part4,

519 Words
Seorang istri yang mana tidak sakit,saat mendengar Permintaan umi mertuaku, sendiri yang memohon kepada menantunya sendiri, agar aku mengijinkan, suamiku mau untuk menikah lagi, Allah rasanya hatiku pun sakit, bagai di tusuk seribu duri, bagaimana tidak merasakan sakit saat malaikat yang kau kirimkan, ke dunia ini yang menjagaku dalam suka dan duka, harus aku ikhlaskan dia menikah lagi dengan orang lain, "Istiana yang ku bina, dalam suka dan duka sudah kami lewati bersama, pahit manis kehidupan sudah kami rasakan, lima tahun saat dia menyebut namaku di depan papaku dan di depan penghulu, rasanya hatiku sangat bahagia, lima tahun bukanlah waktu yang sebentar, "Kini istana kecil yang ku bina dengan suamiku ini, sedang kau uji, Allah apakah aku harus ikhlas? Melihatnya bersanding di pelaminan dengan orang lain, melihat suamiku yang aku cintai dan ku sayangi, menikah dengan wanita lain, jujur saja hatiku pun sangat munafik untuk tidak cemburu, tapi jika aku tidak menerima permintaan umi mertuaku sendiri, alangka berdosannya diri ini ya Allah, "Umi mas Azam sangat baik kepadaku, dan kepada keluargaku aku berhutang Budi kepadanya, jika aku tidak menerimanya aku yakin umi pasti akan sangat kecewa kepadaku, karena dia sangat ingin memiliki cucu dan apa lagi kake dari mas Azam yang sedang sakit sakitan, aku tidak tega untuk menolaknya ya Allah" "Aku dan mas Azam sudah berusaha istiar dan berdoa untuk memiliki anak, tapi apa Dayaku jika yang di katakan dokter itu berbeda' Ya dokter memprediksi aku bahwa aku 50% persen untuk bisa mengandung karena sakit yang aku derita ini, aku jadi sulit memiliki anak, tapi aku percaya bahwa keajaiban Allah itu ada, tapi ketika umi mertuaku yang memohon kepadaku, rasaku pun jadi yang serbah salah, posisiku ini serbah selah, jika aku menolak aku pun tak tega karena umi orangnya baik, mau menerima aku yang dari keluarga tak mampuh? Menyayangiku pula setelah papaku tiada menyayangi adikku juga bukan cuma aku, saja yang di sayang, mau tak mau pun aku menyetujui permintaannya itu, meskipun di hatiku sakit, jika di katakan aku juga ingin memiliki anak, ingin rasanya mengandung malaikat kecilku, Apa lagi anak dari suamiku sendiri, tapi apa boleh buat berbagai cara telah aku lakukan, sampai meminum obat setiap hari, untuk bisa memiliki anak berobat ke dokter supaya fisikku kuat untuk mengandung, tapi mau bagaimana lagi jika Allah belom memberikan aku dan suamiku kepercayaan, "Malaikat kecil yang aku nanti belom juga tumbuh, sedangkan posisiku saat ini serbah salah, Allah jika memang ini yang terbaik ku mohon, tolong kuatkanlah aku menerima semua ujianmu ini, tolong lapangkan hatiku untuk menerimanya" Seorang perempuan sedang menangis di atas sajadah, siapa lagi dia adalah Aruna  Dengan berserah diri meminta petunjuk, kepada Allah sambil menangis, berharap semua yang ia serahkan kepada Allah, dan ia doakan akan terjawab, sesungguhnya tidak ada satupun di antara manusia yang siap untuk di madu, berbagi suami bukanlah hal yang mudah, namun Aruna pun tidak mau berdosa kepada suaminya dan juga kepada ibu mertuanya, karena sampai saat ini masi belum bisa memberikan keturunan untuk suaminya, sementara sang mertua juga ingin memiliki cucu, apa lagi dengan sang kakek papa dari ibu mertua itu, beliau sangat ingin melihat cicitnya sebelum menutup mata, bersambung.....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD