Menyebalkan

1010 Words
Saatnya makan siang tapi Shakira benar-benar malas untuk keluar. Semua ini karena si p****t ayam itu. Ia mengangkat tangannya ke depan dan memperhatikan jas Sky yang ia pakai. "Argh ...." teriaknya sambil mengacak rambut frustasi. Ingin dibuangnya jas milik pria itu namun apa yang harus ia pakai nanti? Nafasnya tersengal, diambilnya kertas dan diremasnya hingga menjadi gumpalan kecil membayangkan itu adalah Sky. Cklek …. Pintu terbuka tiba-tiba dan menampilkan sosok yang ia pikirkan. Ia pikirkan dengan cara apa membunuhnya. Matanya memicing seketika." Apa yang kau lakukan disini?!" ucapnya ketus. Sky menutup pintu dan berjalan ke arah Shakira. "Sebenarnya aku ingin mengambil jas milikku tapi aku tahu kau lebih membutuhkannya daripada aku." Sky bersandar pada meja kerja Shakira dan menatap wanita itu dari atas hingga bawah. Seringai mengejek terukir di bibirnya dan membuat Shakira benar-benar muak. "Ini semua juga salahmu, sialan!" Shakira melotot pada Sky berharap bisa menghilangkan pria itu hanya dengan tatapan matanya yang tajam. Atau mungkin mengeluarkan jurus api hitam seperti di anime kesukaannya. "Kenapa menyalahkan aku, Nona pengaman?" Sky setengah memiringkan kepala dan kembali menunjukkan seringai bahkan menjilat bibir bawahnya sensual. "Woek!" Shakira ingin muntah melihat godaan Sky. Dan apa itu tadi? "Jangan panggil aku seperti itu!" bentaknya hingga menggebrak meja dan berdiri seketika dari duduknya. "Kenapa? Kau kan memang Nona pengaman. Menyiapkan banyak pengaman di kamarmu dengan berbagai size. Tak kusangka ternyata kau wanita yang hebat." Sky bertepuk tangan seraya bersiul dan menatap Shakira lapar. "Diam! Sudah kukatakan itu tidak seperti yang kau pikirkan!" Rasanya Shakira benar-benar kesal. Haruskah ia gunduli saja pria dihadapannya? Tidak, itu terlalu baik, ia dorong saja dari ruangannya, itu lebih menarik. Sayangnya, ia masih waras dan tentu tidak akan melakukannya karena tidak ingin dipenjara. "Memangnya apa yang aku pikirkan?" Sky lagi-lagi memiringkan kepalanya dan bertanya dengan wajah sok polos khas remaja. "Kau--" ucapan Shakira terhenti saat tak tahu kata yang tepat untuk menjawab Sky. Jari telunjuknya yang mengacung berhenti di udara menunjuk hidung mancung Sky. "Jadi kau ingin mencoba pedang dengan berbagai ukuran? Wow, wanita yang liar." Sky meraih tangan Shakira dan menurunkannya, menahannya dengan menekannya lemah ke meja kemudian mencondongkan tubuhnya dengan satu tangan menahan tubuhnya pada meja dan ditatapnya Shakira dengan sorot matanya yang mampu menghanyutkan. Sayangnya tidak akan bisa menghanyutkan Shakira. "Sudah kukatakan itu tidak seperti yang kau pikirkan! Pengaman-pengaman itu kiriman dari kakakku. Dia mengerjaiku di hari ulang tahunku," ungkap Shakira hingga giginya bergemeletuk berharap Sky percaya dan berhenti menggodanya. Ia tak gentar meski Sky menatapnya dengan pandangan sulit diartikan. Sky yang mendengarnya hanya diam. Dilihatnya wanita di depannya itu dan ia tahu dia sama sekali tidak berbohong. Wanita itu tampak frustasi. Sky tersenyum tipis. "Sayang sekali, padahal kuharap aku bisa memakainya dan bisa mempraktekkan fantasimu," ucapnya seraya melepas tangannya yang menekan lemah tangan Shakira. Mendengar apa yang Sky katakan membuat Shakira kembali menatapnya nyalang hingga entah ia sadar atau tidak posisi keduanya sangat dekat. Bahkan ia bisa merasakan deru nafas Sky yang hangat menerpa wajahnya. "Aku masih menyimpannya, ingin kupakai sekarang?" bisik Sky dengan seringai kian melebar dan menunjukkan pengaman yang ia bawa kemarin di depan wajah Shakira. Dengan gerakan cepat Shakira hendak merampasnya namun gagal. "Berikan padaku!" pintanya. "Untuk apa? Kau bilang ini dari kakakmu jadi untuk apa kau memilikinya?" Sky mulai mengambil jarak dan kembali memasukkan pengaman itu ke saku celananya. "Agar kau berhenti menggangguku!" "Sayangnya aku tidak akan pernah berhenti mengganggumu." Setelah mengatakan itu Sky beranjak dan keluar ruangan meninggalkan Shakira yang misuh-misuh dengan sumpah serapah yang ditujukan untuknya. "Argh! Dasar pria m***m, sialan, kurang ajar, p****t ayam!" teriak Shakira dengan melempar sepatunya namun percuma karena tidak akan mengenai Sky. Bagaimana mengenai? Bahkan pintunya saja sudah tertutup dan Sky telah menghilang di baliknya. "Hah ... hah ... hah .... Awas kau!" nafasnya tersengal dan menggeram kesal. Namun sepertinya ia tahu bagaimana cara membalas Sky. Ia menyeringai kejam dan tertawa jahat setelahnya seraya mengambil kembali sepatunya yang tergeletak di lantai. Sementara di luar, Sky berjalan dengan senyum tipis tak lepas dari bibir. Ingin sekali ia tertawa namun akan menghancurkan image cool-nya nanti. Satu tangannya masuk saku celana sementara satu tangannya menyisir rambutnya ke belakang. Ia sudah seperti memenangkan lotre padahal hanya berhasil menggoda rekan kerjanya. Tapi kenapa rasanya semenyenangkan ini? batinnya. Tap ... Sky menghentikan langkah dan berdiri menatap jendela kaca besar lorong. Sepertinya hari-hari di kantor tidak akan lagi membosankan, batinnya. Kemudian kembali melangkah untuk menuju kantin guna makan siang. Brak! Shakira sampai terjingkat saat pintu ruangannya terbuka dengan keras. Dan si tersangka tak lain adalah Niko. "Kau ingin merusak pintuku?" gerutu Shakira yang kini kembali duduk di kursi kerjanya. Ia sudah jantungan takut jikalau Sky yang kembali. "Kau hutang penjelasan padaku!" ucap Niko hingga menggebrak mejanya. Untung saja meja benda mati, jika tidak mungkin akan menangis karena selalu menjadi pelampiasan. "Apa maksudmu?" tanya Shakira dengan alisnya yang mengernyit tajam. "Apa hubunganmu dengan Sky!" tuntut Niko meminta penjelasan. Ia sudah tidak sabar mendengar penjelasan Shakira setelah apa yang Koko katakan tadi pagi. Shakira terdiam dengan tampang bodohnya sama sekali tak mengerti maksud Niko. "Jika kalian punya hubungan, kenapa tidak memberitahuku? Kau anggap apa aku selama ini …." Niko kembali menggebrak meja dan menunjukkan wajah lebay. Tiba-tiba tangannya meraih kedua tangan Shakira dan menggenggamnya. Ia sedikit mencondongkan tubuhnya dan berbisik di telinga Shakira. "Berapa lama Sky kuat bermain?" bisiknya. "Apa maksudmu?" tanya Shakira dengan perasaannya yang tidak enak. Ia merasa akan menghajar seseorang sebentar lagi. "Ish, kau ini. Setahuku dia masih perjaka, benarkan? Jadi berapa lama kalian bermain? Aku akan membungkam mulutnya yang sombong karena--" Niko tak dapat melanjutkan kata-katanya saat Shakira menarik tangannya dan menyatukan hingga buku-buku jarinya berbunyi. Aura kehitaman pun seakan menguar dari tubuhnya. Ia setengah menunduk dengan aura wajah yang suram. Niko yang menyadari aura membunuh dari Shakira segera mengambil jarak dan menelan ludah susah payah. Sepertinya ia harus segera kabur sebelum babak belur. Namun ia terlambat karena Shakira menarik kerah belakang kemejanya. Bugh! Duak! Bugh! Dan benar saja, Niko mendapat hadiah spesial dari Shakira. Dan dipastikan wajahnya akan banyak ditempel plaster besok. "Ampun … aku hanya tanya bercanda tahu! Hua … kau jahat, Shaki, kejam! Hua …."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD