pov Author

1280 Words
Pagi itu, Chandra alias Wisnu berangkat dari rumah dengan semangat 45, karena rencananya hari ini setelah mengurus keperluan surat nikah, dia dan tunangan ilegal nya akan jalan-jalan ke Gunung Bromo. Disana mereka nanti akan menginap selama dua atau tiga hari. Bulan madu sebelum pernikahan adalah suatu hal yang menyenangkan. Dia sudah pamit tidak pulang selama beberapa hari pada Dita, istrinya. Masalah keperluan untuk surat nikah keduanya berasama Raisa ini, sudah dipasrahkan kepada seorang temannya. Pokoknya apapun yang kita mau pasti bisa kita dapatkan, asal ada uangnya, pikir Chandra. Raisa menyambut kedatangan Wisnu dengan sukacita. Bagi gadis super cantik ini, Chandra adalah pohon uang yang tak boleh lepas dari gengamannya. Hingga baginya menyerahkan kehormatanya adalah suatu hal yang wajar dilakukan agar bisa dinikahi Wisnu. Impiannya dari kecil untuk menjadi orang kaya mempertemukannya dengan laki-laki pemain cinta seperti Chandra. Sedikit lagi impiannya menjadi nyonya besar akan tercapai, tanpa dia ingin tahu sesungguhnya seperti apa latar belakang lelaki yang akan menikahinya itu. Sedangkan kedua orangtua Raiaa pun sama sepertinya, tak mau tahu itu haram atau halal, libas saja asal bisa membuat kehidupan miskin mereka menjadi lebih baik. Dan memiliki anak yang sangat cantik seperti Raisa ini, merupakan modal utama mereka untuk menjerat pria kaya. Seperti saat ini, mereka amatlah sangat bahagia karena dua minggu lagi, anaknya akan menikah dengan orang yang sangat kaya. Meskipun mereka tahu kalau Raisa saat ini hamil, tak ada malu sedikit pun dan mereka tak memarahi Raisa atas kehamilannya itu. Sementara itu Dita yang sudah geram dengan perbuatan suaminya, mulai melancarkan aksinya. Namun dia tak mau terburu-buru, dia lebih suka main pelan, karena menurutnya nanti akan lebih menyakitkan hasilnya. Hari ini langkah awal pun dia lakukan, namun dia tak menyangka akan mendapatkan fakta baru tentang penyelewengan suaminya itu. Mencoba sabar dan terus bersabar itu yang ada di dalam hati dan pikiran Dita. Hingga nanti dua minggu lagi, dia akan menumpahkan semua amarah di dalam dirinya pada Chandra. "Aduh, Yank maaf ya, hari ini kita nggak bisa pergi ke Bromo. Aku ada sedikit masalah di kantor nih. Dan harus segera diselesaikan," kata Chandra siang itu di rumah Raisa. "Ihh kok gitu sih Yank, padahal kan aku dan juga anak kita ini pingin banget kesana, takut ileran nih. Memangnya nggak bisa ya kamu nyuruh anak buahmu untuk mengatasi masalah itu?" ujar Raisa manja sambil bergelayut mesra pasa Chandra. "Kali ini tak bisa Yank, ini keadaannya gawat sekali. Hanya aku sendirilah yang akan bisa mengatasinya. Aku yakin bayi ini sangat pengertian pada Papanya," ucap Chandra sambil mengelus perut Raisa yang masih rata itu. "Iya deh kalau begitu, nggak apa-apa nggak jadi pergi. Tapi sebagai gantinya hari ini aku pingin shoping aja deh. Bagi uangnya dong Yank." Tak kuasa Chandra menolak semua keinginan gadis yang akan menjadi istri keduanya ini, apalagi saat ini Raisa sedang mengandung anaknya, suatu hal penting yang selama tiga tahun menikah dengan Dita belum didapatkannya. "Oke sayangku. Nanti aku akan transfer uang ke rekening kamu ya. Tetapi nanti aku ke mesin ATM dulu, karena rekeningku yang ada M-bangkingnya lagi kosong. Nggak apa-apa kan?" "Iya, nggak apa-apa kok Yank. Tetapi aku nanti pingin beli banyak banget barang. Jadi banyakin dikit ya transferannya." "Siap tuan putri," tukas Chandra. Sungguh sangat bahagia sekali hati Raisa dengan sikap Chandra itu. Semua kasih sayang dan limpahan materi yang diberikan Chandra benar-benar membuatnya bahagia. Dia dan orang tuanya yang dulu hidup miskin, sebentar lagi akan menjadi kaya raya. Tak perlu lagi dia bekerja sebagai pramusaji di rumah makan, atau pramuniaga di sebuah mini market kecil.di kota ini. Begitu pula Bapaknya, yang pada dasarnya sangat malas sekali bekerja itu, tak perlu repot-repot lagi mengayuh becak atau menjadi kuli bangunan lagi. Hanya dengan 'menjual' anak gadisnya yang sangat cantik itu, dia dan istrinya akan menjadi kaya tanpa harua bekerja. "Kalau begitu aku pamit pulang dulu ya. Nanti dijalan uangnya langsung ku transfer. Hati-hati nanti kalau lagi shoping, jangan jelalatan kalau lihat cowok yang lebih muda dariku." "Tenang saja Yank, aku nggak bakal aneh-aneh kok. Bagiku nggak ada cowok sesempurna kamu. Sudah baik, ganteng dan tajir lagi. He-he." "Oke deh. Pokoknya kamu selalu setia padaku ya. Karena aku pun tak pernah menduakanmu dan hanya setia pada satu wanita, yaitu kamu. Aku pergi dulu ya." Setelah itu Chandra pun pulang, dan melajukan mobilnya agak sedikit kencang menuju ke Kediri. Setelah tadi dia mendapat informasi dari orang kepercayaannya di kantor, bahwa saat ini Dita sedang mengadakan rapat dengan para manager di kantornya, dia pun langsung bergegas ingin pulang dan membatalkan niatnya. Chandra sangat kaget, mengapa Dita bisa tiba-tiba berubah ingin mengurus sendiri perusahaanya itu? Padahal selama tiga tahun ini, Dita seperti tak mau tahu tentang perusahaan peninggalan Papanya itu. Chandra sangat gelisah karena telah melakukan banyak penyelewengan di sana. Pun juga uang perusahaan yang banyak dia gunakan untuk menuruti nafsu birahinya diluar sana. Sebisa mungkin Chandra akan berusaha mencegah keinginan Dita untuk kembali ke kantor. Apalagi saat ini Dia sedang butuh banyak uang untuk acara pernikahan dengan Dita, dan juga untuk membayar cicilan rumah yang nantinya akan diberikan sebagai hadiah pernikahan pada Raisa. Chandra pun mencari keberadaan mesin ATM terdekat, selain untuk mengirim uang pada Raisa, juga untuk memindahkan sejumlah uang dari rekening perusahaan ke rekening pribadinya. Sebagai antisipasi kalau ada sesuatu hal yang tidak di duga. Akhirnya dia pun menemukan mesin ATM itu, langsung saja dia memarkirkan mobilnya dan masuk kesana. Tetapi betapa terkejutnya Chandra saat dia membuka dompet dan mencari keberadaan kartu ATM milik perusahaan istrinya itu. Sia sia dia mencari di semua ruang di dompetnya, namun hasilnya nihil. Kemana perginya ATM itu? Apa mungkin Dita telah mengambilnya? Haduh kacau kalau sudah begini, pikir Chandra. Padahal dia belum mengambil uang untuk biaya pernikahan nanti. Sedangkan uang yang ada di ATM pribadinya tinggal sedikit. Dia pun kemudian mengirim kepada Raisa uang sebesar satu juta rupiah, dan kemudian kembali ke mobil. Kemudian Chandra mengirim bukti transferan tadi pada Raisa. [Loh kok cuma segini sih, Yank? Aku kan mau belanja banyak. Tambahin lah, aku maunya lima juta.] Balasan yang sudah diduga oleh Chandra itu dikirim oleh Raisa. [Maaf ya, Yank. Segitu saja dulu, ATM ku keblokir karena tadi sempat lupa pin. Lagian kita kan harus hemat dulu, untuk acara nikahan nanti.] [Oke deh kalau begitu. Yang penting nanti acara nikahan kita harus mewah. Aku berangkat shopping dulu ya.] Untung saja Raisa tak marah, hal itu membuat Chandra sedikit lega. Terdiam sebentar sambil melihat status teman-teman di WA nya, dia bingung bagaimana cara menanyakan tentang ATM tersebut pada Dita? Matanya malah tertuju pada sebuah status yang baru saja dibuat istrinya. Foto kue pertunangan miliknya dan Raisa kemarin, kenapa bisa Dita punya foto itu. Apa jangan-jangan Dita sudah tahu tentang perselingkuhannya? Pikir Chandra. Dia pun segera menelepin Dita dan menanyakan tentan foto itu. Sedikit lega dihatinya, karena Dita hanya mengambil foto itu dari intermet. Kemudian dia menanyakan tentang info yang didapat dari orang kepercayaanya tadi, dan Dita berkata memang benar dia ingin kembali bekerja di kantor. Chandra pun pasrah tak bisa berbuat apa-apa, karena memanh perusahaan itu adalah milik Dita. Kemudian terakhir tentang ATM itu yang memang diambil oleh Dita. Setelah mengakhiri panggilannya dengan Dita dan berkata bahwa tak jadi ke luar kota. Chandra oun mengendarai mobilnya kencang menuju perusahaan. Secepatnta dia harus sampai disana, untuk meminimalisasi semau kemungkinan buruk. Dan satu hal juga yang tak kalah penting, tentang ruang kerjanya, disana ada fotonya dengan Raisa dan juga ada banyak barang dan sampah bekas perselingkuhannya dengan banyak wanita. Dalam pikiran Chandra berkecamuk, apa nanti yang akan dijawabnya pada Dita tentang isi ruang kerjanya itu. Seribu cara akan Chandra lakukan untuk memuluskan semau rencanannya dan membuat Dita selalu percaya bahwa dia adalah seorang suami yang setia. ***** ***** Terima kasih sudha berkenan membaca. Semoga kita semua selalu di beri kesehatan dan kelancaran rejeki. AMIIIN
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD