Ken bangun lebih awal, ia sempat tidur dua jam karena kepalanya pening. Kini air shower membasahi tubuhnya. Bukannya amnesia, Ken ingat dengan jelas apa yang ia lakukan subuh tadi dengan Dara. Tak bisa Ken lupakan hal itu, desahan, erangan, suara tertahan, bahkan napas lembut Dara yang menerpa dadanya saat ia menindih gadis itu. Semuanya nikmat. Munafik jika Ken memungkirinya, karena hingga kini, percintaannya dengan Dara adalah yang terbaik menurutnya. Selama ini saya tahan. Semua laki-laki selalu tergoda akan kamu Dara, meski saya benci kamu, tidak bisa saya pungkiri saya juga tergoda dengan kamu. Itu yang membuat saya semakin benci kamu. Kenapa saya harus tergoda? Padahal ada gadis yang saya tunggu dan saya cintai. Saya menikah dengan kamu, saya lakukan ini semua untuk dia. Ken tak be

