bisa?" "Entahlah, gue juga speechless. Bukan karena gue mergokin Lea sama laki-laki itu, kalau itu sih gue nggak peduli. Tapi karena fakta kalau Lea punya hubungan sama tunangan adiknya sendiri. So crazy, right?" "Indeed." Savero mengangguk setuju. "Terus, mau lo apain informasi itu?" Melvin mengangkat bahu, tapi ada senyum kecil terukir di bibirnya. "Gue belum tau. Tapi, setidaknya gue sekarang udah pegang satu kartu Lea yang bikin dia nggak bisa macam-macam sama gue. Kemarin dia udah mohon-mohon untuk nggak bilang siapa-siapa tentang apa yang gue tau." Iya, setelah pesta pertunangan mereka kemarin berakhir, Lea memang mengajak Melvin untuk bicara berdua. Ia meminta Melvin untuk merahasiakan informasi yang Melvin ketahui tentang Lea dan Selatan, terutama dari Poppy yang sama sekali tidak tahu. Mudah bagi Melvin untuk menebak kalau Lea tidak mau menyakiti Poppy. Sepertinya, Poppy memang benar-benar mencintai Selatan dan bukan sekedar mau bersamanya karena dijodohkan. Memang Melvin menyepakati untuk menjaga rahasia itu, tapi bukan berarti ia tidak akan memanfaatkannya. Andai dia butuh nanti, Melvin pasti akan menggunakan informasi itu dengan baik. Yang penting, Melvin yakin jika sekarang Lea tidak akan berani macam-macam padanya karena ia memegang satu rahasia perempuan itu. Dan mungkin, informasi ini juga bisa Melvin gunakan untuk menggali informasi lain dari Lea nantinya. *** Besok Melvin akan berangkat ke Melbourne untuk mengurus beberapa hal disana sebelum ia pada akhirnya akan tinggal secara permanen di Indonesia setelah menikah dengan Lea, sesuai dengan keinginan ayahnya. Tidak sendirian, Melvin akan berangkat bersama Savero dan juga Abby yang memang memiliki keperluan yang harus mereka urus disana menyangkut kepindahan Melvin. Karena ia akan pergi ke Melbourne dan berada disana cukup lama, tentu ia jadi harus berpisah dengan Lea, dan baru akan bertemu lagi sekitar beberapa minggu sebelum pernikahan mereka berlangsung. Oleh sebab itu, hari ini Melvin dijadwalkan untuk bertemu dengan Lea. Bukan hanya untuk berpamitan karena mereka lama akan tidak bertemu, tapi mereka juga memiliki agenda untuk fitting pertama wedding attire mereka di sebuah butik milik desainer ternama di Indonesia. Agenda mereka fitting hari ini hanya untuk mengukur tubuh mereka sebelum wedding attire yang ditentukan oleh ibunya Melvin dibuat untuk pernikahan mereka nanti. Melvin sengaja menjemput Lea sendiri dan tidak menggunakan supir agar ia bisa mengobrol bebas mengenai apa saja dengan perempuan itu, tanpa ada supir yang mungkin saja bisa menguping dan melaporkan apa yang didengarnya kepada orangtua Melvin. "Good morning, Azalea. Kok suntuk banget?" Itu sapaan yang diberikan Melvin pada Lea begitu perempuan itu baru saja masuk ke dalam mobilnya. Tadi Lea memang sengaja menunggu di lobi apartemennya, sehingga ketika mobil Melvin berhenti di pick up area, ia langsung menghampirinya dan masuk ke dalam. Hari ini Lea berpenampilan kasual. Hanya celana jins dan kaos kebesaran, tidak semanis di pertemuan-pertemuan mereka ketika ada orangtua yang terlibat, tapi tidak juga terlalu bold seperti waktu itu. Lea juga sepertinya tidak menggunakan make up dan hanya memulas bibirnya dengan tinted lip balm saja agar wajanya tetap terlihat segar walau bare face. Namun, sekarang Lea tidak repot-repot bersikap ramah pada Melvin. Ia sama sekali tidak tersenyum, bahkan sapaan Melvin itu tidak dibalasnya dan ia menunjukkan raut wajah malas. Melvin sih tidak terlalu mempermasalahkan itu. Ia hanya merasa jika semakin lama, Lea semakin menunjukkan sifat aslinya yang ternyata tidak selugu atau semanis yang ia tunjukkan di depan orangtua Melvin. Mobil Mercedes Benz C-Class Estate pun melaju meninggalkan gedung apartemen Lea dan akan membawa mereka ke tempat tujuan. Hingga lima menit perjalanan, Lea masih tidak mengatakan apa-apa dan sibuk dengan ponselnya. Raut wajah Lea sama sekali tidak ramah dan ia seolah menganggap Melvin tidak ada. Melihat Lea yang begitu, tentu saja Melvin tidak tahan untuk tidak mengatakan sesuatu. "What's wrong with you?" tanya Melvin. "Bad mood banget kayaknya." Lea menghela napas, baru akhirnya ia menoleh pada Melvin. "Sorry, aku emang lagi nggak mood. Aku harus diem dulu supaya pas sampe di butik nanti bisa ramah ke orang-orang sana." Mengabaikan yang dikatakan Lea, Melvin justru bertanya lagi, "Kenapa emang? Still broken hearted karena Selatan?" "Bisa nggak jangan bahas dia? Aku nggak suka. Lagipula, kemarin kamu udah sepakat untuk nggak akan buka mulut tentang dia." "Aku sepakat untuk nggak bilang ke orang lain tentang kamu dan dia, bukan berarti aku sepakat untuk nggak bahas dia sama sekali ke kamu. Emangnya kamu pikir aku nggak akan bertanya-tanya tentang kalian berdua setelah apa yang aku liat dan aku tau?" "Yaudah, jangan sekarang." "Besok aku berangkat ke Melbourne." "Terus?" tanya Lea dengan nada sewot. Untuk yang pertama kalinya, Lea berbicara seperti ini padanya. Melvin tertawa. Ia mengerling pada Lea. "Karena itu, Lea baby, kasih tau aku apa yang aku mau tau hari ini." "Dan kalau aku nggak mau?" "I don't know. Mungkin aja mulut aku bisa keceplosan waktu lagi ngobrol sama Poppy." Lea merapatkan bibirnya, menahan kesal. Samar, Melvin mendengar perempuam itu bergumam, "f**k you, Mr.Wiratmaja."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD