BAB 5: Takut

1060 Words
Olive mendadak ngeri mendengar cerita dari Keira. Dia benar - benar tidak menyangka bahwa Keira mengalami hal itu. Bahkan untuk waktu yang alam, Keira mungkin tidak akan bisa tahan dan tidak akan kuat jika ketika melihatnya saja kelakuan tu se*tan sudah begitu. Keira juga mengatakan bahwa dia benar – benar tidak menyangka. Malahan dia bisa saja ga tidur semalaman karena memikirkan hal apa lagi tang mungkin akan di lakukan hantu – hantu yang ada di rumahnya. Bahkan Keira kerap sekali lupa dan tidak menyangka bagaimana bentukan mereka yang asli. Dimana biasanya Keira hanya melihat mereka sebagai orang seperti pada umumnya. Karena Keira yang nota bendenya menjadi cuek terhadap lingkungannya sejak dulu, Keira juga merasa aneh dnegan diri ya sendiri. Dia jadi lebih memedulikan lingkungannya. Dimana Keira terus menerus menatap dan menyisir seluruh lingkungannya. Biasanya juga dia tidak pernah seperti itu Keira bahkan tidak menyukai lingkungan hidupnya. Apalagi jika Keira di bandingkan atau di suruh menceritakan tentang kehidupan di keluarganya. Yang ada Keira tidak bisa menceritakan yang baiknya, dia akan mengeluarkan seluruh emosinya di dalam cerita itu. Tenti saja dengan hal apa – apa saja yang tidak ia sukai di kehidupannya. “tapi lo pernah ngajakin mereka bicara, Kei?* Tanya Olive kepada Keira yang sekarang sedang ada di kantin. Mereka sibuk mengobrolkan hal yang menurut Keira ini adalah hal penting di kehidupannya. Dimana Keira yang masih berusaha melihat apa yang di hadapannya ini adalah hantu atau bukan. Keira bahkan sibuk membedakan hantu dan bukan. Keira yang sibuk membandingkan dan memikirkan bagaimana cara membedakan antara hantu dan manusia. Terkadang mereka sama. Mereka menjalani kehidupannya sebagai manusia dan mereka bertingkah laku juga seperti manusia pada umumnya. Dan itu membuat Keira pusing seketika. Keira menggeleng, “gue ga pernah mau dan ga akan pernah mengajak mereka bicara.” Kata Keira. “gue ga sudi dan juga ga mungkin juga gue harus mengajak mereka ngomong kalo mereka masih bertingkah laku aneh.” Kata Keira. “iya sih. Yang ada serem juga. Mana bisa di ajak ngomong.” Kata Olive. Keira mengangguki apa yang dikatakan oleh Olive. Dimana tentu aja, bagaimana mau di ajak bicara jika mereka berwujud menyeramkan dan bahkan ada yang tidak punya mulut. Tentu saja Keira pernah menemukannya. Dan itu adalah yang terseram yang pernah Keira temui. “Tapi, lo ga penasaran kenapa lo jadi bisa liat begituan? Kan selama ini lo cuek – cuek aja sama hal begituan.” Kata Olive. Sebenarnya, Keira juga merasa penasaran kenapa juga matanya bisa melihat hal yang seperti ini padahal sebelumnya tidak bisa. Keira juga tidak tahu kenapa dia bisa memiliki kekuatan super itu. Bahkan Keira ingin menukarkan lagi matanya jika bisa. Kekuatan super ini adalah hal yang tidak di inginkan sebenarnya, Keira juga sebenarnya tidak ingin untuk mendapatkan ini. Untuk Keira ini adalah kutukan. Dan kutukan itu seharusnya di hilangkan dari dunianya. Jika Keira bisa memilih, dia akan memilih untuk tidak bisa melihat dari pada harus bisa melihat dan penglihatannya menjadi senjata untuknya. Senjata yang bahkan menurutnya tidak terlalu tajam. Malahan senjata yang ia punya adalah senjata yang makan tuan. Dimana itu bukan menyakiti musuh tapi lebih memilih menyakiti dirinya sendiri. Tapi sayangnya Keira tidak bisa memilih. * * * * * * * * * * * * * * * * * Keira selesai mandi. Dia benar – benar harus memejamkan mata setelah mandi. Dia tadi mandi bertemu dengan hantu yang hanya melihatnya. Dimana dia malah diam menatap Keira. Sebenarnya risi tapi mau gimana lagi. Ada buku yang pernah Keira baca dimana Keira menemukan kata yang menurutnya bagus. Dimana Keira mencoba untuk menuruti perkataan buku itu. Bukan buku sih lebih tepatnya cover buku. “Jika kamu indigo dan tidak mau ada hantu yang mengikutimu, maka jadilah untuk berpura – pura tidak melihat mereka.” Itu adalah kata – kata yang menurut Keira tidak berguna ketika matanya masih normal. Namun untuk sekarang itu sangat berguna. Dimana Keira memilih untuk mengabaikan segala macam. Gangguan. berpura – pura untuk tiada melihatnya dan membiarkan mereka pergi dnegan sendirinya. Tapi kadang – kadang Keira juga menemukan hantu yang bahkan lebih menyebalkan dari manusia. Dimana Keira sendiri di buat kaget karena mereka tiba – tiba muncul di hadapan seorang Keira. Keira bahkan dmehan wajah datarnya menanggapi mereka yang mengatakan bahwa Keira bisa mephat mereka. Keira tentu saja mengabaikan hal itu. Namun, tetap daja Keira kesulitan mengendalikan elpresinya ketika ia merasa kaget. Perbuatan hantu -, hanya di rumahnya sangatlah menyebalkan. Bahkan Keira baru saja mengetahui bahwa di rumahnya tidak aman dari hantu. Ada lebih dari lima hantu di dalam rumahnya yang mana hantu – hantu itu sepertinya sudah tahu bahwa Keira bisa melihat mereka. Selanjutnya, Keira duduk di bangku meja riasnya dan menggunakan beberapa produk di wajahnya. Lalu setelah selesai dandan wajahnya, Keira menyisir rambutany. Tidak sadar di belakangnya, ada yang mengikuti semua gerakan Keira. ‘sialaaaaan kan jadi takut gue.” Kata Keira di dalam hatinya. Tentu daja Keira tidak berani mengatakan itu. Yang ada mereka yang punya telinga bisa mendengarnya dan mulai menakut – nskuti Keira. Bahkan, jika Keira bisa berkomunikasi fnegannya, Keira yidka ingin berurusan dnegan mereka. Tenti saja, untuk apa juga barusan dengan hantu yang bahkan entah kenapa bisa ada di sini dan tinggal di sini. Untuk menanyakan alasan itu saja Keira tidak berani. Takut kalau dia nanti malah kecanduan mengobrol dengan mereka dan di bilang aneh oleh orang – orang di sekitar Keira. . “Halo, Liv.” Kata Keira yang memang sudah menghubungi Olive terlebih dahulu. “kenapa Kei?” tanya Olive di seberang sana. . Sebenarnya, Olive adalah pengalih perhatiannya. Dimana Olive mungkin bida menjadi pendengar setia. “begini Liv, gue mau curhat dong. Di sini rame banget soalnya.” Kata Keira. Mungkin saja Olive tidak mengerti apa yang sedang Keira bicarakan. Namun, dengan tegas, Olive mengambil jalan tengah. Unrum tetap temani Keira walaupun dia sendiri sudah mengantuk malam itu. Keira bicara dengan ke sana dan ke sini bahkan entah apa yang sudah di bicarakan oleh Keira. Dia sudah mengantuk dan memilih untuk tertidur. .. “Ya udah liv, gue tidur duluan ya.” Kata Keira yang tidak mendengar sahutan dari seberang sejak datu setengah jam yang lalu. Tentu saja Keira mengetahui bahwa Olive sudah tidur lebih dulu. Setidaknya, dia tidak fokus lada hantu – hantu di kamarnya. Dia bisa fokus kepada Olive dan cerita yang ke sana dan ke sini. “selamat tidue, Keira. Semoga mimpi indah.” Sahutnya untuk diri sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD