Hancur sudah harapanku, ketika istriku sendiri malah menuruti keinginanku, padahal niatku hanyalah ingin menghentikan niat konyol umiku sendiri, ibu yang melahirkan diriku ke dunia ini, bukan maksudku sebagai anak tidak menurutkan keinginan keluarga, apa lagi keinginan kakeku sendiri,
Tetapi Aku juga tidak mau untuk menyakiti hati istriku sendiri, istri yang aku cintai dan aku sayangi, lima tahun bukanlah waktu yang sebentar, lima tahun aku hidup bersamanya suka dan duka kita lalui bersama,
Tetapi saat umiku, umi yang melahirkan diriku ke dunia ini, langsung berbicara di hadapanku dan juga istriku bahwa umi dan Abi ingin segerah memiliki cucu, karena kakeku sendiri pun sedang sakit, kakeku ingin melihat cicitnnya lahir ke dunia sebelom dia menutup mata,
Bagai di sambar petir hatiku pun sakit, saat umiku sendiri meminta ijin kepada istriku bahwa, istriku harus mengijinkan suaminya sendiri menikah lagi dengan wanita lain,
Sontak saja hatiku pun langsung sakit saat melihat mata indah istriku itu memerah, karena permohonan umiku sendiri,
Bayangkan saja istri mana yang rela suaminya menikah lagi, seratus satu di dunia ini, aku sangat mencintai istriku tetapi istriku sendiri yang memaksaku untuk menikah lagi, aku pun langsung memberikan permintaan konyol agar dia mau mengundurkan niatnya menuruti permintaan umiku, tetapi apa yang aku ucapkan tidak sebaik yang aku pikir, dengan lapang d**a dia malah mau menyetujui permintaanku itu,
Allah kau hadirkan bidadari di dunia ini untukku, tetapi mengapa rencanamu tidak sesuai yang aku pikir, Allah tidaklah mungkin ada dua surga di dunia ini, satu surga pun aku masi belom bisa membahagiakan dia apa lagi ada dua surga,
Allah aku takut tidak bisa adil kepada istri-istriku saat nanti, bagaimana pun mereka adalah tanggung jawab ku baik di dunia ataupun di akhirat,

Allohumma inni as-Aluka minal Khoir kullihi"aajilih wa aajilih,maa'alimtu minhu wa maa lam A'lam, wa a'udzu bika minasy syarri kullihi"aajihi wa aajilih ma 'alimtu minhu wa ma a'lam, allohumma inni as-Aluka min khoiri maa, sa-alaka"abduka wa nabiyyuk Muhammad shalallahu alaihi wa salam, wa a'udzu bika min syyari ma"aadza bihi"abduka wa nabiyyuk, allohumma inni as-Aluka jannah wa maa qorroba ilaihia min qoulin wa "amal, wa 'adzu Bika minal naari wa maa
Qorraba ilaihaa min qoulin
Wa"amal, wa-as aluka an taj' ala kulla qodhoo-in
Qodhoitahu lii Khoiroo,
Artinya:
"Ya Allah, aku memohon kepada-mu semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda, apa yang aku ketahui maupun tidak aku ketahui, aku berlindung kepada-mu dari semua keburukan,baik yang disegerakan maupun yang ditunda, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui, yaallah sungguh aku memohon kepada-mu dari kebaikan apa yang di minta oleh hamba dan nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam kepada-mu dan aku berlindung kepada-mu dari apa yang di minta perlindungan oleh hamba dan nabi-mu, ya Allah, aku memohon, kepada-mu surga dan apa yang mendekat kan kepadanya baik rupanya ucapan maupun perbuatan,
Dan aku berlindung kepada-mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan atau perbuatan, dan aku mohon kepada-mu semua takdir yang engkau tentukan baik untuku amin,(hr, ibnu majah,no 3846 dan Ahmad,6:133 al-hafizh abu Thalib mengatakan bahwa hadits ini sahih),
Ustad adzam pun selesai shalat, dan menghapus air matanya di masjid pesantren,
Akhirnnya ada yang melihat ustadz Azam menangis pun orang itu menuju ustadz Azam siapa dia, dia adalah sang kiyai yang selalu bersama ustadz Azam kiyai Abdul Arifin,
Beliau adalah orang yang selalu menasehati mengingatkan ustadz Azam selau memberi support ke ustaz Azam,
"Assalamualaikum ustadz Azam"
Ucap kiyai tersebut ustadz Azam pun membalas salam dari kiyai,
"Waalaikum salam pak kiyai"
Balasan ustadz Azam sang kiyai pun, langsung bertanya saat melihat ustadz azam menghapus air matanya
"Ada apa gerangan nak Azam, sehingga kamu menangis"
Tanya kiyai tersebut, lebih tua dari ustadz Azam kadang manggil ustadz Azam kadang nak juga kepada ustadz Azam, ustadz Azam pun menjawab,
"Saya sedang di Landa kebingung kiyai"
Ucap ustadz Azam kepada kiyai, kiyai pun membalas,
"Coba ceritakan nak, barang kali kiyai bisa memberi nasehat denganmu"
Ucap kiyai tersebut pun membuat ustadz Azam, pun bercerita tentang rumah tangganya dan keluarganya, usai bercerita sang kiyai pun memberi masukan,
"Ambil jalan yang menurutmu baik, bisa saja apa yang kamu inginkan? Tidak semuai takdir dari Allah nak Azam, boleh saja kita sebagai manusia memiliki rencana tetapi? Allah yang mengatur semua rencana yang manusia, inginkan bisa saja tidak sesuai dengan takdir Allah, shalat dan berserah diri kepada Allah, biar Allah yang mengatur arular ceritanya nak, jika memang harus seperti itu apa boleh buat, kamu memiliki rencana tapi tidak dengan takdir Allah yang Allah berikan kepadamu"
Ucap nasehat kiyai pun membuat ustadz Azam terdiam, bener apa yang di katakan sang kiyai Azam hanyalah manusia, tidak semua rencana yang Azam inginkan berjalan dengan keinginannya sendiri Azam pun menjawab,
"Baiklah kiyai terima kasih atas nasehat, insyaallah Azam akan menerima apa yang Allah, takdirkan di kehidupan Azam, jika memang harus seperti itu jalanya, apa boleh buat Azam akan menerimanya, Azam hanyalah manusia bukan malaikat"
Ucap balasan ustadz Azam pun membuat kiyai tersenyum,
Bersambung......