2

1508 Words
"Kamu ga salah apa-apa sayang ga usah minta maaf." ujar Naka lagi. Karena jujur saja ia sekarang benar-benar takut jika ini adalah akhir dari semua. Ia masih belum bisa jika harus berakhir pada hari ini, kisahnya itu. "Tapi bener aku nanti ga bisa nonton sama kamu sayang. Aku harus minta maaf karena kan kita harusnya nanti nonton sama kamu." ujar Nabila. "Ohh itu, ga papa kok sayang. Emangnya kamu mau pergi kemana sayang?" tanya Naka kepada Nabila yang mana saat ini Naka merasa sedikit lega karena dirinya tahu bahwa Nabila tidak akan mengakhiri ini sekarang. "Hehehe iya sayang, aku mau pergi sama Raras sama Hasna kok. Maaf ya sayang, aku janji besok ya kita nonton. Gimana?" tanya Nabila tersebut. "Okay sayang, ga papa kok sayang. Ya udah sekarang kamu makan lagi ya sayang. Makan yang banyak." ujar Naka kepada Nabila tersebut. Nabila pun kini berterimakasih kepada Naka karena sudah tidak marah kepada Nabila. Kini teman-teman mereka pun mulai berdatangan dan sekarang mereka tampak makan bersama hingga akhirnya waktu sudah menunjukkan hampir bel masuk, mereka pun pergi kembali ke kelas mereka. Awalnya Naka ingin mengantar Nabila, tapi Nabila mengatakan pada Naka untuk tidak usah karena Naka nanti akan terlambat jika Naka mengantarkan dirinya lebih dulu. Maka dari itu mereka sekarang berpisah, saat menuju ke kelas Nabila, Hasna dan Raras juga tampak membahas tentang bagaimana nanti, apakah weh mendapatkan ijin dari Naka atau tidak. Nabila pun kini mengatakan bahwa ia mendapatkan ijin dari Naka dan mereka nanti bisa pergi bersama. "Bener-bener sih Lo tuh ya, wow banget dah ya ga main-main kalo udah dekat sama cowok. Sekali dekat langsung dekat banget di gas sampe ke dekat banget lah pokoknya. Memang agak edan ya Lo kalo dekat sama cowok. Dekat tapi ga jadian beuh. Itu mah Lo banget." ujar Raras kepada Nabila itu. "Hahaha apa sih guys, udah lah guys jangan kayak gitu. Nrar makin banyak yang tau kan gua malu." ujar Nabila kepada kedua temannya tersebut. "Woy, Lo serius masih punya malu? Gua kira udah ilang weh haha. Lagi pula Lo sih ya bener-bener kalo soal cowok ga bisa ada yang ngalahin disini. Mereka tahu kalo bakalan di ghosting tapi tetap aja mereka pada mendekat. Kalo udah terpikat ya mau gimana lagi ya ga." ujar Raras kepada Nabila itu. "Yee dasar Lo ya hhahaa. Itu lah Nabila." ujar Nabila menjawab Raras itu. Sekarang mereka tampak sudah berada di kelas mereka. Kini mereka berdua itu sudah ada di kelas sembari menunggu guru datang karena beberapa detik yang lalu bel masuk sudah berbunyi di sepanjang sekolah. "Btw kalian pada bawa jaket atau cardi kan?" tanya Hasna kepada mereka berdua. Mereka sekarang mencoba mengingat-ingat juga sekarang. "Gua bawa kok ini, santai aja lah gua selalu bawa." ujar Raras ke Hasna. Sementara saat ini Nabila masih mengingat-ingat apakah ia membawa atau tidak. Ia mengingat dan ternyata ia tidak membawa jaket ataupun cardigan. "Aduh mati deh gua, gua ga bawa jaket satau cardigan nih. Ntar deh gua pinjem aja sama Naka kali ya. Dia tadi bawa jaket kok." ujar Nabila tersebut. Saat Raras dan Hasna akan menjawab perkataan dari Nabila itu tiba-tiba ada yang mendatangi mereka bertiga, lebih tepatnya mendatangi Nabila saat ini. Ia pun melihat ke arah Nabila sekarang. Yang saat ini mendekati Nabila itu adalah Belva, Belva merupakan salah satu teman kelas mereka di 11 IPS 2 ini. "Hai Va, ada apa Belva?" tanya Nabila kepada Belva tersebut sekarang. "Eh iya ini gua cuman mau pinjemin jaket gua. Lo tadi bilang ga bawa jaket kan. Pakek aja, masih bersih kok Nab." ujar Belva pada Nabila tersebut. Nabila saat ini menatap ke dua temannya, tentu Belva tahu seperti apa dirinya. Karena di kelas ini juga sudah ada beberapa korban ghosting Nabila. Meskipun sekarang mereka tidak jadi musuh, mereka tetap berteman juga. Selain itu seharusnya Belva tahu jika sekarang Nabila masih menjadi teman dekat dari Naka. Namun Belva sudah mulai gas saja, mungkin Belva sudah tau bahwa ini sudah hampir seminggu dirinya dekat dengan Naka tersebut. Namun sekarang Nabila juga tidak bisa menolak kebaikan Belva, daripada ia pergi mencari Naka lebih baik dirinya menerima kebaikan Belva ini. Kedua teman Nabila sekarang juga sedang bertanya-tanya apakah Nabila akan menerima ini atau tidak, mereka sunggu sangat bertanya-tanya sekarang. "Oh okay Belva, thanks ya. Gua pasti bakalan balikin ini dalam keadaan baik dan juga wangi. Thanks lagi ya, Lo membantu banget." ujar Nabila itu. "Ah iya sama-sama Nab, Lo bisa pakek itu dulu. Kalo gitu gua balik ke tempat duduk gua dulu ya Nab." ujar Belva yang sepertinya sangat senang karena kebaikannya itu akhirnya diterima oleh Nabila. Ia benar-benar senang. "Wah gila belum juga pisah dah ada yang ngantri aja tuh Nab. Wah bisa-bisa nih satu kelas disini dah pernah dekat sama Lo dah." ujar Raras tersebut. Nabila saat ini tertawa, tapi tawanya tampak terhenti sekarang karena guru mereka telah datang. Mereka pun sekarang tampak mengikuti pembelajaran. Sekarang ini mereka tampak masih berpusing-pusing ria dengan matematika. Sungguh mereka sekarang ini sudah seperti zombie karena saking pusing dan juga sudah pucat mereka semua di beri soal matematika. Untung saja soal ini tidak di kumpulkan hari ini, melainkan Minggu depan lagi. Bel pulang tampak sudah berbunyi, Nabila kini sedang membereskan buku-bukunya. Ia tadi mengatakan pada Naka untuk tidak usah menjemput saja karena toh dia juga akan pergi bersama dengan Raras dan Hasna. Kini mereka tampak sudah berdiri, Nabila sedang menggunakan jaket milik Belva. Jaket Belva ini wangi dan Nabila sangat suka dengan wangi parfume ini. Ketika akan keluar dari kelas, Nabila kini melihat ada Belva yang masih nongkrong di depan kelas. Belva dan teman-teman kelasnya itu ada di kursi depan kelas. Nabila kini tampak menatap ke arah Belva, ia berbicara ke Belva. "Belva, gua pakek dulu ya. Thanks btw." ujar Nabila kepada Belva yang mana kini membuat teman-teman mereka pun sekarang berteriak semuanya. "Uhuyy... Ihirrr... Ada apa nih?" teriak mereka itu membuat Belva tampak menyuruh mereka untuk diam, sementara Nabila saat ini tertawa ngakak. "Ya udah ya guys, gua mau jalan dulu. See you." ujar Nabila ke mereka. Kini Nabila tampak keluar dari sana menuju ke parkiran. Mereka akan menggunakan mobil Raras karena tadi Nabila berangkat bersama dengan Naka sementara itu Hasna berangkat dengan di antar oleh sopirnya itu. Mereka sudah berjalan menuju ke parkiran yang mana itu bisa dilihat dari kelas atas, termasuk juga dengan kelas Naka. Sekarang Naka dan teman-temannya juga masih ada di depan kelas, lebih tepatnya sekarang mereka sedang melihat suasana parkiran di balkon kelas mereka itu dengan berjejer. "Ka, itu bukannya cewek Lo ya? Eh maksud gua itu Nabila deh pokoknya. Ga tau gua dia siapanya Lo dah pokoknya." ujar Gleo kepada Naka tersebut. "Eh iya itu Nabila." ujar Naka kepada Gleo sembari ia tersenyum saat ini. "Tapi kok dia pakek jaket kayak jaket cowok? Soalnya kebesaran gitu buat dia. Itu jaket Lo atau bukan deh?" tanya Gleo lagi kepada Naka tersebut. "Itu bukan jaket gua, Nabila tadi ga bawa jaket." ujar Naka ke Gleo itu. "Waduh, terus itu jaketnya siapa dong yang dipakai sama Nabila? Lo cari tau dah tuh. Lah dia udah pergi sekarang." ujar Gleo kepada Naka lagi sekarang. Naka saat ini tampak menatap ke arah menghilangnya Nabila itu. Kini ia tampak duduk di depan kelasnya sembari mukanya terlihat suntuk sekarang. Teman-temannya pun kini tampak bertanya ada apa dengan Naka. "Lo kenapa Ka? Kok muka Lo suntuk banget sih?" tanya Theo tersebut. "Tadi habis liat Nabila pakek jaket cowok dan Naka ga tau itu jaketnya siapa. Masalahnya pas berangkat tadi ga bawa jaket Nabila." ujar Gleo karena Naka sama sekali tak menjawab perkataan dari Theo karena ia masih kesal. "Ohh gitu, ya Lo kan tau sendiri gimana Nabila, Ka. Mau ga mau kejadian kayak gini tuh Lo harus siapin hati Lo Ka. Jangan bergantung sama Nabila deh pokoknya, Lo bakalan sakit hati banget." ujar Theo memperingkatkan Naka. "Ya tapi Nabila sama sekali belum memperlihatkan kalo dia mau pisah. Dia sama gua masih baik." ujar Naka yang kini baru menjawab mereka itu. "Eh stop deh bentar, Lo pas scroll lagi. Naikin lagi dong gua kayak liat jaket yang tadi dipakai sama Nabila deh." ujar Gleo yang kini membuat Naka melihat ke arah Gleo. Mereka pun menaikan lagi postingan-postingan itu. Benar saja, tak lama kemudian mereka tampak melihat foto cowok menggunakan jaket itu. Ternyata itu adalah foto dari adik kelas mereka yang mana satu kelas dengan Nabila. Mereka yakin itu adalah milik cowok itu, Belva. Sekarang ini Naka tampak mengambil tasnya dan ia langsung turun ke bawah. Tujuannya sekarang adalah ruangan kelas Nabila, ia kini pergi kesana. Teman-teman Naka pun langsung menyusul Naka karena mereka tidak ingin ada apa-apa dengan Naka tersebut. Mereka tidak ingin Naka nanti akan membuat masalah. Sekarang tampak sepertinya mereka sudah terlambat. "Apa maksud Lo? Lo tau kan kalo gua sama Nabila itu masih deket. Terus kenapa Lo sekarang udah berani pinjemin jaket Lo buat Nabila. Mau cari perhatian Lo sama Nabila?" tanya Naka kepada Belva tersebut sekarang. "Gua ga maksud gitu. Lagi pula bro, Nabila juga terima. Daripada dia capek-capek nyari ke Lo jadi ya gua pinjemin aja." ujar Belva kepada Naka membuat Naka semakin kesal, sekarang ini Naka tampak mendekati Belva dan ingin menghajar Naka, tapi sekarang untung saja teman-temannya disana. Mereka sekarang tampak sudah memegangi Naka agar tidak buat masalah. Mereka sama sekali tidak mau jika nantinya Naka membuat masalah dan Nabila akan marah kepada Naka. Mereka tahu seberapa Naka menyukai Nabila.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD