Prolog

571 Words
Seorang gadis berlarian di bandara, dia tidak memperdulikan orang-orang yang memakinya karena cara berjalannya yang serampangan hingga menabrak tubuh orang lain. Gadis itu focus pada tujuannya untuk mengejar penerbangan menuju tanah airnya. Gadis itu memaki dirinya sendiri karena bisa-bisanya dia terlambat bangun padahal dia tahu pesawat akan berangkat pagi hari. Semalaman gadis itu menangisi kepergian orang yang begitu di cintainya, hingga kepalanya terasa pusing sekarang, ditambah lagi, tamu bulanannya yang datang kemarin sore membuat perutnya luar biasa melilit hari ini. Sepertinya tuhan benar-benar mengujinya sekarang. Naraya, gadis itu memasuki kabin pesawat dengan cueknya, dia tidak menghiaraukan tatapan orang-orang yang menatap penasaran padanya. Dengan kaca mata hitam yang bertengger menutupi matanya yang sembab karena tangisannya tadi malam Naraya langsung duduk di kursi pesawat. Dia tidak menyadari tubuh tinggi yang merupakan warisan dari orangtuanya, dan wajah bule warisan dari sang ibu cukup menarik perhatian banyak orang. Ditambah lagi badannya yang langsing atau bisa dibilang mendekati kurus membuat orang memandang Naraya lebih intens. Rambut merah Naraya yang ikal dan kusut seperti tidak mengenal sisir membuat mereka yang melihatnya mengira Naraya adalah gadis pemeran utama di film brave. Naraya mendapatkan kursi didekat jendela, dia berjalan melewati seorang pria berpakaian ala eksekutif muda dengan sedikit tergesa. Tidak dia pedulikan rambut panjangnya yang mungkin mengganggu penumpang yang dia lewati.Atas kebaikan Adara sang bibi yang mendadak menjadi malaikat dan membelikan tiket pesawat untuknya, Naraya mendapatkan kursi di kelas bisnis. Setelah duduk dalam posisi ternyaman Naraya menyadarkan kepalanya lelah, setetes air mata kembali menetes di pipinya. Sejujurnya dia tidak ingin percaya dengan kabar yang dia dapatkan tapi setelah Tante Vanny sendiri yang mengiyakan kabar tersebut, mau tak mau dia harus mempercayainya. Rasanya baru kemarin dia berpamitan ketika auntie Adara menjemputnya agar ikut tinggal di Australia untuk bersekolah di tempat sang ibu dulu. Sekarang sudah lewat 7 tahun sejak hari itu, dan dia tidak akan lagi bisa melihat orang yang paling dia rindukan menyambutnya pulang. Tak akan ada lagi orang yang memeluknya, dan membisikan kata sayang ketika dia akan tidur. Sementara Naraya tenggelam dalam kesedihannya, seorang pria paruh baya terlihat tersenyum bahagia, sungguh pemandangan yang kontras di tempat yang sama dan waktu yang sama pula dua orang anak manusia berada di situasi hati  berbeda dan duduk berdampingan. Wajah bahagia pria itu luntur dalam sekejab berganti pada mode datar dan memilih untuk menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi pesawat. Pria itu membuka matanya beberapa menit kemudian, lalu melirik kearah Naraya karena terganggu dengan suara isakan kecil yang lolos dari bibir Naraya. Pria itu memandang Naraya secara seksama, entah dorongan darimana pria itu yang biasanya sangat cuek dengan sekitarnya merasakan perasaan berbeda ketika melihat gadis yang duduk disampingnya. Terbersit rasa sakit didasar hatinya ketika melihat air mata yang membasahi pipi gadis itu, apalagi mendengar isakan kecil gadis itu membuatnya merasa dia juga ikut merasakan rasa sakit yang sama. Perjalanan Australia-Indonesia yang mencapai 3,5 jam di habiskan Naraya untuk menangis, setelah peasawat mendarat dia langsung terburu-buru bangkit dari duduknya untuk segera keluar dari pesawat dan tidak menyadari jika kalung yang dia kenakan terjatuh. Dia tidak bisa memikirkan apapun saat ini, karena yang ada dalam pikirannya saat ini adalah segera sampai ke tempat tujuannya untuk melihat orang yang sangat dicintainya terakhir kalinya. Pria yang duduk disamping Naraya melihat benda berkilauan yang tak jauh dari kakinya dan membawanya. Terukir senyum manis di bibirnya ketika melihat benda yang dia temukan “kita akan berjumpa lagi AB…” gumamnya sambil memandang sebuah kalung dengan bandul inisial AB.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD