Cerita kita

-----Lidya pov----- Lidya Ayu Pratiwi namaku Panggil aja aku dengan Lidya Ketika aku menginjak usia 17tahun aku bertemu dengan seorang laki laki katakanlah laki laki itu rajin beribadah dan baik Setelah melewati masa pacaran dengannya selama kurang lebih 3 tahun bersama akhirnya kami memutuskan untuk menikah Di umurku yang masih 20 tahun aku harus dipersunting oleh lelaki yang saat itu sangat aku cintai hingga aku dibutakan oleh cintaku padanya padahal sebenarnya banyak yang menentang hubungan kami termasuk kedua orang tuaku Lagi lagi aku harus menjadi anak yang membangkang orang tuaku Tapi apalah daya orang tuaku takmampu untuk menghentikan rasa ini dan dengan terpaksa menyetujui pernikahan kami Irgi Alfaruk adalah laki laki yang telah mengambil seluruh hatiku *****Author pov***** Setelah 10 tahun mengarungi rumah tangga tidak membuat mereka semakin bahagia Banyak kejadian kejadian yang menimpa mereka 5tahun pernikahan mereka ibu Lidya harus menghembuskan nafas terakhirnya karena sakit yang di derita dan di usia 10 tahun pernikahan mereka harus di terbang badai yang amat besar sehingga Irgi memutuskan untuk mengajak Lidya pindah ke rumah orang tua Irgi Awalnya ayah Lidya menolak tapi lama kelamaan beliau ikhlas anak dan cucunya jauh darinya Ya Lidya dan Irgi telah dikaruniai 2 anak laki laki dengan usia 7 tahun dan 2tahun Tapi setelah 1 tahun tinggal di rumah mertuanya tidak ada yang bisa menerima kehadiran Lidya hanya cacian dan gunjingan yang Lidya dapatkan Begitu juga Irgi Irgi tidak percaya pada Lidya dan kekerasan dalam rumah tangga kerap Lidya terima Lidya selalu menempatkan diri dengan benar pada keluarga Irgi tapi mereka tidak pernah menghargai yang Lidya Lakukan Hingga suatu hari Lidya menyerah Lidya memutuskan untuk kembali pada orang tuanya dengan membawa buah hati mereka yang kedua Sakit hati fikiran dan fisik yang lidya rasakan selama ini Hingga ketukan Palu hakim memisahkan keduanya dan Lidya sudah bebas Inilah awal kehidupan Lidya yang baru Yuk ikuti kisahnya semoga bisa mengambil hikmah dan terhibur