H-1

1557 Words
Seperti apa yang dikhawatirkan oleh Nathan malam tadi, Julio kini merasa sangat menyesal karena telah membiarkan Leo bersama dengan Saint satu kamar. Karena mereka berdua sulit untuk dibangunkan, dengan bukti bahwa kini Julio tengah mengetuk pintu beribu kali bersamaan dengan menekan bel dari ruang tersebut berulang kali, namun hasilnya nihil. “AAA aku menyesal membiarkan dua orang ini satu kamar malam tadi!!” umpat dirinya masih dengan mengetuk dan menekan bel secara bersamaan, dan hal itu membuat Josh yang tengah bersandar di dinding pun hanya bisa tertawa menyaksikan itu semua, Kedua pandang Josh kini menatap Nathan yang bersama dengan Mark membawa kunci cadangan di sana, dan hal itu membuat Josh berucap, “Kalian sudah dapat?” tanya Josh, dan hal itu membuat Julio kini menoleh menatap sang bintang bersama dengan rekannya, dan juga sebuah kunci cadangan yang akhirnya bisa membuatnya bernapas dengan lega. Dengan cepat Julio mengambil dan memasukkan kunci cadangan itu ke dalam pintu, namun pintu itu tetap tidak bisa terbuka, dan membuatnya semakin bertanya-tanya, “Loh … loh … kenapa pintu ini tidak mau terbuka??” tanya Julio dengan bingung, dan hal itu membuat Nathan meringis dan kemudian berucap, “ Eum, kurasa … mereka memasang kunci dalam” dan ucapan yang dilontarkan oleh Nathan saat itu membuat Julio nampak frustasi dan menggeram dengan cukup kencang, “Noooo!!”bukan mengarah ke marah, namun Julio nampak seperti merengek saat ini, bukan karena hal yang sepele … ia seperti itu untuk mengejar waktu, karena mereka memiliki schedule yang padat hari ini. Melihat Julio merengek seperti itu, membuat Mark menggelengkan kepalanya dan kemudian mengeluarkan handphone miliknya untuk menelfon Leo, dan akhirnya Saint pun terbangun karena suara berisik dari handphone Mark dan kemudian ia membukakan pintu sepuluh puluh menit setelahnya. … “Kalian berdua ini … benar-benar” omel  Lucilya kepada Leo dan Saint yang saat itu tengah menyantap sarapan paginya di kantin hotel, dan Saint serta Leo menanggapi itu dengan berucap, “Maaf” “Sorry” Secara bersamaan di sana, dan kemudian Leo menambahkan dengan berucap, “Aku melupakan ucapan Nathan semalam, Sorry” sambungnya lagi seraya mengunyah roti khas Negeri Prancis. Mendengar hal itu membuat Nathan terkekeh dan kemudian menggelengkan kepalanya seraya berucap, “Sudah kukatakan bukan … mereka memiliki sifat yang serupa” jelas Nathan mengabaikan Leo dan berbicara kepada Josh yang kini menatap Saint serta Leo dengan cukup tajam lalu kemudian menganggukkan kepalanya dengan pelan dan berucap, “Yeah … kau benar” balas Josh kepada Nathan yang kini tertawa karena mengingat betapa frustasinya sang manager yang saat itu berusaha untuk membangunkan keduanya beberapa menit yang lalu. … “So! Kita memiliki waktu setengah jam lagi untuk kumpul di lobby hotel dan pergi ke lokasi concert untuk melihat keadaan panggung dan rehearsal kasar, lalu kita pergi untuk bertemu dengan beberapa wartawan, dan balik lagi ke lokasi concert untuk rehearsal yang sebenarnya dan kita akhirnya concert untuk besok, itulah susunan acara kita untuk hari ini!” jelas Julio panjang lebar kepada mereka yang tengah berkumpul di meja makan pagi itu. Penjelasan yang panjang dan lebar itu pun hanya diberikan anggukan paham oleh mereka serta acungan jempol dari mereka-mereka yang berada di sana, meski pun seperti itu … Julio tahu bahwa mereka mengerti dengan apa yang telah ia ucapkan di sana. Hal itu membuat mereka kembali menyantap sarapan pagi mereka yang ada di atas meja saat itu, “Kak Nathan!” panggilan dari Saint membuat Nathan yang berada di sebrangnya pun kini menoleh menatapnya, yang kini terlihat ingin mengatakan sesuatu hal yang penting padanya dan hal itu lah yang membuat Nathan bertanya, “Ada apa Saint?” tanya Nathan kepada anak kecil itu, dan hal itu membuat Saint berucap, “Ada yang aneh dengan makanan ini” jelas Saint kepadanya, mendengar apa yang diucapkan oleh Saint kepada Nathan saat itu membuat Josh mengerenyitkan dahinya dan kemudian mengecek sup yang sama yang dimakan oleh Saint saat itu, “Kenapa dengan makanannya?” tanya Nathan kepada Saint dengan nada yang penasaran terhadap ucapan dari Saint, “Makanannya sangat lezat!” jelas Saint di sana seraya tertawa, dan hal itu membuat Josh yang sempat cemas pun kini hanya bisa terkekeh menanggapinya dan Nathan hanya mengangguk menjawab ucapan dari Saint yang kini melahap bubur itu dengan nikmat sampai tak bersisa.   Seperti yang diucapkan oleh Julio mengenai schedule mereka hari ini. Setelah sarapan pagi, mereka kembali ke kamar masing-masing untuk bersiap pergi menuju lokasi concert dan menjalankan geladi kotor supaya mereka setidaknya mengetahui bagaimana jalannya acara yang sudah disusun oleh penyusun acara konser. Saat itu, Nathan tengah memainkan handphone miliknya serta menunggu Josh yang sedang mandi di sana. Nathan menunggunya untuk kemudian bergantian dengannya karena kamar mandi di dalam hotel itu hanya ada satu. “Nat!! hei, kau di sana??” tanya Josh dari dalam kamar mandi kepada Nathan yang kini menggumam untuk menjawabnya, “Mm … ada apa?” tanya Nathan masih menscroll ** miliknya dan membaca berbagai komentar terhadap foto yang baru saja ia upload beberapa menit yang lalu, “Bisakah kau ambilkan shampo punyaku di atas kasurku?? kurasa aku sudah menyiapkannya tadi tapi lupa kubawa ke dalam” jelas Josh kepada Nathan yang kini menolehkan pandangannya menatap shampo yang benar tergeletak di atas kasur Josh saat itu, hal itu membuat Nathan beranjak untuk menolong temannya. “Kenapa kau tidak memakai shampo hotel?” tanya Nathan yang saat itu meraih shampo tersebut dan kemudian berjalan menghampiri pintu kamar mandi yang sedikit terbuka dan memberikan shampo itu kepada Josh, “Maunya sih seperti iut, tapi aku punya alergi, gak bisa pakai sembarang shampo”jelas Josh kepada Nathan yang kini mengangguk untuk menanggapinya dan kembali duduk di atas ranjangnya untuk kembali berinteraksi dengan para fansnya tercinta. Satu … dua dan tiga menit ia lewati, pandangannya yang kala itu tertuju pada handphone miliknya, kini teralihkan menatap hotel yang tepat bersebrangan dengan hotel miliknya. Sesuatu telah menarik perhatiannya saat itu, bahkan hingga membuat Nathan berjalan untuk mendekati jendela dan menatap ke arah jendela hotel seberangnya. Di dalam sana, saat ini ada beberapa orang yang mengenakan jas hitam tengah memasang sesuatu secara bersamaan di dalam kamar hotel satu lantai di bawah lantainya. Tidak hanya satu orang, namun ketika ditelisik lagi oleh Nathan, lelaki yang