H-2

1329 Words
Hari keberangkatan pun tiba,Nathan, Josh dan Leo berjalan beriringan bersama dengan para staff yang ikut dalam tour perdana mereka bertiga semenjak ketiganya memutuskan untuk membuat sebuah unit yang mereka namai sebagai Colors. Nama itu sengaja diambil oleh mereka karena mereka menyepakati bahwa tiga di antara mereka memiliki warna musik yang berbeda, namun ketika di satukan akan membuat warna dari musik mereka akan semakin beragam warnanya. Kepergian mereka pagi itu disambut oleh banyaknya wartawan serta paparazzi yang memotret mereka, sejak mereka turun dari mobil van mereka masing-masing, hingga ketika mereka memasuki pintu masuk airport, namun hal itu sama sekali tidak dipedulikan oleh Leo, Josh dan Nathan yang saat itu tengah berbincang mengenai musik dan selera mereka terhadap makanan manis dan pedas. Mereka melakukan hal itu seolah mereka sudah terbiasa dengan sorotan kamera serta paparazzi yang kala itu mengejar mereka sampai ke bandara. Hari itu mereka habiskan selama lima belas jam untuk akhirnya sampai di Hotel Negara Abm, ibu kota dari Negara Abm yaitu kota Boju.perjalanan yang cukup melelahkan saat itu pun membuat mereka memutuskan untuk tidak pergi kemana-mana dan berniat untuk segera beristirahat seharian penuh di dalam kamar hotel mereka. Sebegitu mereka turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam hotel,tak ada satu orang pun dari mereka dan para staffnya yang tidak terkejut melihat dekorasi hotel yang cukup mengesankan mereka saat itu, bagaimana tidak? Banyak sekali lukisan serta patung-patung yunani.  “Nathan!” panggil Josh pada saat itu, dan hal itu membuat Nathan yang tengah mengambil gambar di aula itu pun pada akhirnya menoleh menatap Josh yang datang menghampirinya seraya berucap, “Kau satu kamar denganku okay, biarkan managerku Lucilya bersama dengan Summer dan biarkan Julio bersama dengan adiknya”paparan yang diucapkan oleh Josh saat itu membuat Nathan mengangguk mengiakannya dengan berucap, “Uhm, okay!”balas Nathan kepadanya, “Kak Nathan!” panggilan dari Saint saat itu membuat keduanya yang tengah berbicara pun menoleh menatap Saint yang kini berlari mendekati Nathan dan kemudian berbisik, “Aku merasa tidak nyaman dengan hotel ini, apakah kau merasakan hal yang sama?” tanya Saint kepada Nathan yang kini mengerutkan dahinya dan menggelengkan kepalanya, “Tidak, aku merasa biasa saja, kenapa memangnya?? apakah karena sepi?” balas tanya Nathan kepada Saint yang segera menggelengkan kepalanya dan kemudian berucap, “Bukan, bukan … hanya saja, lukisan dan patung-patung yang ada di sini seperti sedang menatap kita!” jelas Saint seraya membelalakan kedua matanya dengan begitu besar dan hal itu membuat Nathan dan Josh tertawa karena tingkah laku dari adik Julio yang benar-benar menggemaskan, bagaimana tidak anak berusia sebelas tahun itu masih bertingkah seperti anak berusia lima tahunan. “Okay semuanya, ini kunci kamar kalian … silahkan ambil! Kamar sesuai dengan kesepakatan yang sudah ada di dalam daftar yang kemarin saya bagikan” papar Julio kepada mereka yang kini menganggukkan kepala dan mengambil sesuai dengan nomor yang sudah di tetapkan sebelumnya. … Persis seperti yang mereka niatkan malam itu, dan bahkan Nathan yang saat itu satu kamar bersama dengan Josh pun memilih untuk merebahkan dirinya ketimbang ia harus pergi mandi dan beres-beres seperti yang dilakukan oleh Rapper yang tengah naik daun saat itu, Josh. Josh adalah anak yang rajin, dan hal itu terlihat dengan jelas oleh kedua mata Nathan, dan itu sudah bukan kabar burung lagi baginya saat ini. “Apakah kau tidak akan mandi?? setelah lima belas jam berada di luar sana, Nathan?” tanya Josh kepadanya yang mengangguk masih dengan bermain games di handphonenya saat itu,   “Apakah kau yakin jika tiket wahana yang dipesan sesuai dengan waktu rehat kita di kota ini, Josh?” Nathan kembali bertanya kepada Johs, dan bahkan saat itu ia sama sekali tidak memalingkan wajahnya untuk menatap sang Rapper yang kini mengangguk dan melenggang menuju nakas untuk kemudian meraih handphone miliknya dan membuka sesuatu di sana sebelum akhirnya berucap, “Ya … aku memesan dua hari dari ini, dan itu merupakan waktu rehat kita” jelas Josh di sana, dan hal itu membuat Nathan menadahkan tangannya untuk melihat bentuk dari tiket yang kini berada di dalam ponsel milik Josh, “Apakah kita juga akan mendapatkan tiket dalam bentuk fisiknya?”tanya Nathan kepada Josh yang kini mengedikkan bahunya di sana seraya menjawab, “Mungkin kita akan mendapatkannya jika kita memintanya kepada pihak tiketing” balas Josh, dan kedua pandang mereka kini segera melirik ke arah telephone yang berdering, Riiing …. riiing … riing …  Deringan telephone itu membuat Josh segera mengangkatnya, kali-kali itu adalah pemesanan yang salah atau semacamnya, “Halo?” tanya Josh di sana, “Josh, Leo ada di depan pintu, dia bilang aku harus menelphone mu dan mengatakannya agar ia bisa masuk ke dalam” jelas Saint yang berkata demikian, dan hal itu membuat Josh memerintahkan Nathan untuk segera membuka pintunya, “Okay Saint, aku sudah membukakannya” terang Josh di sana, dan hal itu membuat Nathan berucap terima kasih kepadanya sebelum akhirnya ia menutup telephone tersebut. Nathan melenggang ke arah pintu dan kemudian membukanya. Benar saja, Leo tersenyum kepadanya dengan membawa beberapa box pizza yang kini memenuhi tangannya, “Can you hold this please!”permintaan Leo pun segera membuat Nathan membantunya dan akhirnya mereka masuk ke dalam kamar hotel itu, “Apa yang kau bawa?” tanya Josh kepadanya yang kini mengedikkan kepalanya seraya berucap, “Pizza, fried chicken, nuggets, and cola” jawab Leo seraya meletakan piza-piza itu di atas meja yang ada di sana, dan hal itu pun langsung di serbu oleh Josh yang segera membuka dan melahap sepotong pizza di sana, “Jadi, kamu satu kamar dengan Saint?” tanya Nathan seraya meletakkan cola, dan plastik-plastik berisi fried Chicken dan nuggets. Pertanyaan yang dilontarkan oleh Nathan pun segera di beri anggukan oleh Leo yang kemudian berucap, “Ya, karena jika aku bersama dengan Mark, aku gak akan bisa mesen ini semua! You know?? I’m Hungry!! and you too right?” tanya Leo kepada Josh yang kini mengangguk menyetujuinya, dan hal itu membuat Leo segera melayangkan high five kepadanya yang kini menanggapi hal itu, “Serius?? aku gak yakin jika kau bisa tidur dengan anak yang satu itu, Leo”tanya Nathan kepadanya yang dengan pasti mengangguk menanggapi pertanyaan itu, namun tidak dengan Josh yang kini menoleh menatap Nathan dan kemudian bertanya, “Memangnya kenapa jika itu Saint?” tanya Josh kepadanya yang kini menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya dan kemudian berucap, “Kuharap kau tidak lupa untuk tidak menggantungkan kunci pintu milik kalian nanti ketika hendak tidur okay?” pesan dari Nathan saat itu hanya dibalas dengan anggukan dari Leo yang kini lebih memilih untuk menikmati potongan pizza di bandingkan dengan mendengar ucapan dari rekan satu kerjanya itu, dan hal itu membuat Josh hanya mendelik ke arahnya cukup tajam dan ketika Leo kembali mengangguk, dirinya pun mengerti hal itu. Percaya bahwa Leo akan melakukan apa yang diminta oleh Nathan nanti malam ketika ia hendak tertidur. … “Aku tidak yakin jika Leo melaksanakan apa yang kupesankan kepadanya” jelas Nathan kepada Josh yang kini tengah menyandarkan tubuhnya di atas kasur seraya membaca sebuah buku filosofi yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi, “Oya? Kenapa seyakin itu??” tanya Josh tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya barang sedetik pun dari buku favoritnya itu, dan pertanyaan yang diucapkan oleh Josh membuat Nathan menjelaskan alasannya dengan berucap, “Karena setahuku, Saint adalah orang yang sulit untuk dibangunkan … dan aku dengar jika Leo juga orang yang sama sepertinya, dan aku tidak akan bisa membayangkan apa yang terjadi besok pagi jika Leo tidak melepaskan kunci itu dari sana” terang Nathan panjang lebar, dan kekhawatiran itu hanya ditanggapi sebuah kekehan dari Josh yang kini menutup bukunya dan kemudian meletakan buku itu beserta kacamata yang baru saja ia lepas di atas meja, “Tenanglah, Julio pasti bisa membangunkan mereka” balasnya seraya merebahkan diri di kasur sana dan mematikan lampunya, berbeda dengan Josh yang bersiap untuk tidur, Nathan pun pada akhirnya memilih untuk ikut tidur dan mematikan lampu di ranjang miliknya yang tentu terpisah dengan  kasur Josh. to be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD