BAB 6 : Bertemu Hantu

1135 Words
Berbicara tentang hantu, dia tidak percaya pada awalnya sampai ada satu hantu yang menanyakan keadannya dan dengan polosnya Keira menjawab. Dan membuat hantu itu kini terus menerus mengikutinya. Keira sendiri mencoba mengabaikannya. Tapi hantu itu terus mengikutinya dari sekolah sampai ke tempat dimana Keira bisa berteriak. “Udah deh cukup ngikutin gue, lo mau apa?” Sahutnya. Ketika dia berbalik. Tidak ada siapa – siapa di belakangnya. Kemudian dia benar – benar bernapas lega. Dimana dirinya mungkin saja terlepas dari hantu yang dengan ngeyelnya itu mengikuti dirinya kemana pun Keira pergi termasuk ke kamar mandi. Keira sudah benar – benar tenang sampai dia berbalik dan kemudian dia langsung berteriak secara refleks karena dirinya benar – benar kaget melihat wajah yang etpat sekali ada di depannya. Lalu wajah itu tertawa dengan sangat renyah, “gue udah tau kalo lo bisa lihat gue dan temen – temen gue yang lainnya.” Kata hantu itu. Keira pada awalnya memang tidak mengetahui jika dia adalah hantu sampai dia melihat dengan matanya bahwa orang yang di lihatnya itu seperti orang biasa itu bisa menembus dinding dan itu mengartikan jika dia yang Keira lihat adalah hantu. Keira berdecak, “gue bisa lihat tapi plis, jangan sampai yang lain juga tahu kalo gue bisa lihat hal – hal atau bahkan orang – orang kayak lo.” Kata Keira pasrah. Dia benar – benar sudah tidak bisa menghindar lagi. Dimana dia bisa pasrah dengan keadannya yang memungkinkan jika dia berkenalan dengan satu hantu, kemugkinan hantu lainnya juga menginginkan hal yang sama. Kapan lagi, ‘mereka’ bisa berbicara dengan manusia. Keira benar – benar sudah pasrah melihat hantu dengan baju sekolah itu tertawa terbahak – bahak masih menertawai paa yang sudah terjadi kepadanya. Lalu, dia berhenti ketika melihat Keira yang duduk di bangku belakang sekolah yang sudah tidak terpakai. Sekolahnnya waktu itu sedang ada rapat guru. Olive juga mendadak pulang karena dia sedang dating bulan dan tembus ke rok sekolahnya. Jadi, dia tidak punya teman lagi. Dia bahkan tidak ingin merasakan kesendirian itu di tengah orang – orang yang dengan ebbasnya melakukan bal – hal di dalam kelas dengan teman – temannya. Jika bertanya kenapa seorang Keira tidak mempunyai teman lain selain Olive, jawabannya hanya satu. Perilaku yang ada di kehidupan Keira tidaklah seindah itu. Keira kerap sekali memandang rendah orang – orang dengan golongan di bawahnya. Ekonimi yang tidak serata dengan Keira mungkin di anggap tidak berguna di kehidupan Keira. Bahkan Keira benar – benar memperlakukan orang – orang seprti itu layaknya pembantu. Dan banyak juga perilaku yang kebanyakan orang tidak di sukai dari seorang Keira. Sehingga, Keira benar – benar tidak di sukai banyak orang di sekolahnya. “Orang – orang kayak gue?” Kata hantu itu. Keira mengangguk pelan, “iya, orang – orang kayak lo.” Kata Keira lagi. “Emang orang – orang kayak gue kenapa?” Kata hantu itu, “apa lo juga akan seperti mereka yang bahkan mengabaikan keberadaan gue di dunia ini?” Sahut hantu itu dengan sangat tidak ramah. Keira sekarang di landa kebingungan. Ada apa dengan hantu ini? Bukankah di sini posisinya Keira yang sepatutnya marah kepadanya karena oleh dirinya Keira terjebak di belakang sekolah. Mungkin jika ada orang yang melihat Keira di sini, Keira akan di anggap gi*la karena berbicara dengan hantu atau bahkan mereka tidak bisa melihat hantu. Dan menganggap Keira tidak waras. “Lo itu bukan udah ga di anggap sama orang – orang di sini, tapi emang lo udah ga bisa di lihat oleh orang – orang kayak gue.” Kata Keira menjelaskan apa yang sudah terjadi hari ini. Sekarang hantu itu tampak tidak mengerti dengan apa yang Keira ucapkan. Dirinya benar – benar tidak bisa mengerti. Keira membuatnya bingung, bahkan setelah bisa bebicara dengan orang yang kini ada di depannya, hantu itu masih saja di buat bingung. “Gue ga paham maksud lo.” Kata hantu itu. Kali ini, Keira berdecak sebal kemudian tangannya melipat di dadanya, “lo itu udah jadi hantu.” Kata Keira dengan secara langsung. To the point dan dengan sangat jelas mengatakan bahwa dia benar – benar hantu. Hantu itu diam dan tidak lama lagi dia benar – benar tertawa, “lo bercanda?” tanya orang itu, “gue? Hantu? Lo pikir gue bisa di bohongin sama orang kayak lo?” Tanya hantu itu lagi. Keira terkekeh kemudian menggeleng, “gue rasa lo belum sadar kalo lo itu udah mati.” Kata Kiera lagi. Dengan sifat dan sikapnya yang mugkin bisa di katakana tidak baik, Keira tidak pandang bulu untuk melakukan hal yang ia tidak sukai kepada orang – orang di sekitarnya. Walau pun di depannya sekarang adalah hantu, dengan sangat angkuh dia menjelaskan bahwa dirinya lah yang sudah mengetahui dan menyadarkan hantu itu jika dia sudah menjadi hantu sekarang. Keira juga menambahkan, “lo mati dimana? Lo inget ga terakhir kali ngomong dan ngajak ngobrol orang kayak gue?” tanya Keira lagi. Hantu itu yang tadinya tertawa kini terdiam. Dia benar – benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dia tidak tahu bahwa dirinya mungkin sedang di bercandai oleh Keira atua bahkan Keira mengatakan yang sebenarnya. Kini, hantu itu mulai berpikir. Dia mengingat – ngingat apa yang sudah terjadi. Dan bagaimana dirinya bisa sampai seperti ini. Dan tentu saja apa yang Keira bicarakan kini terpikirkan oleh hantu itu. Kapan terakhir kali hantu itu berbicara dengan orang yang seperti Keira? Hantu itu benar – benar memikirkannya. Dimana dirinya benar – benar tidak ingat kapan terakhir kali dirinya mengobrol. Dia benar – benar tidak mengerti dan tidak sanggup untuk berpikir lagi. “Kapan terakhir lo bisa di sapa oleh orang kayak gue?” Kata Keira lagi. Tentu saja itu membuat hantu itu benar – benar kebingungan. Di satu sisi, dia sangat tidak bisa mengobrol dengan orang – orang di sekolahnya. Dia juga pulang ke rumah dengan sendirian. Tidak ada siapa – siapa di sana. Dia benar – benar seperti di tinggalkan oleh orang – orang. “Gue, gue ga inget apa pun.” Kata hantu itu. “Baiklah, gue udah ngasih kesempatan ke lo buat berpikir. Tolonbg pikirin lagi. Kapan terakhir kali lo makan enak dan juga kapan terakhir kali lo mandi?” tanya Keira lagi. Kemudian hantu itu dengan sangat tegas menjawab, “gue mandi, gue sikat gigi bahkan gue masih buang air kecil dan besar di rumah gue.” Katanya dengan sangat tegas, “gue juga makan dan minum seperti biasa, dan gue bisa buka pintu rumah gue dengan apa adanya.” Sahutnya lagi. Yang di lakukan Keira sekarang adalah meleparkan ponselnya ke arah hantu itu. Hantu itu menangkap ponsel dengan sangat baik. Ponsel itu ada di tangannya kemudian di memeprlihatkan ke arah Keira bahwa dirinya bisa menangkap ponsel itu. Kemudian Keira beranjak dari kursinya dan berjalan ke arah hantu itu. “Ini ponsel gue.” Katanya mengambil ponselnya yang tergeletak di tanah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD