bc

Entangled Heart

book_age16+
761
FOLLOW
2.2K
READ
billionaire
possessive
arrogant
goodgirl
mafia
popstar
drama
bxg
city
crime
like
intro-logo
Blurb

Penyanyi yang digemari banyak orang, Mia Caroline, menjadi populer di dunia hiburan pada usia 15 tahun dengan dengan suara dan kecantikannya yang menarik perhatian banyak orang. Hidup dalam keluarga yang berpengaruh, tidak pernah sekalipun Mia tersandung skandal apapun sepanjang kariernya.

Sampai pertemuan tidak sengajanya dengan Victor beberapa tahun kemudian, akhirnya berujung pada skandal pertamanya sebagai seorang penyanyi sukses.

Victor, pemimpin organisasi mafia dengan kedok seorang pengusaha sukses sangat membenci orang yang menjual kehidupannya seperti para selebriti. Namun dihadapkan dengan Mia, Victor tanpa sadar malah terikat pada kehidupan Mia yang rumit dan penuh rahasia.

Trauma masa lalu, persaingan antar organisasi, ketenaran di mata publik. Ini kisah cinta dua insan yang tidak pernah merasakan cinta sebelumnya.

chap-preview
Free preview
1. Mia Caroline
Suara riuh penonton memenuhi stadion yang menjadi tempat konsernya kali ini. Seorang gadis berdiri sambil tersenyum lebar di tengah panggung besar, masih terengah-engah saat mata cerahnya menatap kilauan cahaya yang berkelap-kelip memenuhi seisi stadion. Sejak lagunya telah berhenti, suara sorakan yang memanggil namanya tidak juga surut ditelan oleh waktu. Gadis itu tersenyum lebar, saat mic yang dipasang di dekat mulutnya dia benahi agar suaranya dapat terdengar lebih jelas di antara lautan penonton yang bersemangat ini.   "Apakah kalian senang datang ke konser ini?" tanya gadis itu ceria. Suara riuh penonton membalas ucapannya dengan semangat, begitu ramai hingga gadis itu hanya bisa mendengar beberapa teriakan ekstrim seseorang mengucapkan kata 'senang' dari penonton di barisan paling depan.   Mendengar jawaban mereka, gadis itu tertawa kecil untuk mengekspresikan perasaan senangnya hari ini. Setelah melewati world tour selama beberapa bulan, dan akhirnya bisa menutup jadwal konsernya di negaranya sendiri dengan mengadakan konser di stadion paling besar, gadis itu tidak bisa lagi menahan ekspresi lega sekaligus bahagianya selama acara berlangsung. Banyak orang berusaha memujinya ketika dia tertawa. Gadis itu hanya membalasnya dengan candaan ringan, dan suara tawa terdengar bergema di stadion besar itu.   Hubungan antara idola dan penggemarnya tampak sangat harmonis di tempat itu. Gadis itu mengucapkan beberapa kata lagi, sampai staf yang berjaga di bawah memberinya tanda bahwa mereka harus segera menyelesaikan konser megah ini.   Gadis itu mengangguk tanda bahwa dia mengerti maksud dari staf khusus itu. Dia menatap lautan cahaya di hadapannya untuk sekali lagi. Penggemarnya, adalah orang-orang paling penting di hidupnya saat ini. Sebisa mungkin, gadis itu ingin mengingat setiap momen kebersamaan mereka dan memutarnya setiap waktu.   Perasaan bersyukur dan bahagianya, akhirnya bisa sampai pada orang-orang hanya dengan lagu dan suaranya.   "Terima kasih atas dukungan kalian selama konser ini berlangsung. Berkat kalian, konser ini bisa berjalan dengan baik dan aku benar-benar merasa sangat bahagia hari ini. Aku harap kita bisa selalu bersama, baik sekarang maupun seterusnya. Silahkan nikmati lagu terbaruku ini sebagai penutup acara kita hari ini, aku mencintai kalian."   Gadis tersebut tersenyum manis saat suara penonton yang riuh sedikit berkurang ketika musik yang menjadi lagu penutup konser terakhirnya mulai terputar di stadion. Gadis manis itu menutup matanya sebentar, dia menarik nafas panjang sebelum mulai menyanyikan lagu terbaru yang dia buat belum lama ini.   *****   "Kerja bagus Mia."   Begitu dia akhirnya bisa turun dari panggung, gadis manis itu, Mia langsung disambut oleh pria atletis yang segera menyerahkannya handuk sekaligus air minum untuk Mia teguk secara brutal karena rasa haus. Melihat keringat deras yang membasahi leher dan dahi Mia, pria itu menghela nafas panjang sebelum bergerak membantu Mia untuk menghapus keringat itu menggunakan handuk kecil yang sebelumnya dia berikan pada gadis itu. Mia akhirnya terdiam saat pria itu mulai membantunya. Gadis itu lebih memilih untuk duduk, karena tubuhnya masih terlalu lelah untuk sekedar berucap setelah dibuat bernyanyi dua jam penuh dengan segala koreografinya.   Di saat Mia tengah asik menikmati usapan lembut pria itu di kepalanya, seorang wanita berwajah cantik dengan setelan jas rapi berjalan cepat untuk menghampiri mereka. Pertama-tama dia mengangguk hormat pada pria yang tengah mengusap keringat Mia, sebelum akhirnya menatap Mia yang masih sedikit terengah ketika para staf mencoba membuatnya nyaman dengan mengipasinya di beberapa sisi.   "Mia, jika kamu telah selesai mengisi ulang nyawamu, segera lah datang ke aula stadion untuk menghadiri sesi tanda tangan dan foto bersama. Para penggemarmu bisa merobohkan stadion ini jika mereka dibiarkan terlalu lama berkeliaran di sekitar sini," canda wanita tersebut sambil menepuk pelan bahu Mia.   Mia mengangguk sambil tersenyum kecil untuk membalas ucapan wanita tersebut, membuat beberapa kru yang kebetulan melihatnya tanpa sadar ikut tersenyum seakan senyuman Mia memiliki efek menular.   "Terima kasih Kak Enzo. Pekerjaan Kakak sudah selesai? Padahal Kakak tidak perlu repot datang kesini jika pekerjaan Kakak memang banyak."   Mendengar celotehan Mia saat gadis manis itu akhirnya merasa lebih baik, Enzo, sebagai pria yang sejak tadi membantunya mengusap keringat akhirnya tersenyum kecil. Dia mencubit pipi Mia pelan, sebelum menatap wajah manis gadis itu dengan raut wajah lembut ketika gadis itu sedikit cemberut karena tindakannya.   "Ini konser terakhirmu di tahun ini bukan? Aku tentu saja harus datang untuk mendukungmu Mia. Kita akan pulang bersama setelah ini. Pastikan untuk tidak terlalu lelah di acara selanjutnya oke?" ujar Enzo. Mendengar ucapan itu Mia kembali tersenyum, dia mengapit lengan Enzo erat saat keduanya berjalan keluar untuk pergi ke ruangan khusus yang menjadi tempat berlangsungnya sesi tanda tangan dan foto bersama.   "Baik Kak. Oh ya, Kak Rose ada di mana Kak? Kakak tidak datang ke sini sendirian bukan?" tanya Mia penasaran. Enzo menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaan Mia, sementara kakinya berusaha untuk menyesuaikan langkahnya dengan kecepatan langkah Mia yang masih sedikit lelah.   "Dia sudah pulang Mia. Aku yang akan mengemudi hari ini. Tadi dia meminta ijinku untuk segera pulang karena tidak enak badan saat di kantor tadi."   "Ya ampun, Kak Rose sakit karena bekerja terlalu keras ya? Nanti kita harus menjenguknya Kak. Karena jadwal konserku, aku sudah lama tidak bertemu dengan Kak Rose. Aku merindukannya. Kak Lily yang selalu bersamaku pun, pasti merindukan kakaknya setelah tidak bertemu selama berbulan-bulan, Kak Enzo."   Enzo tersenyum saat dia mendengar celotehan panjang Mia. Tangannya terulur untuk membenahi rambut Mia yang sedikit keluar dari tempatnya. Mereka sempat berhenti berjalan, saat Enzo menatap dalam sepupunya itu.   "Kamu...... Tidak merindukanku?" tanya Enzo penuh harap. Matanya terus fokus pada Mia, sampai gadis itu akhirnya bergerak untuk memeluknya sebentar.   "Tentu saja aku paling merindukan Kak Enzo dari semua orang. Kak Enzo tidak bisa selalu mengikutiku ke negara yang menjadi tempat konser duniaku. Bagaimana bisa aku tidak merindukan Kakak di atas segalanya? Kedatangan Kakak hari ini ke konser terakhirku, benar-benar membuatku senang Kak."   Jika seseorang melihat kebersamaan keduanya, mereka mungkin bisa salah paham dengan menganggap bahwa Mia dan Enzo sebenarnya merupakan pasangan. Tapi semua staf yang bekerja di konser Mia untungnya mengenal Enzo. Meskipun terlihat aneh, keduanya hanya lah sepupu yang memang sangat dekat sejak Mia mulai tinggal dengan keluarga Enzo.   "Baiklah, aku sudah mengerti Mia...... Sekarang pergilah, aku akan menunggumu di ruang merokok sampai acaramu benar-benar selesai."   Mia mengangguk dan melepas pelukannya saat Enzo telah berkata demikian. Mia tersenyum sekali lagi sebelum gadis itu benar-benar pergi. "Baiklah," ucapnya sebelum beberapa staf yang melihat Mia belum juga datang segera menyusulnya dan membantu gadis itu untuk bersiap sebelum mereka akhirnya masuk kedalam ruangan yang telah disiapkan untuk acara selanjutnya.   *****   "Mia, aku ini fans beratmu! Kamu tahu, wajahmu yang imut itu cocok sekali dengan karakter suaramu yang lembut! Lagu-lagumu, aku sangat menyukai mereka semua!" ujar seorang penggemar wanita dengan ekspresi yang mengebu-ngebu. Keduanya saling berhadapan meja terdepan. Mia tersenyum dan mengangguk untuk menanggapi pujian itu. "Terima kasih banyak!" balas Mia sambil tersenyum manis. Tangannya terus bergerak untuk menandatangani beberapa barang yang dibawa oleh penggemarnya. Berfoto, lalu lanjut pada penggemar yang lain.   "Mia sayang! Aku cinta padamu melebihi diriku sendiri! Aku benar-benar memujamu di dalam hatiku!"   "Eehhh..... Cinta terbesar itu harus kalian berikan pada diri kalian sendiri. Tapi terima kasih, karena telah menyukaiku."   Kali ini giliran kumpulan remaja lelaki yang berteriak dari bangku tempat mereka harus menunggu giliran mereka. Mereka memang tidak diijinkan untuk mendekati Mia secara langsung, karena semua staf trauma akan insiden yang pernah menimpa artis idola mereka itu. Pernah sekali para penggemar membuat Mia terhimpit dan sesak nafas hanya karena mereka ingin berdiri lebih dekat dengan idola mereka saat sesi tanda tangan tengah berlangsung. Para penggemar itu melanggar jarak maksimal yang telah ditentukan, hingga Mia terpaksa malah dilarikan ke rumah sakit dan membatalkan acara tanda tangan karena para penggemar itu tanpa sadar malah membuat Mia kesulitan untuk bernafas dengan baik di tengah himpitan dan kekacauan itu.   Jadi untuk sekarang, demi idola kesayangan mereka, para penggemar rela hanya melihat Mia dari jarak yang telah ditentukan dan hanya maju saat giliran mereka berfoto dan menyerahkan barang untuk di tanda tangani telah tiba. Para penggemar lebih puas dengan ketertiban ini, dan yang paling penting, senyuman Mia sudah cukup untuk membuat mereka puas dengan pengaturan ini.   Ketika para penggemar melihat Mia terus tersenyum sepanjang acara, para penggemar sekali lagi mengangguk puas hanya dengan memandangi gadis berwajah cantik itu dari jarak tertentu. Tidak apa mereka tidak bisa terlalu dekat dengan gadis manis itu, selama mereka masih bisa melihat senyuman tulus yang dikeluarkan oleh idola mereka.   Pukul sebelas malam, akhirnya segala kegiatan bisa Mia selesaikan. Wajah gadis itu mulai terlihat lelah, saat kakinya melangkah pelan ke arah ruangan merokok untuk menemui Enzo yang berjanji untuk pulang bersama dengannya.   "Kak Enzo....... Ayo kita pulang."   Enzo segera bangkit dari tempatnya duduk dan bergerak untuk memeluk Mia ketika gadis itu masuk ke ruang merokok dengan wajah lelah yang dibalut senyum kecil. Ketika Mia akhirnya merasakan pelukan yang akrab, Mia akhirnya merasa rileks dan sepenuhnya menyerahkan diri untuk bersandar pada tubuh Enzo. Keduanya hanya diam, sampai Enzo bergerak untuk melepaskan pelukan itu dan menatap wajah Mia dengan senyuman kecil   "Baiklah, kita akan pulang sekarang juga. Aku akan meminta seseorang untuk memasakanmu air hangat dan makanan yang sehat begitu kita pulang ke rumah. Aku juga sudah memberitahu Lily untuk membebaskan jadwalmu selama beberapa hari. Tolong tahan rasa lelahmu sampai kita tiba di mobil. Begitu kita sampai di rumah, kamu bisa beristirahat sebanyak apapun Mia."   Enzo mengusap pelan rambut Mia yang lembut seperti kapas ketika gadis itu terlihat kesulitan untuk tetap membuka mata lelahnya. Mendengar ucapan Enzo, Mia sekali lagi mengangguk saat kakinya melangkah lelah untuk keluar dari ruangan itu dan menuju tempat Enzo memarkir mobilnya. Mereka beberapa kali disapa oleh staf yang kebetulan lewat, sampai Mia dan Enzo akhirnya tiba di lahan parkir luas yang mulai sepi karena waktu.   Saat Enzo mengamati bahwa cara berjalan Mia mulai sedikit sempoyongan, pria itu akhirnya menyerah dan memilih untuk menggendong Mia sampai mereka tiba di depan mobil. Terus berlatih keras selama beberapa bulan ini pasti membuat energi Mia benar-benar habis. Enzo tidak ingin memaksa Mia berjalan lagi. Dan karena lelah, Mia juga tidak protes apa-apa saat Enzo menggendongnya dan menurunkannya saat pria itu membuka pintu agar dia bisa masuk kedalam mobil.   "Tidurlah, aku juga bisa menggendongmu ketika kita telah sampai nanti."   Melihat Mia sekali lagi kesulitan untuk menahan lelahnya, Enzo memberitahu Mia sambil mulai menyalakan mobil. Mendengarnya, Mia akhirnya mengangguk lemah. Tubuhnya mulai dia sandarkan pada kursi mobil yang empuk, sebelum matanya perlahan menutup juga.   Begitu mereka akhirnya sampai, Enzo sekali lagi menggendong Mia yang tertidur dengan hati-hati agar tidak membangunkan gadis manis itu. Pria itu memasuki lift dari tempat parkir bawah tanah gedung apartennya, bersusah payah untuk menekan tombol lantai penthousenya di lantai khusus sampai mereka akhirnya tiba di lantai yang dituju. Di lantai itu, hanya Enzo beserta anak buahnya yang bisa menempati lantai itu. Seseorang segera membantunya untuk membuka pintu ketika mereka melihat Enzo telah pulang, sementara Enzo segera masuk ke kamar berpintu biru muda untuk menidurkan gadis manis itu di kasur besar milik Mia sendiri.   Untuk sekarang, Enzo akan berbaik hati dan membiarkan Mia tidur dengan nyenyak setelah dengan sabar dia menutupi tubuh gadis manis itu dengan selimut hangatnya.   *****   "Pagi Mia. Atau, haruskan kusapa siang?" tanya Enzo begitu mendapati Mia keluar dari kamar dengan wajah khas bangun tidurnya.   Wajah itu tidak jelek, malah terlihat jauh lebih menggemaskan dengan mata bulat gadis itu yang masih terlihat mengantuk. Buku mata panjangnya terkulai ke bawah, saat kelopaknya sedikit bergetar karena Mia berusaha membuat dirinya tetap terjaga walaupun lelah.   "Pagi Kak Enzo.... Kakak akan pergi hari ini?" tanya Mia yang masih setengah mengantuk. Matanya menatap lelah Enzo yang telah rapi dengan jasnya sementara tangan Mia ditelungkupkan di meja makan sebelum kepalanya menyusul untuk mencari posisi yang nyaman sekali lagi.   "Ya, ada yang perlu kutangani sendiri hari ini. Kamu sarapan dulu, aku hanya akan pergi setelah kau selesai memakan sarapanmu Mia," ujar Enzo sambil menyodorkan sereal hangat di depan gadis itu.   Melihat keberadaan sereal itu membuat Mia mengerang kecil, melakukan gerakan peregangan sebelum merengut kecil namun mulai memakan serealnya dengan patuh. Sejak kecelakaan yang menimpanya, Mia memang memiliki sedikit masalah dengan nafsu makannya. Dia jarang merasa lapar, sehingga Enzo harus memastikan gadis itu makan dengan matanya sendiri setiap harinya.   Enzo duduk di depan Mia, menyeruput kopinya dalam diam sebari mengamati sepupu manisnya yang memakan sereal dengan wajah sedikit mengantuk dan berantakan.   "Istirahatlah untuk hari ini Mia. Kamu terlihat lelah sekali setelah menyelesaikan world tourmu itu. Jika kau lapar panggil lah seseorang untuk membawakanmu makanan. Ingat, jangan makan makanan beku untuk sementara waktu. Kamu bisa sakit tenggorokan setelahnya," peringat Enzo tegas.   Mia membalas perkataan Enzo dengan mengangguk pelan. Dirinya bahkan tidak bergerak sedikit pun dari meja makan setelah Enzo mulai bersiap saat makanannya telah habis. Seseorang masuk saat Enzo memanggilnya, seorang perempuan paruh baya untuk membereskan sisa sarapan keduanya.   "Aku pergi dulu Mia. Tolong jangan ke mana-mana untuk hari ini," ujar Enzo sebelum suara pintu dibuka dan ditutup kembali didengar oleh Mia yang masih menelungkup di meja makan dengan malas.   Matanya yang hampir tertutup tiba-tiba saja kembali terbuka ketika semuanya telah keluar dari penthouse tersebut. Kepalanya perlahan terangkat, sementara kaki rampingnya ia arahkan pada pintu yang tertutup setelah perempuan istri bawahan Enzo keluar sebelumnya.   "Bagus, mereka akan mengantar Kak Enzo keluar untuk lima belas menit. Maaf Kak, tapi aku benar-benar harus keluar saat ini," gumamnya pelan, sebelum akhirnya dia berbalik dan masuk ke kamarnya sendiri dengan tergesa-gesa.   Dengan perlengkapan yang pernah dia pelajari sebelumnya, Mia mencoba keluar dan menikmati waktu miliknya sendiri saat Enzo tengah pergi untuk bekerja. To be continued

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

HYPER!

read
558.8K
bc

Pinky Dearest (COMPLETED) 21++

read
285.7K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

HOT NIGHT

read
606.9K
bc

Sexy game with the boss

read
1.1M
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook