Sekujur tubuh yang rapuh setetes air mata yang jatuh,
Antara sabar dan ikhlas itu berbeda, hati mulut bisa berbicara tidak tetapi hati dan batin sangat tidak bisa untuk di bohongi, dan jalan skenario Allah memang berbeda beda"
Arini bersedih pasalnnya ini malam pertamanya dengan suaminya tetapi suaminya, malah bersikap tak selayaknya kepadanya, dia sadar seratus persen bahwa ini bukan kemauan ustadz Azam, tetapi ini juga bukan juga kemauan Arini, sebagai adik dia pun sesungguhnya sedih berada di posisi ini,
Suaminya malah memilih tidur di sofa, hati istri mana yang tak sakit di benci dengan suami, padahal dia juga di sini adalah korban,
"Mas biarkan Arini yang tidur di sofa ini, mas pindah saja tidur di kasur"
Ucap Arini kepada Azam, yang notabenenya adalah suaminya, ustadz Azam pun bersuara,
"Tidak aku akan tidur di sini sebencinya aku kepadamu, aku pun punya perasaan kamu adalah perempuan, meskipun aku tidak menginginkan pernikahan ini, tapi kamu sudah menjadi tanggung jawab ku, baik secara agama maupun dunia, pernikahan bukanlah main main,
Saat aku menjabat tangan pamanmu, mengucapkan kalimat tersebut di hadapan pamanmu serta orang tuaku, dan di hadapan Allah saat itu juga tanggung jawabmu sepenuhnya ada kepadaku, tapi maaf diriku tidak bisa menerimamu selayaknya istri seperti Aruna kakamu, tolong mengertikan posisiku saat ini, nanti ada kalahnya aku menerimamu meskipun hanyalah sedikit di hatiku"
Ucap ustadz Azam di depan Arini, sambil meminta Arini untuk mengerti posisinya, Arini pun langsung bersuara,
"Baiklah mas Arini juga mengerti posisi mas saat ini, dan ketahuilah Arini juga sangat sulit menerima semua ini, menerima pernikahan ini menerima mas sebagai suami Arini, maafkan Arini yang tidak bisa menolak permintaan Kaka Aruna,
Hingga membuat Arini ada di tengah tengah batarai rumah tangga kalian, ini semua Arini lakukan karena tidak ingin Kaka Arini sedih, mas maafkan Arini yang tidak bisa menolaknya"
Ucap Arini sambil meneteskan air mata di depan ustadz Azam, ustadz Azam yang melihat Arini menangis langsung saja mengusap air mata di pipi Arini, walau bagaimanapun Arini sekarang adalah istrinya meskipun ustadz Azam, tidak menginginkan nya tetapi dia pun tidak ingin membuat Arini menangis, di hapuskan air mata yang mengalir di pipi Arini dan berkata,
"Sudahlah tidak ada baiknya dirimu menangis, sekarang kita sama sama hancur bukan cuma kamu yang hancur, tetapi Aruna kakamu hancur saat melihat suaminya sendiri menikah dengan adiknya, dan hatiku pun hancur saat itu bahkan saat ini, tetapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur, kita sudah terlanjur mengikuti skanario takdir Allah, dan biarlah waktu yang akan menjawabnya, tetapi maaf aku belom bisa menerimamu"
Ucap ustadz Azam sambil menghapus air mata di pipi istrinya Arini, sementara Arini yang baru dapat sentuhan tangan dari Kaka iparnya sekaligus suaminya, jantungnya menjadi berdebar2,
"Allah kenapa jantung dan hatiku seperti ini, Allah apa aku telah jatuh cinta dengan Kaka iparku yang lebih tepatnya sekarang adalah suamiku"
Ucap batin hati Arini
"Sudalah sekarang lebih baik kamu tidur, mas akan di sini tetapi tidak dengan tidur di kasur yang sama Dee"
Ucap ustadz Azam kepada Arini, Arini pun menganggukan kepala dan berkata,
"Baiklah mas"
Ucap Arini yang berjalan pergi menuju kasir,
Arini pun sudah di perbolehkan memanggil ustadz Azam dengan, panggilan mas hal itu pun di pinta oleh ustadz Azam sendiri
Sementara itu di tempat yang sama, namun kamar yang berbeda, seorang perempuan sedang menangis, mengingat ini adalah malam pertama suaminya serta adiknya, bolehka dia egois satu sisi di hatinya dia sakit, tetapi di sisi lain Arini juga sudah menjadi istri dari suaminya, Arini juga sudah menjadi tanggung jawab Azam suaminya, dan menurut agama pun sah sah saja Arini menikah dengan ustadz Azam, karena Azam hanyalah Kaka iparnya Arini, tidak ada ikatan darah sekalipun, dan sudah menjadi hak Arini juga untuk tidur bersama ustadz Azam
Yang notabene nya adalah suaminya, dan ustadz Azam pun mempunyai hak atas Arini adik kandungnya, karena tanggung jawab Arini sudah berada kepadanya,

Potonya ini dulu ya, nanti kalo udah dapat siapa yang jadi Aruna,
"Aruna sedang tidak baik baik saja, dia bersedih dan darah yang menetes dari hidungnya, karena sakit yang di deritanya, kambuh kembali malam ini, tapi itu tidak sesakit fisik dan hatinya, baginya ini hanyalah sakit biasa, tetapi hati fisik dan pikiranya berbeda, sangat munafik jika dia tidak cemburu, diapun seorang perempuan yang mempunyai perasaan sakit, mungkin mulut dan perkataan bisa berkata tidak, tetapi hati dan air mata tidak bisa di bohongi lagi, seratus persen pun,
"Ya Allah jika memang ini yang terbaik untukku darimu, aku akan coba ikhlas menerimanya, tolong ikhlaskan hatiku ini ya Allah, untuk menjalankan semua ujianmu ini, di dalam batarai rumah tanggaku, dan jika memang ini menjadi konci surga kedua untukku serta suamiku, tolong jangan sampai ada air mata yang terjatuh lagi, sudah cukup surga kedua untuk suamiku, jangan kau datangkan lagi surga ketiga ataupun ke empat, karena surga kedua pun sudah mebuat hati dan batinku sakit amin ya allah"
Ucap tangisan batin Aruna,
Bersambung.....