bc

Best Choice

book_age12+
313
FOLLOW
1.1K
READ
family
goodgirl
inspirational
drama
bxg
multi-character
highschool
first love
school
selfish
like
intro-logo
Blurb

“Bagaimana jika papamu yang sangat kamu cintai adalah seorang tentara yang tak punya banyak waktu untuk keluarga? Baginya beliau bukan lah milikmu melainkan negaramu?”

Sena adalah gadis remaja yang akan menjawab pertanyaan di atas dengan tegas bahwa ia sangat membenci kenyataan itu. Bangga? Tidak ada sedikit pun rasa bangga memiliki papa yang berjuang demi keamanan negaranya. Bagi Sena, memiliki papa yang seorang tentara semacam mimpi buruk. Tidak, bukan ia membenci cinta pertamanya, ia sangat menyayangi Papa Gibran, ia hanya membenci pekerjaan dan negara yang acapkali merebut Papa dari pelukannya.

Namun, pada suatu cerita Sena jatuh cinta dengan Yudha, mereka memadu kasih ala anak remaja yang baru bertumbuh, bahkan masih bingung tentang masa depannya. Kisah cinta yang penuh warna itu mereka jalani di masa SMA dengan berbagai gangguan dari Zia sebagai orang ketiga. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Yudha anak laki-laki dari seorang pengusaha itu jatuh cinta pada negaranya dan memiliki impian baru sebagai seorang tentara. Bagaimana kah cerita cinta Sena akan berakhir? Apakah Yudha mengikhlaskan impiannya atau mereka memutuskan bahwa cinta tak harus selalu bersama? Pilihan terbaik manakah yang akan mereka ambil?

chap-preview
Free preview
Prolog
Salam dari kota The Port Of Java atau Pelabuhannya Jawa, Semarang. Ibu kota Jawa Tengah. Lebih tepatnya di tengah keramaian manusia, ratusan besi dan baja, serta di tengah kebahagiaan warga sipil. Aku diam mematung, menyaksikan seorang pria yang telah lama meninggalkanku untuk yang lebih dicintainya, yaitu seuatu yang amat kubenci di masa lampau. Cinta yang telah merebut priaku. Setelah tujuh tahun berselang, setelah dia meninggalkanku, kini kami bertemu kembali dalam keadaan yang tidak terduga. Setelah tanpa kabar bak hilang di telan Ibu Pertiwi, kini dia tetap diam tanpa mengatakan apapun. Apapun, apapun yang seharusnya perlu dia jelaskan saat ini, atau sejak awal memang tak ada yang perlu dia jelaskan. Mataku menatap bola mata hitamnya dalam, sedalam dulu, sebelum dia memilih cinta yang lain. Bola mata itu tetap menyimpan sejuta kesejukan untuk siapa pun yang menatapnya. Bola mata hitam itu tidak banyak berubah, justru semakin tajam saja menyeruak perasaanku yang sedianya hampir redam. Aku terdiam karena lidahku kelu tapi telingaku terbuka lebar seperti mataku. Aku harap ada yang bisa aku dengar selain riuh para warga sipil. Setidaknya, "Apa kabar?" yang akan membuat perasaanku kembali mengaung-ngaung dan meruntuhkan dinding-dinding kokoh yang kubangun. Haruskah aku yang bertanya padamu, "Apa kabarmu? Lama tak berjumpa, wahai masa lalu." - Sad Satya Sri Sena *** Tujuh tahun yang lalu aku meninggalkan seorang perempuan cantik karena cinta yang lain. Cinta yang membuatku bahagia tetapi juga cinta yang dia benci mungkin hingga mati. Perempuan itu adalah dia yang sekarang berdiri di hadapanku. Mematung sama sepertiku, matanya yang tiba-tiba sendu pun membawaku pada kenangan indah masa itu. Masa saat aku berbunga-bunga hanya dengan melihat senyum manisnya. Lidahku kaku, bibirku terkunci, mataku tajam menatap mata yang telah lama tidak aku lihat dan kian menit kian sendu itu. Tidak ada bagian tubuh luarku yang bergerak, hanya organ dalam khususnya jantung yang terus berolah raga di siang bolong. Jantungku masih sama seperti saat terakhir aku meninggalkannya. Aku telah memilih cinta yang lain, tetapi jika aku harus jujur aku masih saja merindukannya, bahkan lebih dalam dari kerinduanku saat dia masih menjadi milikku. Rindu itu semakin dalam tapi aku berhasil menidurkannya karena tak ada pertemuan di antara kami, akan tetapi sekarang ini, aku ingin sekali memeluknya seperti saat terakhir aku harus meninggalkannya. Tidak, tidak, aku tak boleh membiarkan rinduku terbangun. Dia terlihat baik-baik saja tanpaku, tak seperti hari di mana aku harus meninggalkannya demi cintaku yang lain. - Manggala Yudha *** Hai, anak muda yang sedang hanyut dalam masa lalunya. Mengapa tak duduk dan saling menanyakan kabar? Mengapa tak saling tersenyum bila perasaan itu masih tersisa? Mengapa tak saling mengungkapkan maaf apabila ada yang harus diperbaiki? Mengapa hanya berdiri mengganggu pengunjung pameran? Duduk lah, selesaikan perkara yang terjadi hari itu, berdamai lah! Oh, haruskah melihat pada masa lalu? Mengapa cinta yang berapi-api kala itu menjadi dingin?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.9K
bc

Head Over Heels

read
15.9K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

DENTA

read
17.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook