Sah...

917 Words
"Saya terima nikah dan kawinnya keyla humaira binti agus subarjo dengan maskawin uang tunai 299 juta dan emas murni 150 gram dibayar tunai" "sah..sah..sah" sautan para saksi dan juga pengunjung yang menyaksikan ijab kabul itu. suara lantang itu menggelegar di seisi ruangan gedung, wajah nya disorot dan di tampilkan di seluruh televisi, siapa lagi kalo bukan si tuan es kristal alias suamiku, suami kontrakku. "nak, udah selesai akadnya ayok ibuk antar keluar" ucap ibukku yang menatapku penuh haru bahagia. "iya buk" aku berdiri keluar dari ruangan yang menjadi tempat tungguku sampai ijab kabul dilaksanakan, aku berjalan dengan anggun, kuyakini semua mata pengunjung mengarah kepadaku, aku tak berani melihat sekeliling, aku gugup, aku juga merasa takut. setelah sampai kedepan meja ijab kabul, suamiku berdiri, meraih tangan kanan ku dan menyematkan cincin di jari manisku, dan begitu pula aku menyematkan cincin ke jari manis nya, kuraih telapak tangannya agar bisa kusalami, dan dia duduk... "duduk? kok gak ada cium kening sih, beh aku dah melow gini dianya gak peka" gumam ku dan aku juga ikut lanjut duduk karena perlu menandatangani berkas-berkas pernikahan. .... resepsi pernikahanku di gelar dengan sangat mewah, ntah ini karena pernikahan anak satu-satunya keluarga kaya ini, pengunjung yang datang pun terlihat mewah dan glamor, aku tidak habis fikir kenapa acara pernikahan harus semegah ini, sedangkan yang di perlukan hanya ijab kabul. "nak" sapa ibuku yang datang menghampiri bersama tetangga-tetangga yang lain. "iya buk, ibuk udah makan?ibuk istirahat gih dikamar aku antar ya.."jawabku sambil memegang pundak ibu. oh iya, sekarang aku sedang berdiri sendiri, tadinya berdua sama es kristal tapi dia pergi dan berbincang-bincang dengan rekan kerjanya. "ibuk belum capek nak, masak hari bahagia ibuk tidur gak iya itu.."ibuk terlihat sangat gembira tampak dari senyumnya yang selalu merekah. "ini, para tetangga mau pamit pulang dah malem nak" lanjut ibuk "oh iya buk pak, makasih udah datang ya ke pernikahan key, maaf gak bisa nemenin lama-lama ya buk pak" tuturku sambil tersenyum kearah mereka. "lah namanya juga penganten nak key, mana bisa nemenin tamu undangan, ibuk bapak pamit dulu ya nak, ini ada amplop isi nya gak banyak, dari tadi bapak nyari kotak amplop rak eneng" kata tetanggaku sambil menyelipkan amplop di tangan ku. "gausah repot-repot pak, bapak dan ibuk yang lain sudah datang di acaranya key dan saya sudah sangat baik" ucap lelaki yang entah kapan sudah berada di sampingku. 'tumben ngomongnya lembut ni es kristal'batin ku. "hooh suami nya nak key ramah banget ya, kalo gitu kami pamit ya nak key, mas" ucap bapak itu lagi yang dibalas dengan anggukan dan semyuman manis dari fazo si es kristal alias suamiku. "ibuk, kalo udah capek istirahat aja buk, jangan di paksa ibuk lo masih sakit" kataku yang tidak menghiraukan keberadaan si es kristal. "gapapa loh key, yaudah ibuk kesana dulu mau ngomong-ngomong sama besan" ibuk berlalu begitu saja setelah mengelus lenganku dan es kristal. "pak, saya permisi dulu" aku beranjak dari sana namun... "tidak, kamu disini saja kita kan sudah sepakat di depan orang lain akan bertindak seakan suami istri" di menarik tanganku dan memeluk pinggang ku dengan sebelah tangan nya. "ih lepasin pak, saya malu" yang di ajak ngomong hanya diam tak berkutik. aku hanya diam mematung, sampai ada seorang lelaki yang kutebak sebagai rekan kerja nya fazo ataupun sahabatnya, ntahlah. "hey bro, selamat ya lo merried gak ngabar-ngabari, lo tau pas gue denger lo nikah gue langsung terbang ke indo, gak maen-maen mendadaknya cuy" lelaki itu bicara dengan semangat dan hanya di balas kekehan kecil oleh fazo, 'air panas mana air panas disini ada es yang gak meleleh-meleleh' gumamku dalam hati. "dah biasa gue di giniin"ucap lelaki itu mengarah padaku, sepertinya dia tau isi hatiku hehe. "btw gue reyhan sahabat plus rekan kerjanya suami loh, gue yang bantu ngurus perusahaan yang di jepang" dia mengulurkan tangan nya dan langsung kusambut. "keyla humaira" sambungku ..... aku kembali ke kamar ibuk, kulihat ibuk asik membuka jarum-jarum di hijabnya "buk, key malam ini tidur sama ibuk dulu ya, key kangen ibuk" aku yang masih menggunakan gaun pernikahan memeluk ibuk yang di balas dengan senyuman indah yang terlihat dari pantulan cermin. "kamu dah bilang suamimu? nanti di nyariin loh nak" sambung ibuku dengan senyumaan damai nya. "key udah bilang kok buk" ya aku sudah bilang dan dia tidak menghiraukanku. "yaudah sini ibuk bantu ganti baju, habis tu bersih-bersih di kamar mandi terus kita bobok" ibuk yang selalu memanjakanku dengan segenal hatinya. aku menyelesaikan ritual di kamar mandi dan langsung menaiki kasur king size hotel mewah ini. "buk, ikut aku ya kerumahnya mas fazo" aku memeluk ibuk yang sedang bersender di kepala ranjang. "nak, kalo udah nikah itu mana enak tinggal sama orangtua, iya kamu enak lah suami kamu pasti gak enakan, sama kayak kamu semisal disuruh tinggal sama mertua..kamu mau key? nggak to nak, jadi sama rumah tangga itu enaknya di bangun dari 0, kalo ada orangtua itu gak dari 0 nama nya. ngerti cahayu ?" kata ibuku panjang kali lebar. "aku mana tega liat ibuk tinggal semdiri dirumah, apalagi ibuk sakit" aku menggeleng kencang yang di balas usapan pelan di kepalaku "cahayuu, ibuk udah gak sakit nak, apalagi acara hari inj tambah ibuk sehat bugar karena bahagia, ibuk gapapa tinggal semdiri toh ibuk gak manja kok bisa apa-apa sendiri" lanjutnya lagi. "buukk..." ibuk menaruh telunjuknya di bibir ku "shyuutt, kamu sering main aja kerumah, ibuk terima kok key" lanjut ibuk sambil tertawa aku hanya diam berfikir sampai tidak terasa aku sudah mulai terlelap, mengalah dengan keadaan mata yang sudah memberat. . . . like n vote ya guys♡♡♡
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD