promise

245 Words
keadaan tetap lengang setelah pembicaraan tadi aku tidak tau harus berucap bagaimana dan apa . " tapi kau jangan khawatir aku berjanji akan berusaha mencintai mu " dia tersenyum menatap ku entah aku harus ber ekspresi bagaimana aku tetap diam . mengangguk singkat . itu saja jawaban ku . " jadi apakah kau juga memiliki seseorang yang istimewa sebelum pernikahan ini " aku menggeleng cepat . tangan kanan nya bergerak memegang tangan ku . aku terhenyak sebelum nya tak pernah ada yang melakukan ini pada ku ." ku harap kau tidak menutupi sesuatu dari ku" aku kembali menggeleng . dia tersenyum "oke. kurasa sudah malam kau boleh beristirahat" aku mengangguk tapi.... " boleh kah aku tidur di sini Gus" ucap ku seraya menunjuk pada ranjang kami yang penuh dengan mawar merah . dia tersenyum lagi , ah senyum itu membuat ku tak bisa memalingkan wajah dari nya .dia mendekat, merangkul bahuku. "tentu saja , ini bukan hanya kamarku tapi sudah menjadi kamarmu " aku gugup sekali , tangan ku gemetaran ,ku rasa dia menyadari perubahan tubuh ku itu .seketika itu dia melepas rangkulan nya . "oh maaf maaf , aku lupa kau pasti tidak terbiasa dengan perilaku ku tadi" "tidak apa apa Gus" aku beranjak hendak naik pada ranjang "eh...... " dia menahan bahu ku , aku menatapnya ,mata ku bersyarat, ada apa? "kau yakin ingin tidur dengan baju itu " ucap nya keheranan .aku tersipu malu . dia tersenyum. buru buru aku pergi mengambil baju di lemari , ku lihat dia masih tersenyum geli di sana , meski hatinya belum sepenuhnya aku miliki setidak nya dia sudah berjanji membuka hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD