bc

suami sementara

book_age18+
45
FOLLOW
1K
READ
humorous
like
intro-logo
Blurb

Shia Tang terlahir sebagai gadis yang berparas bagai seorang Dewi , dia tumbuh sebagai seseorang yang pendiam dan suka bermain piano. Dikucilkan dan dijeblokan ke rumah sakit jiwa oleh keluarganya sendiri, tiba-tiba Presdir keluarga Tang mengatakan bahwa Shia Tang akan menikah dengan putra tertua keluarga Li. seorang gadis seperti Shia Tang pasti berharap pernikahan adalah suatu moment sekali seumur hidup. Tapi bagaimana jika orang di nikahinya itu adalah seseorang yang tidak dikenalinya .... kehidupan Shia Tang yang begitu tenang kini di buat berantakan , satu-persatu peristiwa kelam yang ditutupi rapat oleh keluarganya mulai terungkap. mampukah Shia Tang mempertahankan pernikahannya...?

chap-preview
Free preview
1 Orang Yang Kamu Nikahi adalah Putra Tertua Keluarga Li
Pada malam hari di kediaman keluarga Tang, di dalam sebuah taman mansion, terdengar suara alunan lagu Nocturnes karya musikus Chopin dari sebuah piano yang sangat merdu. "Nona, tuan Tang menyuruh Anda masuk kedalam." perintah tersebut membuat suara piano yang merdu tiba- tiba berhenti menngagetkan seorang gadis yang duduk di depan piano dan perlahan membalikkan badannya menuju sumber suara tersebut. Gadis itu memiliki wajah seperti malaikat. Ia mengenakan gaun bermotif bunga yang berwarna terang dan memiliki sepasang mata hitam berkilau, terlihat takut untuk melihat orang yang datang menghampirinya. "Paman memanggilku? Ada perlu apa?", tangannya yang putih dan berjari lentik meremas roknya diam-diam. ketegangan yang dirasakannya bener-bener terlihat dengan jelas. Nama gadis itu adalah Shia Tang. Putri ketiga dari keluarga Tang. Ia menghabiskan waktu lima tahun di rumah sakit jiwa dan baru kembali lagi ke kediaman keluarga besar ini ketika menginjak usia 13 tahun. Ia tidak suka berbicara dengan banyak orang. begitupun dengan orang-orang di kediamannya keluarga Tang, mereka juga terlihat enggan dan bener-bener berusaha untuk menghindarinya. Mereka bahkan menganggap Shia Tang tidak pernah ada disana. Tetapi, pamannya, pria yang mengendalikan nasib semua anggota keluarga Tang, justru ingin menemuinya sekarang. Ada apa sebenernya? Di dalam hati, Shia Tang bertanya-tanya. Kepala pelayan yang mengantar Shia Tang sama sekali tidak menjawab pertanyaannya dan hanya menyuruh untuk mengikutinya tanpa banyak bicara. Shia Tang pun merasa sangat gelisa. bagaimana bisa orang yang sengaja dilupakan oleh keluarganya sendiri tiba-tiba diingat? Mana mungkin aku tidak merasa takut? Shia Tang lalu mengikuti pengurus rumah tersebut melewati villa-villa kecil yang berjajar di sepanjang jalan menuju villa utama. Sebenarnya, villa utama adalah rumah yang ditinggali oleh presiden direktur yang sekarang tengah memimpin keluarga Tang. Paman tidak tinggal disini, tapi semua hal-hal penting akan dibahas di villa utama ini. Shia Tang sangat jarang keluar dari tempat tinggalnya, apalagi sampai pergi ke villa utama. Shia Tang kemudian masuk ke dalam villa utama. Setelah dipersilahkan, ia kemudian duduk di dalam ruangan tersebut. Di hadapannya, kini tengah duduk Robert Tang, salah satu pamannya. Walau tampak seperti tidak punya kewenangan apapun, sebenarnya Robert Tang memiliki kekuatan untuk mengendalikan nasib para anggota Keluarga Tang yang lain. Baik itu mereka yang lebih tua, maupun yang lebih muda darinya. Semua berada di bawah kekuasaannya. Jangan tanya kenapa. Karena yang Shia Tang tahu, Robert Tang sudah memiliki posisi seperti sekarang setelah ia kembali ke keluarga Tang. "Shia, hari ini aku memanggilmu kemari karena aku ingin membahas tentang pernikahan." Robert Tang memulai percakapan dengan Shia Tang. Di dalam ruangan yang biasanya digunakan untuk acara minum teh bersama dengan para keluarga disana. Pria tampan yang kini sedang memeluk seekor kucing hitam kecil itu, langsung menuju pada topik pembicaraan. Shia Tang tersentak, lalu mendongak dan melihatnya dengan takut-takut, tanpa mengeluarkan suara apapun. "Ayahmu memanfaatkan keluarga Tang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan. Lalu itu semua berdampak buruk pada nama besar dan reputasi keluarga Tang." Setelah berbicara sampai disini, pandangan pria itu menyusuri gadis yang kini menggenggam roknya lebih erat. "Aku sudah membicarakannya dengan keluarga Li. Asalkan kamu menikah dengan salah satu putra keluarga Li, aku bisa melupakan apa yang telah dilakukan oleh ayahmu." Ujung jemari Shia Tang menggenggam roknya semakin erat. Wajahnya yang mungil cantik dan putih tampak ketakutan. Bibir merah mudanya bergetar dan sepasang matanya yang polos terlihat cukup tegang. "Orang yang akan kamu nikahi adalah putra tertua keluarga Li." Ucap Robert Tang, seolah-olah menebak apa yang ada dalam benak Shia Tang. Putra tertua keluarga Li?, Shia hanya bisa berkata dalam hati dan tetap terdiam. Meskipun hampir tidak pernah keluar dari taman musim gugur, tapi Shia Tang juga pernah mendengar satu dua hal terkait dengan ketiga anak dari keluarga Li. Dari ketiga anak keluarga Li itu, hanya putra pertamanya lah yang memiliki sifat sangat tenang dan lembut, dibandingkan dengan dua saudaranya. Shia Tang menganggap bahwa dirinya cukup beruntung jika bisa menikah dengan putra tertua itu. "Aku, aku bersedia untuk menikah." Jawab Shia Tang, yang merasa bahwa tidak ada pilihan lain baginya. Seumur hidupnya, Shia Tang tidak pernah berani membayangkan bahwa ia bisa menjadi seorang perempuan yang akan menikah. Tiba-tiba, ia dijodohkan dan tidak siap untuk menghadapi apa yang menunggunya di masa depan nanti. ※ Bulan tampak seperti mata kail perak di langit. Sementara, di mansion keluarga Li yang megah, sedang terjadi sebuah pembicaraan serius disana. Terlihat dua orang, yaitu ayah dan anak sedang memperdebatkan sesuatu. "Ayah masih waras, kan? Bagaimana mungkin ayah berniat menikahkan aku dengan gadis gila seperti itu!!" tanya seorang pemuda dengan nada marah. "Shia Tang menderita penyakit jiwa saat masih anak-anak, tetapi itu dulu. Sekarang dia sudah sembuh." Orang yang dipanggil ayah pun menjelaskan kepada lawan bicaranya. "Gadis itu sudah memiliki riwayat penyakit jiwa ayah. Apa ayah tidak takut kalau sewaktu-waktu penyakitnya kambuh? Penyakit itu adalah penyakit keturunan! Jika ayah menginginkanku untuk menikahinya, lebih baik aku merelakan posisi presdir pada orang lain." Ia pun melanjutkan, "Meskipun aku juga ingin menduduki posisi itu, tapi jika ayah menyuruhku untuk tidur di ranjang yang sama dengan orang gila, memikirkannya saja sudah membuatku takut." Setelah mengumumkan kepada ketiga putranya, siapapun yang mau menikahi putri ketiga keluarga Tang, maka dia akan berhak menggantikannya sebagai presdir di keluarga Li. Namun hal tersebut, langsung ditentang oleh putra kedua dan putra bungsu Donny Li. Karena tidak ada pilihan lain, Donny Li hanya bisa berharap pada putra pertamanya yang kebetulan memiliki mental paling stabil diantara putra kedua dan putra bungsunya. Namun sayangnya, putra pertama yang selama ini tidak pernah mengecewakannya sekalipun, kali ini mengatakan hal yang sama dengan kedua putranya yang lain. "Ayah, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak bisa mempertaruhkan sisa hidupku." Tolak Wilson Li dengan tegas. "Kalian!!!" Donny Li pun merasa frustasi sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tawaran kompensasi dari keluarga Tang tidak dapat ditolaknya begitu saja. Apakah dia sendiri yang akan menikahi gadis itu? Tapi mana mungkin? Brak! Tiba-tiba, pintu didorong dengan keras dari luar. Sesaat, semuanya melihat ke arah sumber suara keras itu. Disana, terlihat seorang lelaki bertubuh tinggi sedang berjalan masuk. Ia memakai jas abu-abu dengan lengan baju yang sengaja digulung rapi. Setiap langkah kakinya terkesan mantap dan kuat. Suasana yang hening membuat langkah kakinya terdengar mengerikan. Pria yang baru datang itu tampak seperti iblis dari kegelapan. Momen suram itu seolah-olah bisa mengubah warna langit dan bumi menjadi lebih gelap. Setelah ia mendekat, Donny Li dan ketiga putranya akhirnya bisa melihat wajah pria itu dengan jelas dan ternyata ia adalah….. 2 foto pernikahan Kak... Kak Billy!" teriak ketiga anak Donny Li secara bersamaan. "Hai Paman, lama kita tidak berjumpa." Sapa orang yang dipanggil Billy ke Donny Li. Mendengar kata 'Paman', membuat Donny Li merasa takut dan gemetar. Ia berdiri sembari tersenyum, "Sudah cukup lama kita tidak bertemu. Aku kira penjaga keamanan keluarga Li tidak mengenalimu." "Ah, apakah yang Paman maksud segerombolan sampah yang ada di luar gerbang itu?" di sisi sebelah pintu gerbang yang terbuka lebar, sebenarnya telah berdiri delapan orang yang sudah terlatih. Mereka semua mengenakan jas berwarna abu-abu muda sama persis dan sekarang, semua penjaga keamanan keluarga Li kini sudah terkapar semua di tanah. Melihat itu semua, Donny Li pun bertanya dengan nada takut dan tidak percaya, "Sebenarnya, apa hubunganmu dengan 'Bayangan'?" Konon, 'Bayangan' adalah sebuah organisasi rahasia. Saat anggota mereka dipercayakan untuk menjalankan suatu tugas, kemudian jika tugas itu diterima oleh mereka, maka tugas tersebut tidak akan gagal. Baik di dunia bisnis, politik, dunia kriminal, maupun bukan. Serta, hal yang melibatkan kasus-kasus transnasional atau yang keluar dari batas-batas negara, semua itu mudah bagi mereka. "Kedatanganku kemari bukan untuk bertukar cerita-cerita lama dengan kalian. Aku sudah menyapa keluarga Tang sebelumnya dan akulah yang akan menikahi gadis dari keluarga tersebut! Besok, aku yang akan menggantikan posisi presdir keluarga Li!" setelah menyampaikan pengumuman tersebut, ia kemudian berbalik dan pergi begitu saja. "Tunggu sebentar! Persyaratan ini tidak berlaku bagi dirimu!" teriak Donny Li membuat langkah pria itu terhenti. Ekspresi dinginnya perlahan-lahan menghilang. Lalu, dari bibir tipis nan dingin itu keluar kata-kata, "Apa? Tidak berlaku? Delapan belas tahun yang lalu, keluarga Li menjualnya kepada keluarga Tang. Sekarang, aku akan menikahi seorang wanita dari keluarga Tang! Dan kalian tahu? 'Keluarga Li' hanyalah alat yang akan kugunakan untuk menghancurkan keluarga Tang. Setelah aku selesai membereskan keluarga Tang, giliran kalian akan tiba." Suaranya yang berat terdengar pelan, tapi berhasil membuat semua orang merinding. Kurang dari satu menit, pria yang baru datang itu pun pergi. Kalau bukan karena penjaga keamanan yang masih terkapar di luar gerbang, semua orang yang menyaksikannya mungkin akan mengira kalau itu semua hanya sebuah mimpi. Donny Li terkulai lemas di sofa. Pria yang dulunya masih anak serigala, sekarang telah menjadi serigala yang sangat mematikan. Ekspresinya dingin dan tatapan matanya suram. Ibarat Ashura dari neraka, seluruh tubuhnya penuh dengan amarah yang membuat orang lain bergidik. Donny Li sampai tidak bisa berkata-kata. "Ayah, kak Billy bilang kalau delapan belas tahun yang lalu, keluarga Li menjualnya kepada keluarga Tang, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Wilson Li dengan kebingungan. "Ini bukanlah hal yang seharusnya kalian tanyakan! Sekarang kita harus berusaha mencegah Billy mengambil posisi presdir 'Keluarga Li'!" teriak Donny Li dengan keras, lalu pergi meninggalkan ketiga putranya yang saling memandang. ※ Tiga hari kemudian, ketika bulan purnama di saat malam tiba. Kota A dikenal sebagai kota pantai terindah di dunia, dikelilingi oleh lampu-lampu romantis yang terangnya seperti siang hari. Sebuah pesta pernikahan besar-besaran akan diadakan di sini dan seluruh proses kegiatan pesta yang sudah direkam tersebut, akan disiarkan secara langsung ke seluruh dunia. Pada saat itu juga, ada banyak mobil mewah yang berdatangan tanpa henti. Tidak perlu diragukan lagi, ini adalah pernikahan yang paling sensasional di seluruh dunia. Tibalah waktu upacara pernikahan. Alunan lagu pernikahan mulai terdengar di tempat upacara yang romantis itu. Sesuai dengan tradisi, pengantin wanita akan memegang tangan ayahnya untuk memasuki pintu gerbang tempat upacara pernikahan dilaksanakan. Semua orang dikejutkan oleh kecantikan sang pengantin wanita. Wajahnya tampak begitu mungil dan polos, seperti peri yang baru saja turun ke bumi. Membuat orang yang melihat langsung jatuh hati padanya. Namun, pengantin wanita itu hanya berdiri di pintu gerbang untuk waktu yang cukup lama. Ia belum melihat pengantin pria yang datang menghampirinya untuk menggandeng tangannya, kemudian berjalan bersama di karpet merah. Semua itu terjadi karena pengantin pria tidak ada di tempat. Semua orang tahu bahwa pengantin pria belum datang, tetapi tidak ada yang memberitahu pengantin wanita. Mereka juga membiarkan pengantin wanita memasuki tempat upacara secepat mungkin dan bermaksud untuk mempermalukan pengantin wanita dan keluarganya. Mundur tidak mungkin, berjalan maju pun juga tidak bisa. Shia Tang, yang selalu takut untuk dilahirkan ke dunia ini, menggenggam buket bunga di tangannya dengan sangat erat. Gadis itu menunduk dan tidak berani menatap mata siapapun, karena ia pasti akan dicemooh dan ditertawakan. Tidak tampak adanya anggota keluarga Li yang menghadiri upacara pernikahan itu. Di keluarga Tang, ia tidak memiliki siapapun selain ayahnya yang harus bertanggung jawab untuk membawanya ke karpet merah. Sepuluh menit, dua puluh menit pun berlalu... Pengantin wanita semakin menunduk dan ayahnya berusaha meluruskan pinggang anak gadisnya dan memegangnya dengan kuat. Sampai hampir empat puluh menit berlalu, barulah entah siapa berteriak, "Pengantin pria telah datang!" membuat Shia Tang tidak bisa menahan untuk tidak menoleh ke belakang. Sosok itu muncul di pintu gereja. Tubuhnya yang tinggi dan tegap mengenakan pakaian formal. Tetapi wajahnya menunjukkan tatapan mata yang tajam, dingin, dan ekspresi yang suram. Ia terlihat membawa sebuah foto yang tergenggam di tangannya. Beberapa orang berdiri karena terkejut dan yang lainnya pun berseru. Dalam hitungan detik, suara bisik-bisik mulai memenuhi tempat. Kemudian, reaksi pertama Melvin Tang adalah merangkul putrinya lebih erat. Ia takut Shia Tang akan merasa tidak kuat dan kabur. "Bukan.. dia bukan..." Shia Tang bergumam ketakutan, bahkan riasan di wajahnya sekalipun tidak bisa menyembunyikan kepucatan di wajahnya. Pria itu bukan putra tertua dari keluarga Li, pikiran Shia Tang kacau. Dengan cepat, pria tersebut menghampiri Shia Tang dan berdiri di depannya. Udara dingin dari tubuh pria itu meluap ke Shia Tang, membuatnya merasa seolah-olah sedang berada di dalam ruang bawah tanah yang dipenuhi dengan es. Pengantin perempuannya sangat cantik. Inilah yang pertama kali dipikirkan oleh Billy Li ketika melihat Shia Tang. Meskipun Billy Li telah melihat fotonya di database pencarian online, namun nyatanya gadis itu lebih cantik. Wajahnya yang berbentuk seperti hati seukuran telapak tangan membuat kecantikannya tampak lembut dan polos, seperti berasal dari dunia lain. Apa lagi pada saat ini, mata berkaca-kaca gadis itu menatapnya dengan lugu dan takut-takut, seperti dewi yang telah melakukan kesalahan dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun, sifat yang lemah lembut serta wajah cantik dan menawan dari Shia Tang, tidak berpengaruh apa-apa bagi Billy Li. Sang pengantin pria menarik pengantin wanita mendekat. Sambil menunduk, ia mengatakan sesuatu dengan kejam. "Aku pernah berjanji padanya untuk menyaksikan kebahagiaanku!" Shia Tang gemetaran saat telapak tangan Billy Li yang besar tiba-tiba menggenggam pinggangnya yang ramping dan kakinya bahkan lemas saat melihat foto yang berada di tangan pria itu. Gadis di dalam foto itu, terlihat sedang tertawa dengan sangat bahagia. Tetapi, juga sangat mengerikan. "Pernikahan ini, sepertinya sudah bisa dimulai!" Billy Li memberitahu asistennya yang bertindak sebagai pendamping pria. Meskipun terkesan aneh dan tidak beres, tidak ada yang berani menentang pria itu. Karena aura pria tersebut membuat orang yang disekitarnya merasa sangat tertekan. Tidak ada yang berani menegurnya sama sekali. "Tunggu… tunggu sebentar!" Tanpa diduga dan dengan rasa takut, pengantin perempuan akhirnya berbicara. Suaranya serendah dengungan nyamuk, tetapi juga menohok hati orang-orang yang hadir. Semuanya terdiam, seakan menunggu kata selanjutnya yang akan diucapkan oleh pengantin perempuan tersebut.... 3 Nama ku Billy Li Pengantin pria tersebut menyipitkan matanya sembari menundukkan kepala dan memandang pengantin wanitanya. Tubuh Shia Tang semakin gemetar. Di sampingnya, Melvin Tang menatap anaknya dengan cemas. Gadis itu memilih untuk menatap pria yang satu kepala lebih tinggi darinya. Ia merasa harus mengumpulkan seluruh keberaniannya sebelum bisa menggerakkan diri untuk berkata, "Aku... aku akan menikahi putra tertua keluarga Li, bukan kamu!" dengan sisa keberanian, akhirnya Shia Tang mengungkapkan kebenaran yang seharusnya. "Ternyata, bahkan kamu tidak tahu siapa yang akan kamu nikahi?" Pengantin pria itu mengulurkan tangan dan mengangkat wajah Shia Tang. Dengan nada dingin, ia pun mengungkap identitasnya, "Namaku Billy Li, sepupu dari tiga bersaudara Wilson Li! Ingatlah nama ini, karena itu akan menjadi identitas yang tidak akan pernah bisa kamu singkirkan dalam hidupmu!" Shia Tang melangkah mundur karena ketakutan akan niat jahat yang terpampang jelas di wajah pria tersebut, itu semua seperti ramalan yang mengerikan. Shia Tang merasa seolah dirinya tenggelam ke dasar danau. Ia merasa seperti sebuah boneka yang sedang dipermainkan. Alunan musik pernikahan bergema. Pengantin pria dengan anggun menginjak karpet merah dan menggandeng pengantin wanitanya yang terlihat ketakutan seperti anak burung dengan tangan sebelah kirinya. Sementara tangan kanannya, memegang foto seorang gadis kecil. Upacara pernikahan pun berakhir dalam kekacauan. Ditemani dengan angin laut, pantai, dan ombak. Pesta pernikahan yang riuh berlangsung dengan gaya yang unik. Mereka berdua Shia Tang dan Billy Li, sama sekali tidak dapat melibatkan diri di dalamnya. Setelah melakukan upacara pernikahan, Billy Li memberikan Shia Tang ke pengiring pengantin pria, kemudian meninggalkannya dengan acuh tak acuh. Anehnya, Shia Tang justru diantar 'Pulang' oleh para pengiring pengantin pria. Disana, Shia Tang melihat bangunan yang akan menjadi rumahnya sekarang, jauh lebih besar dari mansion keluarga Tang. Tempat itu berada di atas gunung dan didominasi oleh bangunan yang megah. Dari mansion itu, terlihat pemandangan paling indah dari seluruh puncak gunung Xiang. Antara lain, pepohonan hijau, lautan biru, dan langit di kejauhan. Semua gerak gerik Shia Tang telah terpantau oleh kamera cctv sejak memasuki jalan gunung menuju mansion. Para penjaga keamanan melakukan tugas mereka dengan sangat ketat. Shia Tang duduk di kursi belakang mobil. Ia sudah mengganti gaun pengantinnya. Sekarang, ia mengenakan rok berbahan sifon dengan warna merah menyala dan memiliki motif acak-acakan. Ia melihat ke arah lampu jalanan yang dilewatinya melalui jendela mobil dengan meletakkan jari-jarinya di atas lutut. Terlihat jelas bahwa, gadis itu merasa gelisah dan kebingungan. Setelah itu mobil memasuki pintu gerbang besi yang diukir dan berhenti tepat di depan mansion bergaya Perancis. Kemudian, pintu mobil dibuka oleh seseorang dari luar. Shia Tang merapikan roknya dan turun dengan anggun. Pertama yang ia lihat di depan matanya adalah seorang wanita berusia sekitar empat puluh tahunan, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun. Shia Tang mengangguk dengan sopan kepada perempuan tersebut. Wanita itu menyapa Shia Tang dan memperkenalkan diri, "Nona Tang, saya adalah kepala pelayan Star Garden. Anda bisa memanggil saya saudari Liu. Untuk selanjutnya, anda akan tinggal di sini. Sekarang, saya akan mengantarkan anda untuk melihat-lihat mansion ini." Setelah selesai berbicara, ia menghampiri Shia Tang karena gadis itu hanya berdiri terpaku di tempat. Shia Tang penasaran, Kenapa wanita bernama Liu ini memanggilku 'Nona Tang', kenapa bukan 'Nyonya Muda'? "Tuan tidak mengumumkan pernikahannya kepada kami, jadi kami hanya bisa memanggil anda seperti ini." Saudari Liu menghentikan langkahnya dan berkata dengan dingin seolah mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh Shia Tang. Dengan kata lain, jika pria itu tidak mengumumkan pernikahannya dengan orang-orang yang ada di sini, maka mereka tidak akan memperlakukan Shia Tang sebagai nyonya muda. Status apa yang akan aku sandang di sini? Apakah akan ada tempat untukku? Setitik rasa getir memasuki hati Shia Tang, ia tidak pandai berbicara. Shia Tang hanya tersenyum pasrah dan menunduk, kemudian pergi mengikuti saudari Liu. Meskipun hari sudah malam, penerangan yang ada disana mempermudah Shia Tang untuk dapat memahami bentuk dan tata ruang tempat tinggal barunya ini. Tidak heran saudari Liu menyebut tempat ini sebagai Star Garden, karena mansion ini benar-benar tampak seperti sebuah istana. Selain bangunan utama, masih ada ruang tamu. Tiga mansion untuk tamu, sebuah lapangan golf pribadi dengan sembilan lubang, dan sebelas danau buatan. Ada juga taman bunga, halaman berumput, serta ayunan di belakang bangunan utama. Salah satu danau buatan disana, diatasnya terdapat sebuah jembatan gantung. Danau itu tetap tampak terang baik di siang saat di bawah sinar matahari maupun pada saat malam hari di bawah cahaya bulan. Segala sesuatu di istana ini tampaknya sudah dirancang untuk seorang anak perempuan, bahkan namanya pun seolah dibuat sama persis dengan suasana istana tersebut, yaitu 'Star Garden'. Shia Tang kemudian berpikir lagi, Apakah gadis itu? Gadis yang ada di dalam foto itu? Sebenarnya, pria macam apa yang telah aku nikahi…? 4 Untuk Selanjutnya, Kamu Tidur di sini Setelah berkeliling Star Garden, Shia Tang merasa sangat kelelahan karena sudah seharian memakai sepatu hak tinggi. Dari awal sampai akhir pertemuan, saudari Liu tidak mengucapkan sepatah kata pun, kecuali untuk mengatakan hal-hal yang perlu dijelaskan. Kemudian, saudari Liu mengantarkannya ke sebuah kamar yang luas di lantai dua dan berkata, "Setelah berkeliling seharian, Nona Tang pasti lelah. Silakan anda beristirahat." Selesai menjelaskan Ia lalu pergi tanpa mengucapkan apa-apa lagi. "Tunggu sebentar. Maaf... Di mana kamarku?" karena menurut Shia Tang setelah melihat suasana sekitar, kamar ini terkesan terlalu maskulin untuk ditinggali seorang perempuan. "Ini adalah kamar tuan Li. Masih haruskah saya menjelaskannya kepada Nona Tang?" saudari Liu menoleh ke belakang dengan ekspresi datar. Mendengar ini, wajah Shia Tang terasa panas. Ia pun mengangguk dengan canggung, "Maaf sudah merepotkanmu." Setelah saudari Liu pergi, Shia Tang mulai melihat-lihat sekeliling ruangan, tapi tidak berani menyentuh apapun. Shia Tang sama sekali tidak berpikir kalau pria itu ingin tidur seranjang dengannya. Ia berusaha melupakan pikirannya yang macam-macam, Lebih baik aku menunggu sampai pria itu tiba lalu bertanya, meskipun butuh keberanian untuk berbicara dengannya. Pada jam dua pagi, Billy Li masuk ke dalam kamarnya dan melihat seorang gadis dengan gaun sutra merah cerah sedang tertidur di atas kursi. Tangan putih lembutnya masih menggenggam roknya, bahkan ketika ia sudah tertidur lelap. Kalau dilihat secara psikologis, ini adalah ekspresi kurangnya rasa aman. Billy Li langsung mengabaikannya seolah-olah tidak ada orang di kamar itu. Ia melepas jas dan kemejanya, membuka kancing satu per satu, kemudian pergi ke kamar mandi dengan hanya mengenakan celana panjang. Suara air mengalir dari kamar mandi membuat Shia Tang terbangun. Kedua matanya terbuka dan bulu mata panjangnya bergetar ketakutan. Melihat pakaian yang bertumpuk di kursi, Shia Tang tahu bahwa pria itu sudah kembali. Seketika itu juga, ia merasa ragu dan gelisah. Ia pun berdiri dan merapikan roknya, dalam hati memikirkan apa yang akan ia katakan ketika Billy Li keluar nanti. Sepuluh menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka dan lelaki itu keluar dengan hanya mengenakan handuk. Ia menyisir rambutnya dan berjalan melewati Shia Tang seolah-olah tidak melihat gadis itu. Karena ini pertama kalinya melihat seorang pria bertelanjang d**a di hadapannya, Shia Tang segera menunduk. Ia baru berani menatap secara diam-diam saat Billy Li memunggunginya. Pria itu memiliki tubuh yang berotot. Kulitnya berwarna seperti perunggu dan ia memiliki bahu yang lebar. Setiap garis tubuhnya penuh dengan kekuatan dan keindahan. Terutama lengannya, tampak dua kali lebih besar daripada lengan Shia Tang. Tiba-tiba, terdengar suara yang dingin mengatakan "Apa kamu menunggu sampai ada yang mau memandikanmu?" Shia Tang menunduk dan menggigit bibir dengan bingung. "Aku sedang menunggumu kembali. Aku mau tanya… Di mana kamarku?" ia bertanya dengan keadaan takut. Entah itu ekspresinya, tatapan matanya, atau suaranya. Semua yang terkait dengan pria itu terkesan begitu dingin, seolah-olah dia telah dilahirkan tanpa perasaan. Karena Shia Tang jarang berurusan dengan orang yang tidak dikenal, jadi bagaimana mungkin dia tidak takut saat berhadapan dengannya! Dengan menyingkirkan handuk yang ada di kepalanya, Billy Li berjalan ke depan Shia untuk mengangkat wajahnya. "Kamu sepertinya masih belum tahu identitasmu?" Dengan tergagap, Shia Tang menjawab yang entah itu sebuah pernyataan atau pertanyaan dari Billy Li, "Aku.. aku pikir kamu tidak ingin berbagi ranjang denganku?" Meskipun wajah Billy Li tidak menunjukkan ekspresi, Shia Tang tahu bahwa pria itu tidak menyukainya. Di hadapannya, ia terlihat seperti seseorang yang begitu rendah. "Kalau begitu, kamu salah. Untuk selanjutnya, kamu akan tidur disini. Kamu hanya bisa tidur di tempat tidurku!" ucapnya dengan acuh tak acuh, lalu dengan dingin melepaskan Shia. "Jangan sampai aku menganggap kalau kamu bahkan tidak bisa menjaga dirimu sendiri!" Kata-kata itu terdengar seperti cibiran yang dipenuhi dengan rasa jijik. Meskipun dari kecil hingga dewasa Shia Tang sudah terbiasa dengan nada dan pandangan seperti itu, tapi hatinya terasa seolah terpelintir karena ia tahu pada nyatanya, pria ini adalah suaminya. Tanpa mengatakan apapun, Shia Tang lalu mengeluarkan baju tidurnya dari koper di pojok ruangan dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ketika keluar dari kamar mandi, ia melihat Billy Li bersandar di ranjang. Pria itu sedang menelepon, tampaknya panggilan itu adalah urusan pekerjaan. Ia memberikan setiap instruksi dengan serius dan singkat. Shia Tang melihat bentuk garis wajah yang jelas, bibir tipis, hidung mancung, dan mata elang yang tajam. Seluruh tubuhnya seperti penuh dengan jiwa yang ganas dan sombong. Setelah selesai berbicara di telepon, Billy Li meletakkan ponselnya di laci samping tempat tidur dan menatap kembali gadis di depannya dengan dingin.... 5.Apakah Ada Orang Yang Kamu Sukai? Rambut Shia Tang masih agak basah setelah selesai mandi. Biasanya, penampilan seorang wanita akan terlihat berbeda sebelum dan sesudah wanita tersebut memakai riasan. Namun, sepertinya Shia Tang tidak terlalu banyak berubah setelah riasannya hilang. Wajah mungilnya yang polos tampak putih nan lembut, sebening kristal dan sejernih permukaan air yang bening. Kamar yang bersih dan segar seperti penuh dengan wangi gadis yang baru selesai mandi itu. Tatapan mata Billy Li membuat Shia Tang merasa seolah-olah dirinya adalah seekor ulat kecil yang sedang ditatap oleh seekor elang. Ia pun merasakan sekujur tubuhnya menjadi beku. Tiba-tiba, Billy Li bertanya "Apa ada orang yang kamu sukai?" Shia Tang yang berdiri di ujung tempat tidur, menggeleng dengan gelisah. "Tidak ada." Billy Li melanjutkan dengan sedikit menggoda Shia Tang, "Berarti, kamu juga belum pernah merasakan aroma seorang pria?" Kata-kata Billy Li yang mengejek itu membuat Shia Tang merasa begitu malu hingga ia hanya bisa menggigit bibir. Kemudian, suasana pun menjadi sunyi... Billy Li masih menatapnya dengan tatapan dingin, seolah-olah pria itu adalah seekor elang yang sedang memikirkan bagaimana cara mencengkeram mangsanya. Butuh waktu lama baginya untuk membalikkan bingkai foto di sebelahnya, "Letakkan di atas meja!" Shia Tang mengambil bingkai foto di depannya. Begitu melihat foto tersebut, wajahnya memucat dan seluruh tubuhnya gemetar. Gadis yang ada dalam foto persis dengan foto yang dibawa pria itu di upacara pernikahan. Namun, foto ini berwarna, membuat senyuman gadis tersebut tampak lebih ceria. Itu semua membuat Shia Tang berpikir keras, Siapa sebenarnya gadis itu? Mengapa Billy Li harus meletakkan foto itu di kamar? Selain itu, kenapa foto itu diletakkan di sisi meja tempat tidurku? Berbagai pertanyaan seketika muncul di kepala Shia Tang. Namun, pada akhirnya Billy Li tidak menyentuhnya, ia justru berbaring dan dalam beberapa saat sudah tertidur. Sementara itu, Shia Tang berbaring ke arah samping di ujung tempat tidur. Ia berbaring menghadap foto gadis itu dan jantungnya berdebar begitu kencangnya sampai-sampai ia tidak bisa tidur. Ia hanya menggulung diri di atas sepertiga tempat tidur seperti seekor udang. Sepasang matanya tetap terbuka hingga matahari terbit. Keesokan paginya, Billy Li bangun pada pukul 07:00 dan pergi menuju lantai bawah pada pukul 07:10. Setelah sarapan, ia meninggalkan rumah pada pukul 07:40. Sepertinya ini telah menjadi jadwal sehari-harinya yang sudah terbentuk secara teratur sejak lama. Begitu sudah tidak terdengar gerak-gerik pria itu di lantai bawah, Shia Tang berhenti berpura-pura tidur dan bergegas untuk bangun. Ia langsung mengeluarkan pakaian yang akan ia pakai hari ini dari kopernya dan berlari menuju kamar mandi. Ia sama sekali tidak berani lagi melihat foto yang terletak di atas meja di samping tempat tidurnya. Setelah memoles lingkaran hitam di bawah matanya dengan bedak, Shia Tang beranjak turun ke ruang makan. Ketika saudari Liu menanyakan padanya sarapan apa yang ia inginkan, Shia Tang merasa tersanjung. Meskipun jelas-jelas ia tahu bahwa hal tersebut hanya bagian dari tugasnya. Jadi, Shia Tang meminta sarapan ala Cina yaitu, bubur bergizi dengan beberapa sayuran acar berasa unik yang akan membuat hatinya menjadi hangat. Saudari Liu sebenarnya adalah kepala pelayan di Star Garden. Wajahnya selalu tampak datar dan tidak pernah menunjukkan ekspresi. Namun, sifatnya tidak sekeras pria yang memiliki Star Garden. Semua orang di tempat itu memanggil Shia Tang dengan sebutan nona Tang. Karena Billy Li, belum mengumumkan status pernikahannya secara resmi kepada mereka. Dari saat pertama kali memijakkan kaki di Star Garden, Shia Tang tampaknya tidak memiliki pijakan. Setelah sarapan, Shia Tang memilih kembali ke atas untuk merapikan barang-barang pribadinya. Namun, tidak lama setelah ia kembali ke kamarnya, Saudari Liu datang dengan membawa orang asing. "Nona Tang! Perkenalkan, ini adalah Tuan Smith, beliau adalah seorang psikiater terkenal. Tuan Billy yang mengundangnya kesini untuk memeriksa Anda." Saudari Liu menjelaskan kepada Shia Tang. Hati Shia Tang tiba-tiba terasa dingin, wajahnya memucat dan suasana hatinya menjadi tidak terkendali. "Aku tidak sakit! Suruh dia pergi! Cepat suruh dia pergi!" Shia Tang merasa tidak nyaman dengan keberadaan psikiater tersebut. "Pasien seperti ini biasanya mengatakan bahwa dia tidak sakit. Kondisinya sekarang pasti sedikit kacau." Dr. Smith selesai berbicara dengan rasa iba. Ia lalu memerintahkan dua asisten yang berada di belakangnya untuk maju dan menahan Shia Tang. Meskipun mereka berbicara dalam bahasa Inggris, Shia Tang mengerti. Dengan kekuatannya yang lemah, Shia Tang tidak bisa melawan. Obat-obatan dimasukkan ke dalam jarum suntik... Hal ini bukanlah sesuatu yang baru baginya. Itu adalah obat penenang. Selain ketakutan, Shia Tang merasakan ketidakberdayaan. Ia tidak akan pernah bisa bangun dari mimpi buruk itu. Selamanya... Sebelum tak sadarkan diri, ia melihat sesosok bayangan orang yang berdiri di pintu, memperhatikan perjuangannya dan keputusasaannya dengan dingin tanpa ekspresi. Kemudian, Shia melihatnya tertawa. Meskipun itu hanyalah tawa dingin, tetapi ia benar-benar tertawa, suaranya terdengar sangat kejam.... 6 Aku Ingin Pulan Setelah itu, dengan berbagai cara, dokter Smith datang setiap hari untuk memeriksa kondisi kesehatan Shia Tang. Setelah disuntik dengan obat penenang untuk pertama kalinya, Shia Tang belajar untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh dokter Smith secara aktif. Hari-hari saat ia harus menjawab pertanyaan dokter Smith yang berkunjung, berlangsung selama setengah bulan. Shia Tang akhirnya dinyatakan lulus tes dan telah tuntas menjalani terapinya. Namun, setiap malam Shia Tang masih harus tetap tidur di atas ranjang yang sama dengan Billy Li, pria yang mengerikan itu. Ia sudah hafal betul kapan Billy Li akan kembali ke kamarnya di malam hari, pada pukul berapa pria itu tertidur, dan kapan pria itu pergi pada pagi hari. Shia Tang mengingat-ingat ini bukan karena khawatir, tapi justru karena ia begitu takut sampai-sampai tidak bisa tidur nyenyak saat pria itu bersamanya. Selain takut pada Billy Li, ia juga takut pada foto gadis yang tertawa ceria di samping tempat tidurnya. Pagi itu, Billy Li melirik ke arah Shia Tang dengan tatapan dingin seperti biasa. Shia Tang menyadari kenyataan bahwa Billy tidak akan menyukainya, bahkan sengaja membuatnya merasa tersiksa. Seolah-olah, pria itu benar-benar ingin melihatnya menderita. Siang ini, Billy Li telah berada di Star Garden kembali. Sang dokter, Tuan Smith, mengatakan bahwa kondisi kesehatan Shia Tang normal. Atau setidaknya, tidak ada gejala penyakit jiwa yang terdeteksi hingga sekarang. Billy Li masih menunjukkan ekspresi datar. Pria itu hanya mengangkat tangannya untuk memanggil orang untuk mengantarkan dokter itu pergi. Billy Li lalu bangkit dan mengenakan jasnya. Dengan anggun, ia mengancingkan kancing berlian pada jasnya lalu berjalan pergi. Melihatnya akan pergi lagi, Shia Tang berlari mengejar Billy dan berkata, "Tunggu..." Billy pun seketika berhenti dan itu membuat Shia Tang hampir menabrak punggungnya. Sepasang mata dingin dan ganas pria itu menatapnya dengan tajam. Shia Tang sedikit menciut dan tanpa sadar menggenggam roknya. Dengan rasa takut, ia memandang mata pria tersebut. Akhirnya, Shia Tang mengumpulkan keberanian dan berkata, "Aku... aku ingin pulang." Mendengar hal tersebut Billy Li tidak mengatakan apapun. Ia hanya menatap Shia Tang dengan pandangan tajam ibarat elang yang terasa menembus jantung gadis itu. Kemudian, ia pergi dengan tetap tidak mengatakan sepatah kata pun. Tidak tahu apakah Billy Li setuju atau tidak, tapi Shia Tang ingat dengan jelas bahwa setelah setengah bulan, Billy tidak pernah melarang apapun yang dilakukannya. Kenapa ia baru sadar hal itu sekarang? Jawabannya adalah, karena sebelumnya semua orang memandangnya sebagai 'Orang sakit'. Jadi, seharusnya tidak masalah, kan kalau aku pulang? Pikir Shia Tang Setelah meminta sopir untuk mengantarnya turun dari Star Garden yang berada di atas gunung. Shia Tang, meminta untuk diantarkan membeli barang-barang di sepanjang jalan menuju kediaman keluarga Tang. Mansion ketiga di sebelah kiri, taman musim gugur, milik keluarganya. Namun, sesampainya di sana, pengurus rumah keluarga Tang mengatakan kepada Shia Tang bahwa pada hari kedua pernikahannya, ayahnya telah dipindahkan ke Afrika Selatan untuk mengambil alih perusahaan baru. Ibu dan saudara lelakinya pun juga ikut pindah, mungkin mereka tidak akan kembali. Shia Tang berdiri di dalam rumah keluarganya yang sekarang kosong. Ia merasa sedih dan tersesat sesaat, perasaan gundah dan sakit di hatinya pun semakin

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.9K
bc

TERNODA

read
198.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.3K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.6K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
34.5K
bc

My Secret Little Wife

read
131.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook