“Sayang, aku tidak sanggup kalau harus merindu kamu...” ucap Naya yang saat ini berada di pelukan Steve, setelah tadi pria itu menggendongnya, memindahkannya ke atas ranjang, karena kelelahan.
“Hmm, kamu harus sanggup, meskipun aku tahu itu akan berat. Sama juga dengan diriku, yang harus menahan segenap hasrat kepadamu, terlebih saat kita berjauhan nanti,” sahut Steve.
Keduanya pun saling memandang dan berpagut.
“Ya, aku tidak yakin akan kuat. Terlebih kamu yang membuatku gila, Steve...” ujar Naya sambil mengusap-usap d**a bidang pria yang biasa ia panggil daddy.
“Percayalah bahwa seluruh kegilaan ku hanya untukmu, Sayang,” tutur Steve sambil mengelus-elus bahu Kanaya.
“Hmm.. iya, aku akan memegang kata-kata kamu. Sayang,”
Kanaya perlahan memejamkan mata, seluruh tubuhnya lemas setel
