Tamu Tak Diundang

1506 Words
Setibanya di restoran, Ziona hanya bisa mengikuti langkah Noah dengan bingung. Bagaimana tidak bingung kalau Mark menghilang entah kemana! Tadi pria itu memang menurunkan mereka di lobby restoran dengan alasan takut lama jika harus mencari parkir di waktu jam makan siang seperti ini, tapi siapa yang menduga kalau pria itu tidak muncul lagi setelah sekian menit berlalu! Raib tak berbekas! Hal yang tidak Ziona ketahui adalah Noah memang sudah memberi perintah pada Mark untuk makan di meja yang berbeda. Noah tidak ingin diganggu! Noah ingin makan siang berdua, hanya dengan Ziona! Bisa dibilang Mark hanya dijadikan sebagai pemeran tambahan saat mereka keluar kantor! Agar tidak ada karyawan yang curiga, karena mereka pasti akan bergunjing jika melihat Noah hanya pergi berduaan dengan Ziona! Setidaknya itulah yang Ziona khawatirkan tadi, sedangkan Noah tidak ingin Ziona merasa tidak nyaman di kantor! Dan Mark tentu saja sangat amat paham dengan perintah bossnya dan langsung menyanggupinya dengan senang hati, apalagi Noah mengizinkannya untuk memesan apapun dengan tagihan yang dibebankan kepada Noah! Kapan lagi bisa makan enak sepuasnya di restoran mewah tanpa harus pusing memikirkan harga kan? Noah memang sering mengajaknya ke restoran mewah, tapi untuk meeting dengan klien atau investor hingga fokus Mark terpecah pada pekerjaan. Tidak bisa menikmati makanan yang disajikan di hadapannya 100%! Sekarang waktunya bagi Mark untuk balas dendam! Berbeda dengan Mark yang menuruti perintah Noah dengan sukacita, Ziona malah merasa canggung! Sejak tadi jantungnya tidak berhenti berdebar! “Mark ada dimana, Mr. Linford? Kenapa pria itu tidak bergabung dengan kita?” “Berhenti memanggilku Mr. Linford. Panggil aku Noah jika kita sedang berduaan. Dan mengenai Mark, kamu tidak perlu memusingkannya. Dia pasti sedang asyik menikmati makan siangnya sendiri!” Ziona menggigit bibir, menyadari kalau kecurigaannya terbukti! Noah memang sengaja ‘menyingkirkan’ Mark. Entah kapan pria itu memberi perintah, Ziona tidak menyadarinya! Bahkan hingga makanan disajikan, Ziona hanya bisa makan dengan canggung. Rasa laparnya mendadak lenyap, padahal tadi perutnya keroncongan! Melihat sikap Ziona yang tegang membuat Noah mendesah pelan. Perlahan, pria itu menggenggam tangan Ziona membuat wanita itu terlonjak kaget. Refleks, Ziona langsung menarik tangannya, seolah sentuhan Noah bagaikan bara api yang menyengat. “Apa perlu kamu bersikap canggung seperti ini di depanku bagaikan orang asing? Padahal kamu bisa begitu santai jika bersama dengan David!” keluh Noah. ‘Tentu saja itu dua hal yang berbeda karena aku hanya menganggap David sebagai teman dan tidak memiliki perasaan apapun padanya! Beda halnya dengan kamu!’ batin Ziona, tentu saja hanya berani dalam hati. “Itu dua hal yang berbeda. David adalah temanku dan dia selalu bersikap santai, sedangkan kamu adalah bossku, wajar jika aku bersikap canggung,” elak Ziona. “Tapi kita sedang berada diluar kantor.” “Itu tidak mengubah kenyataan kalau kamu adalah bossku, Noah.” Noah bersandar pada kursinya sambil menatap Ziona dalam-dalam membuat wanita itu kian grogi! Tidak heran kalau Ziona terus menunduk, tidak berani membalas tatapan Noah, takut Noah bisa membaca isi hatinya! “Aku memang boss kamu, tapi jika di kantor. Sekarang kita sedang berada di luar kantor, jadi tolong jangan bersikap secanggung ini di hadapanku, Zi! Aku tidak suka!” Ziona mendesah pelan. Dilema, sedikit banyak dirinya memahami kegusaran Noah, tapi masalahnya Ziona takut. Takut dirinya kembali berharap lebih jika mereka bersikap terlalu santai layaknya teman. Takut Ziona tidak bisa mengendalikan perasaannya sendiri! “Baiklah,” pasrah Ziona membuat senyum terkembang di wajah Noah. “Good!” Ziona hanya tersenyum tipis saat melihat wajah Noah yang sumringah, berharap kalau keputusannya tidak salah. Meski Ziona menyanggupi permintaan Noah, tapi rasa ragu masih menghantui hatinya. Takut dirinya kembali tergoda dan jatuh ke dalam pesona Noah yang sulit ditolak. ‘Tidak, aku pasti bisa melewatinya dengan baik. Di kantor, aku dan Noah adalah boss dan sekretaris, sedangkan di luar kantor kami hanyalah sebatas teman. Tidak akan lebih dari itu!’ tegas Ziona, mempertegas benteng tak kasat mata yang ada di antara mereka. Sambil menyantap makan siang, mereka berbincang santai. Hanya hal umum, Noah belum berani mengungkit hal yang paling membuatnya penasaran, tentang David, takut Ziona kembali menjaga jarak. Tidak, Noah harus bersikap cerdik! Ziona menatap jam tangannya dan terkesiap kaget. Sudah pukul. 13.30 dan mereka masih asyik berbincang di restoran! Astaga! “Noah, sepertinya kita harus kembali ke kantor sekarang, ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan hari ini.” Noah mengangguk dan mengirim pesan pada Mark yang sudah siaga sejak tadi. Siap menerima perintah dari bossnya. Dan pria itu muncul kurang dari 5 menit kemudian, dengan senyum lebar yang mengandung sejuta makna. “Bagaimana dengan makan siang anda, Boss? Apakah kalian menikmatinya?” goda Mark membuat wajah Ziona merona malu. Entah kenapa pertanyaan Mark terkesan menggoda di telinganya, apalagi pria itu menyunggingkan senyum yang terkesan mencurigakan! Setidaknya mencurigakan bagi Ziona. Gawat, dirinya baru tau kalau Mark ternyata seusil ini! “Bukankah kamu yang sangat menikmati makan siang kali ini? Mengingat begitu banyak menu yang kamu makan. Aku sampai berpikir kalau kamu sedang makan bertiga tanpa sepengetahuanku!” sindir Noah membuat Mark tergelak, sadar kalau dirinya sedikit kalap dan memesan banyak menu. “Kapan lagi bisa makan sepuasnya tanpa harus memikirkan masalah pekerjaan, Boss? Biasanya konsentrasi saya selalu terpecah antara pekerjaan dan makan siang!” aku Mark jujur, bahkan wajahnya terlihat tanpa dosa. Noah mencibir namun enggan mendebat. Biarkan saja, toh dirinya tidak mempermasalahkannya, hanya saja Noah cukup takjub dengan kemampuan lambung Mark dalam menampung makanan! Setibanya di kantor, Ziona bergegas kembali ke ruangannya. Melesat bagaikan kilat, enggan terlihat terlalu dekat dengan Noah. Takut timbul gossip! Meski ditemani Mark, tapi resiko tetap ada kan? Jadi lebih baik meminimalisir resiko yang mungkin muncul daripada membuatnya sakit kepala! *** Noah mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di atas meja, tampak berpikir keras. Ketukan pelan pada pintu ruang kerjanya membuat fokus Noah terpecah. Pria itu mendesah berat, sadar kalau Mark akan kembali ‘mengganggunya’ dengan pekerjaan yang menggunung! “Masuk!” “Boss, berikut laporan terakhir yang telah disusun oleh bagian accounting.” “Letakkan saja di meja, aku akan memeriksanya nanti.” Mark mengangkat alis, merasa heran. Aneh, kenapa bossnya tampak murung? Apa ada masalah? Tapi masalah apa? Rasanya kantor baik-baik saja. Tidak ada masalah apapun, baik di kantor pusat maupun kantor cabang, jadi kenapa bossnya semurung ini? “Apa ada masalah, Boss?” Noah menggeleng pelan. Respon yang membuat Mark kian curiga! Jika tidak ada masalah, kenapa terlihat lesu? Benarkan? Mark bukan pria bodoh yang bisa dibohongi! “Apa ini mengenai nona Ziona?” tembak Mark langsung, tidak bisa membendung rasa penasarannya lagi. Serius, Mark ingin tau ada hubungan apa sebenarnya antara bossnya dengan Ziona. Sejak awal, Mark yakin kalau ada hal yang mereka berdua sembunyikan! Noah menatap Mark. Menimbang-nimbang, apakah Mark bisa dipercaya? Dalam hal pekerjaan, Noah tidak perlu meragukannya lagi, tapi masalahnya ini berhubungan dengan hal pribadi, wajar jika Noah harus bersikap waspada kan? “Begitulah.” Jawaban Noah yang terkesan ambigu membuat kening Mark mengerut bingung. “Apakah anda sudah mengenal nona Ziona sebelum ini, Boss? Ahh ralat, apakah anda pernah berkencan dengan nona Ziona sebelumnya?” selidik Mark. Pertanyaan Mark membuat Noah menoleh dan menatap asisten pribadinya tanpa kata, namun meski begitu tatapannya menyiratkan kecurigaan. Curiga, bagaimana bisa Mark menanyakan hal seakurat itu? Padahal Noah yakin tidak ada orang yang tau kalau dirinya dan Ziona pernah berkencan, bahkan Noah tidak pernah cerita pada siapapun, termasuk Mark! Tapi Mark juga tidak mungkin cuma asal bertanya kan? Setiap pertanyaan pasti ada alasan yang mendasarinya! Mark tersenyum santai. Melihat respon bossnya, dirinya yakin kalau tebakannya memang benar! Ahh, siapa yang menyangka kalau bossnya yang dingin ini pernah berkencan? Mark pikir Noah tidak pernah tertarik dengan wanita alias gay! “Bagaimana kamu bisa menebak seperti itu?” “Tidak perlu menatap saya dengan curiga seperti itu, Boss. Sebenarnya gampang saja, sejak awal saya yakin ada hal yang berbeda antara anda dengan nona Ziona. Anda seolah enggan melepaskan pandangan dari nona Ziona dan tatapan anda begitu memujanya!” kekeh Mark membuat Noah mengusap hidungnya yang tidak gatal, merasa malu sendiri. “Begitukah?” “Hmm… mungkin anda berusaha menutupinya, tapi saya sudah bekerja pada anda sejak awal, jadi sedikit banyak saya tau kalau anda memiliki ketertarikan pada nona Ziona.” Noah menarik nafas dalam, memutuskan untuk cerita. Noah memang memerlukan teman untuk cerita mengenai hal yang membuat hatinya galau saat ini. Mark mendengar cerita Noah dengan seksama, bagaikan ahli percintaan. Padahal berkencan saja belum pernah! Mark terlalu sibuk bekerja hingga tidak memiliki waktu untuk berkencan! Lebih tepatnya Noah selalu membuat Mark sibuk hingga dirinya tidak memiliki waktu untuk mencari seorang gadis yang bisa dikencani. Jika ada waktu luang pun, Mark lebih memilih beristirahat alias bermalas-malasan di apartemen mungilnya! “Bagaimana menurutmu? Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak suka melihat Ziona dekat dengan David!” keluh Noah mengeluarkan keluh kesahnya di akhir penjelasan. “Lebih baik ungkapkan perasaan anda secepatnya pada nona Ziona, jangan sampai kalah langkah dari tuan David!” saran Mark. Saran seorang amatir dalam percintaan. Noah mengangguk, membenarkan dalam hati. Ya, lebih baik cepat mengungkapkan perasaannya sebelum terlambat, namun Noah belum sempat merespon saran Mark saat pintu ruangannya mendadak terbuka dan muncullah mommy Victoria didampingi oleh Clarisa, tunangannya! Damn!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD