Tak terasa ini sudah hari ke tiga, ustadz Azam dan sang istri saling berdiaman, bahkan baru kali ini mereka seperti ini, biasannya pertengkaran pun cuma sampai beberapa jam, tapi ini sudah tiga hari keduanya Masi berdiaman, belom ada yang mau mengalah satu sama lain.
Ustadz Azam pun sudah pasrah, akhirnya dia sendiri yang mengalah, karena dia sudah tak sanggup berdiaman, dengan sang istri akhirnya dia pun mulai memberanikan diri berbicara dengan sang istri,
"Sayang apa kamu Masi marah dengan permintaan mas waktu itu, mas bener-bener minta maaf atas apa yang mas ucapkan, padahal niat awalnnya mas cuma ingin kamu untuk tidak menerima permintaan konyol dari umi mas sayang, tapi mas salah kamu malah menyetujuinya, mas sangat mencintaimu sayang"
Tutur kata ustadz Azam di depan aruna, Aruna yang mendengar pun langsung menjawab,
"Aruna tidak marah dengan mas, tapi Aruna kecewa sama mas, padahal sangat jelas Aruna memang tidak bisa memiliki anak mas, tapi mas egois mas cuma berpikir cinta dan sayang dengan Aruna, tapi mas tidak memikirkan perasaan kake mas serta orang tua mas, mas kan tau Aruna sangat sulit untuk memiliki anak tapi mas egois, apa selama ini Aruna meminta sesuatu kepada mas? Tidak kan? Salah jika Aruna menginginkan mas menikah lagi, ini bukan desakan dari umi ataupun keluarga mas, tapi dari hati Aruna pun sama mas, sangat menginginkan mas mempunyai keturunan, Aruna mohon mas mau mengabulkannya"
Ucap Aruna di depan ustadz Azam, sambil Aruna pun sujud di kaki ustadz Azam, sambil menangis ustadz Azam pun, membangunkan Aruna sambil berkata,
"Sudah sayang, jika itu memang maumu, mas akan lakukan untukmu sayang, mas tetap pada pendirian mas sedari awal, kamu yang harus cari calon istri untuk suamimu ini"
Ucap ustadz Azam kepada Aruna sambil membantu berdiri, Pasalnya ustadz Azam yakin Aruna, belom menemukan calon istri untuknya
Aruna pun menjawab,
"Terima kasih mas, insyaallah Aruna sudah punya calon untuk mas"
Ucap Aruna pun membuat ustadz Azam terkejut, secepat itukah sang istri menemukan seseorang wanita, untuk menjadi adik madunya, ustadz Azam pun langsung bersuara
"Secepat itu sayang, bahkan mas saja baru menyetujuinya, tapi kamu sudah mempunyai calon istri untuk suamimu ini, lalu siapa yang akan menjadi istri dari suamimu ini"
Kata ustadz Azam di depan Aruna, Aruna pun langsung menjawab,
"Arini mas"
"Jedarrrr.....
Bagai di samber petir,
Perkataan Aruna pun membuat ustadz Azam langsung kaget setengah mati,
"Apa? Arini, kamu gila Aruna? Arini adalah adik kandungmu sendiri, bahkan mas sudah menganggap dia sepagai adik kandung mas sendiri, tapi kamu kakannya malah seperti ini, sadar Aruna bukan aku yang egois tapi kamu"
Ucap ustadz Azam di depan Aruna, ustadz Azam, yang biasa memanggil sayang kepada Aruna, menjadi memanggil nama Aruna sendiri, itu tanda ustadz Azam tidak baik-baik saja, dia sedang marah niat hati ingin memperbaiki masalah malah, tumbuh masalah baru, pikiran istrinya sangatlah kecil,
"Aku mohon mas Arini adikku, cuma dia yang bisa aku percayai, dan pantas menjadi adik maduku sendiri"
Ucap Aruna kepada ustadz Azam, ustadz Azam pun bersuara,
"Mas mau menikah dengan wanita lain, tapi tidak untuk Arini, Aruna sadar Arini bahkan baru umur 18 tahun Masi kecil, masa depannya Masi panjang"
Ucap ustadz Azam sambil menasehati sang istri, tetepi Aruna tetaplah Aruna,
"Aruna mohon mas, jika mas tidak mau menikah dengan Arini, Aruna akan pergi meninggalkan mas"
Ucapan itu sukses membuat ustadz Azam, pun melemas sudah dua kali istrinya berpikir untuk meninggalkannya? Itu adalah kelemahan ustadz Azam, sang ustadz pun langsung bersuara,
"Baiklah mas akan mau menikah dengan Arini, jika Arini sendiri menyetujuinya"
Ucap ustadz Azam pun sukses membuat aruna tersenyum sambil langsung memeluk sang suami, ustadz Azam yakin Arini pun pasti akan menolaknya, ustadz Azam pun langsung membawa Aruna ke tempat tidurnya, sambil berkata,
"Sudah sayang, lebih baik sekarang kita tidur, jangan seperti kemaren2 ya mas sangat stres di diamkanmu, apa lagi kamu pergi dari hidup mas, mas bisa mati sayang"
Sambil mengusap2 pipi Aruna dengan sayang Aruna pun memeluk Azam, dan mereka pun tidur
Bersambung......