mengenakan jas hitam saat itu berjumlah cukup banyak dan tengah memasang sesuatu dari kamar satu ke kamar yang lainnya. Hal itu janggal menurut Nathan. “Hei, Josh!” panggil Nathan kepada Josh yang baru saja keluar dari kamar mandi saat itu, “Yap?” tanyanya, “Ada yang aneh dengan hotel seberang kita” jelas Nathan masih dengan pandangan yang menelisik ke arah para lelaki berjas hitam itu, mendengar ucapan sang rekan membuat Josh menoleh sebentar dan kembali berkutat dengan baju yang akan ia kenakan saat itu, “Apa yang aneh?” tanya Josh seraya memasukan tubuhnya ke dalam kaos bermotif yang cukup stylish untuk dilihat. “Mereka memasang sesuatu di sana”jelas Nathan lagi, dan hal itu tentu membuat Josh merasa penasaran dan pada akhirnya berjalan mendekati jendela dan berdiri tepat di samping Nathan saat itu, “Mana?” tanya Josh kepada Nathan, tidak dengan sebuah ucapan, namun Nathan memilih untuk menunjuk lantai bawah dari hotel yang sejajar dengan mereka saat ini, dan hal itu membuat Josh mengerenyitkan dahinya merasa bahwa hal itu pun janggal, “Kenapa pembenar AC memakai jas?” tanyanya kepada Nathan yang kini menghelakan nafasnya dan kemudian menggelengkan kepala seraya berucap, “Lihatlah lebih seksama! Mereka tidak hanya ada di satu kamar, Josh!”penjelasan Nathan saat itu membuat Josh lebih memincingkan pandangannya lagi, dan benar saja … tidak hanya satu kamar, namun satu barisan lantai itu tengah di pasangi sesuatu oleh laki-laki berjas hitam. “Yeah … itu aneh” jelas Josh di sana, dan ketika salah satu dari laki-laki berjas itu menoleh, dengan cepat Josh bersembunyi seraya menarik Nathan untuk merunduk bersembunyi dari laki-laki itu. “Hei!!!” protes Nathan kepadanya yang kini menggelengkan kepala dan segera menutup gorden jendela dengan perlahan, “Kita gak perlu masuk ke dalam permasalahan itu, kurasa mereka dari pihak berwajib atau yang sejenisnya” jelas Josh seraya berdiri setelah gorden dari jendela kamar mereka tertutup dengan sempurna, “Um … jika benar seperti itu, mungkinkah mereka tengah memasang sebuah alat penyadap?” tanya Nathan kepada Josh yang kini mengedikkan bahunya dan menggelengkan kepalanya, “Maybe” jawab Josh di sana, dan hal itu membuat Nathan sedikit merasa penasaran karenanya, namun … ia juga tidak mau terlibat seperti apa yang telah diucapkan oleh Josh, yang pada akhirnya ia memilih untuk masuk ke kamar mandi dan segera bersiap di sana. … Seperti yang Julio katakan, tiga puluh menit dari sana, mereka sudah berkumpul di lobby hotel untuk kemudian pergi menuju lokasi konser mereka yang dilakukan di stadium sepak bola terbesar yang ada di Negara ABM kota Boju. “Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, kita akan pergi menggunakan bus, karena mobil di kota ini terlalu mahal untuk di sewa” jelas Julio kepada Nathan dan mereka-mereka yang kini berkumpul di lobby hotel, “Oke, apakah bus nya sudah datang?” tanya Lucilya kepada Julio yang kini menoleh menatap Mark yang berucap, “Ya … bus sudah siap, kita bisa pergi sekarang” jelas Mark kepada mereka, dan hal itu lah yang akhirnya membuat mereka berjalan keluar dari hotel untuk kemudian masuk ke dalam bus yang akan mengantarkan mereka pada lokasi konser yang akan diselenggarakan.   to be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD