Incident

1046 Words
Siang itu Lalulintas di Jalanan kota Daegu nampak kondusif seperti biasa, ramai dengan kendaraan berlalu lalang dan para pejalan kaki. Tapi tiba-tiba sontak keadan menjadi berubah ketika sebuah mobil sedan dengan kecepatan tinggi menabrak seorang nenek yang sedang menyebrang. Tanpa ada rasa tanggung jawab, mobil sedan itu langsung tancap gas lagi dan pergi entah kemana. Nenek tersebut tergeletak tak sadarkan diri bersimbah darah di jalan. Melihat itu para pengguna jalan berkerumun ingin melihat kondisi nenek tersebut. Tetapi tidak satupun yang berani menyetuh nya. “ Apakah ia masih hidup ? “ Ucap seorang Bapak-bapak. “ Cepat panggil Polisi atau 911 “ Kata seorang gadis yang tamapak takut dan cemas. Tidak berselang lama polisi dan ambulance pun datang di lokasi kejadian. Namun terdapat kejadian yang cukup mengharukan. Tiba-tiba salah satu anggota polisi yang datang di lokasi menangis dan memeluk nenek tersebaut. “ Nenek, Apa yang terjadi denganmu ? Kenapa bisa begini ? “ ucap polisi tersebut sambil ia bercucuran air mata. Polisi tersebut adalah Dong Bin, Ia adalah cucu dari nenek tersebut. Sedari kecil Dong Bin hanya hidup berdua dengan neneknya. Ibunya meninggalkan Dong Bin bersama neneknya tak lama setelah Ayahnya meninggal. Ibunya memilih pergi untuk menikah dengan laki-laki kaya, karena ibunya sudah bosan hidup miskin dan menderita. “ Cepat buka pintunya, Ayo cepat “ Dong Bin menyuruh angota medis membuka pintu ambulance. Walaupun sudah mendapat pertolongan pertama di dalam ambulance, tetap saja nyawa nenek Dong Bin tidak dapat terselamatkan. Karena sudah terlalu banyak kehilangan darah dan luka di kepala yang cukup parah. Dong Bin yang ikut di dalam ambulance melihat orang yang paling berharga dan paling ia sayangi meninggal membuat ia tak berdaya lagi. Seakan-akan dunia runtuh seketika. “Nenekkk…Bangun nek, tolong buka mata nenek” ucap Dong Bin sambil menangis. “ Maaf pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin” ucap salah satu petugas medis. “Diam kau….Nenek ku tidak akan pernah mati ” Dong Bin berusaha menyangkal. Namun takdir sudah memiliki jalannya sendiri, denangan rasa sedih bercampur dengan amarah, ia harus menerima apa telah yang menjadi ketetapan dari Yang Maha Kuasa. Dengan hati yang masih di penuhi dengan amarah ia bersumpah akan membalas perbuatan pengendara mobil itu hingga membuat orang yang paling penting dalam hidupnya pergi untuk selamanya. Tidak peduli siapa pun orangnya, ia harus mendapat balasan yang setimpal terhadap apa yang telah ia lakukan. “ Demi Tuhan…aku tak akan melepaskan orang itu, ia harus mendapat balasan yang setimpal, ia harus merasakn apa yang Nenek ku rasakan” ucap Dong Bin sambil mengepalkan tangan. Sebelum kejadian kecelakaan tersebut terjadi, neneknya Dong Bin ingin mengatar makan siang untuk cucunya, namun belum juga sampai di kantor tempat adi bekerja kecelakaan itu pun terjadi. Awalnya Dong Bin mempercayaakan semua penyelesain kejadian ini terhadap pihak Kepolisian, Namun sudah 7 hari berlalu ia belum mendapatkan kabar apa pun soal siapa pelaku dari tabrak lari itu. Akhirnya ia berinisiatif untuk bertanya kepada Kepala Divisi yang menangani kasus tersebut. “ Permisi ndan ” Dong Bin mengetok pintu ruangan milik pak Park. Pak Park adalah Kepala devisi yang menangani kasus tabarak lari yang menerima neneknya. “ Iya, Silahkan masuk “ sahut pak Park dari dalam ruangan. Dong Bin pun membuka pintu dan melangkah masuk kedalam ruangan “ Maaf ndan menggagu waktunya sebentar “ ucap Dong Bin dengan nada sungkan. “ Iya ada apa ? Silahkan duduk dulu “ Pak Park menjawab dengan santai. Dong Bin pun duduk, Dalam pikirannya banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan soal perkembangan kasus neneknya. “ Saya mau bertanya soal progress dari kasus nenek saya ndan, apakah sudah ada titik terang siapa pelaku tabarak lari itu? “ tanya Dong Bin “ Waduh…sampai sekarang belum ada titik terang, kamu harus bersabar dulu! “ jawab pak Park “ Tapi bukannya di lokasi kejadian terdapat kamera pengawas ndan, harusnya kita lebih mudah dalam kegiatan pelacakan ? “ tanya Dong Bin “ Pada waktu kejadian kamera pengawas dalam kondisi offline, dalam proses maintance “ jawab pak Park. “ Tapi masa iya ndan, dari sekian banyak kamera disana semua dalam kondisi offline ? “ Dong Bin makin penasaran dengan jawaban Pak Park yang menurut dia tidak masuk akal. Tidak mungkin di jalan Raya sebesar itu, semua kamera di lakukan maintance secara bersamaan. “ Intinya kamu tenang saja, kasus ini pasti akan terpecahkan. Kamu percaya saja sama saya” Jawab pak Park dengan nada agak keras. “ Kamu keluar dulu, saya masih ada kerjaan lain yang harus saya selesaikan, nanti kalau ada update tentang kasus ini pasti kamu yang akan di kabari pertama“ pak Park berusaha agar Dong Bin cepat keluar dari ruangannya. Walaupan masih belum puas dengan jawaban dari pak Park, ia terpaksa keluar dengan masih banyak pertanyaan di dalam pikirannya. Namun apa boleh buat ia harus menyimpan pertanyaan itu di dalam pikirannya. Dong Bin pergi berjalan menuju kantin sekedar ingin minum kopi untuk menenangkan dirinya. Jam pun sudah menujukan pukul 11.30, ini waktunya utuk istirahat makan siang. Para anggota polisi lainnya pun juga beramai ramai datang ke kantin untuk makan siang. Disana Dong Bin di hampiri oleh Hyun Jae. Hyun jae adalah teman terdekat Dong Bin di kepolisian. Namun mereka berbeda Divisi. Dong Bin dan Hyun jae pertama kali bertemu ketika seleksi pendaftaran masuk Akademi kepolisisan. Kebetulan meraka satu kamar saat di asrama. “ Kamu sudah disini, Kenapa nggak makan ? “ Tanya Hyun Jae melihat Dong Bin hanya membawa segelas kopi. “ Lagi nggak pingin makan aja, masih kenyang ini perut” jawab Dong Bin dengan pelan. Sadar bahwa Dong Bin baru saja berduka, Hyun Jae berusaha menghiburnya. Agar Dong Bin tidak berlarut larut dalam kesedihan. “ Masih kepikiran nenek ya ? “ tanya Hyun jae. Namun Dong Bin tetep diam dan tidak menjawab satu kata pun pertanyaan dari Hyun Jae. “ Udahlah, Jangan sedih terus, kasian nenek di sana” kata Hyun jae. “ Nanti malam ada acara nggak ? kita keluar boleh kali ? “ imbuh Hyun Jae. Namun Dong Bin tetap diam saja sambil minum kopi, tidak menggubris sedikitpun ajakan Hyun jae. Ia malah pergi meninggalkan Hyun Jae sendirian di sana. “ Hei… pokoknya jam 9 nanti aku jemput, kita happy happy nanti… Dong bin” Ucap Hyun jae dengan nada keras meneriaki Dong Bin yang pergi. Merasa ucapan Hyun Jae tidak ada gunanya, Dong Bin tetap pergi tanpa menjawab ajakan dari Hyun Jae dengan sepatah kata pun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD