“Apa kamu tidak cocok dengan makanannya?” tanya Noah saat melihat Ziona makan dengan enggan, seolah nafsu makannya lenyap meski tadi perutnya meronta kelaparan!
Padahal Noah yakin kalau menu yang dipesannya sesuai dengan selera Ziona. Apakah selera Ziona berubah tanpa Noah ketahui?
Bukan hal yang aneh mengingat mereka telah berpisah cukup lama kan?
“Tidak, makanannya sangat enak, hanya saja rasanya lambungku sudah terlanjur protes hingga membuatku kurang nyaman untuk melahap makanan lezat ini,” balas Ziona cepat, tidak ingin Noah salah paham.
Rasa cemas menjalar ke hati Noah saat mendengar jawaban Ziona. Paham dengan maksud gadis itu yang berarti lambung Ziona sudah terlanjur sakit hingga tidak bisa menerima makanan apapun!
“Apa kamu bawa obat?”
“Hmm…”
Tanpa membuang waktu Ziona langsung membuka tas kerjanya dan mengeluarkan kotak obat mini yang selalu dibawa kemanapun, sebagai persiapan jika lambungnya protes seperti malam ini!
“Lagipula kenapa kamu bisa terlambat makan seperti ini? Harusnya kamu tau keadaan lambungmu sendiri!” omel Noah, omelan yang berasal dari rasa cemasnya.
“Sorry, tadi sedang banyak pekerjaan, jadi aku tidak sadar kalau sudah lewat waktu makan malam,” cicit Ziona, merasa heran saat melihat raut kesal dan cemas yang tercetak jelas di wajah Noah. Saat itu juga sebersit harapan merasuk ke dalam hati Ziona. Apakah Noah khawatir padanya? Jika tidak, pria itu tidak akan secemas ini kan?
‘Tidak mungkin, Zi! Jangan terlalu berharap!’ batin Ziona, menepis pikirannya yang mulai melantur. Sepertinya bukan hanya lambung Ziona yang bermasalah, tapi otaknya juga!
“Kamu tetap harus mendahulukan kesehatanmu dibandingkan pekerjaan!”
Omelan Noah membuat pikiran Ziona yang sempat melantur langsung raib.
Gadis itu hanya diam membuat kekesalan Noah menguap. Tidak ingin membuat Ziona semakin frustasi karena omelannya.
“Aku akan minta pelayan untuk menyiapkan take away, karena kamu tidak bisa langsung makan sekarang,” putus Noah, masih ingat akan aturan obat lambung yang dikonsumsi Ziona dimana harus ada jeda sekitar 30 menit sampai 1 jam baru Ziona diizinkan untuk kembali mengkonsumsi makanan.
“Hmm… thank you!”
Dan kini, mereka sudah tiba di rumah mungil yang Ziona tempati selama di Bali, hanya rumah kontrak, bukan milik pribadi.
“Terima kasih karena telah mengantar saya pulang, Mr. Linford. Dan terima kasih atas makanannya,” ucap Ziona sambil menggoyangkan paperbag cokelat di tangannya.
“Hmm…”
Ziona keluar dari mobil, menunggu hingga mobil itu melesat pergi, barulah Ziona masuk ke dalam rumahnya dengan hati sesak.
Keesokan harinya…
“Malam ini aku harus menghadiri acara penggalangan dana yang diadakan oleh salah satu rekan bisnis perusahaan kita, jadi kamu harus mendampingiku.”
Itulah ucapan pertama yang Noah lontarkan saat Ziona masuk ke dalam ruang kantor bossnya pagi ini, sebelum mereka sempat membahas pekerjaan lain.
Ziona tertegun, hatinya mendadak resah. Acara penggalangan dana? Bukankah itu artinya Ziona harus tampil anggun dan berkelas? Sedangkan dirinya tidak memiliki gaun! Lagipula kenapa Noah baru memberitahunya akan acara sepenting ini secara mendadak? Ziona tidak memiliki persiapan!
“Apa ada masalah?” tanya Noah saat melihat Ziona yang tampak gelisah.
“Tidak, hanya saja saya tidak pernah menghadiri acara seperti itu,” dusta Ziona, tidak ingin mengungkapkan kekhawatirannya, takut dikira ingin mencari keuntungan pribadi. Bisa saja Noah menganggap Ziona ingin dibelikan gaun secara terselubung kan?
Jadi lebih baik tidak perlu mengatakannya, lagipula Ziona bisa menggunakan pakaian kerjanya yang terbaik, semoga saja tidak membuat malu bossnya!
“Tidak perlu takut, kamu hanya perlu mendampingiku!”
“Baik.”
Namun secara tidak terduga, saat Ziona sedang sibuk berkutat dengan pekerjaannya, Mark, asisten pribadi Noah, mengetuk pintu ruang kerjanya dan menyerahkan tiga buah kotak kepadanya.
“Mr. Linford meminta saya untuk menyerahkan ini kepada anda, Nona.”
“Apa ini, Mark?”
“Anda bisa lihat sendiri dan mencobanya langsung, Nona.”
Hanya itu jawaban Mark dan pria itu langsung berlalu pergi.
Kening Ziona mengernyit heran. Dengan penasaran, Ziona membuka kotak pertama dan ternganga kaget. Ternyata kotak tersebut berisi dress panjang yang berwarna merah menyala dengan model sabrina. Terlihat begitu cantik, seksi dan menggoda! Ditambah lagi gaun itu memiliki belahan cukup tinggi hingga bisa mengekspos pahanya yang mulus!
Pandangan Ziona beralih ke kotak kedua dan rasa kagetnya semakin menguat saat melihat sepasang stiletto yang terlihat indah! Berwarna merah, senada dengan warna gaun yang ada! Hingga kotak ketiga membuat Ziona bertanya-tanya, tidak tau Noah menyiapkan apalagi di dalam sana.
Dan sebuah clutch berwarna senada membuat Ziona terpukau dengan modelnya yang begitu cantik! Wow, Ziona tidak menyangka kalau Noah memiliki selera yang luar biasa!
‘Ahh, kamu tidak perlu heran, Ziona, karena Noah memang berasal dari lingkungan keluarga kelas atas, wajar kalau pria itu memiliki selera yang tinggi dan berkelas!’
Dan sekarang, Ziona berdiri ragu di depan ruang kerja Noah, hendak mengucapkan terima kasih secara langsung pada atasannya.
“Silahkan masuk, Nona,” ucap Mark, terlihat heran karena Ziona tampak ragu.
“Hmm…”
Perlahan, Ziona mengetuk pintu ruang kerja Noah, menunggu pria itu memberi izin padanya untuk masuk dengan hati berdebar dan saat suara berat bernada tegas itu terdengar, Ziona memantapkan hati.
‘Kamu hanya ingin mengucapkan terima kasih, Ziona! Jadi tidak perlu segugup ini! Lagipula Noah melakukan hal itu pun karena tidak ingin kamu mempermalukannya di acara penggalangan dana!’ batin Ziona sadar diri.
“Permisi, Mr. Linford.”
“Ada apa?” tanya Noah dingin, bahkan sudah kembali sibuk dengan dokumen di atas mejanya, enggan menatap Ziona lebih lama!
“Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih atas dress, stiletto dan clutch yang anda berikan. Saya janji setelah acara penggalangan dana berakhir, saya akan mengembalikannya tanpa cacat sedikit pun!” ucap Ziona cepat, tidak ingin mengklaim hadiah itu sebagai miliknya.
Ziona tidak ingin serakah, bisa mengenakan barang branded seperti itu saja sudah merupakan kebanggaan baginya jadi Ziona tidak memiliki niat untuk memilikinya!
“Aku hanya tidak ingin kamu mempermalukanku. Jika aku tidak menyediakan dress itu, mungkin saja kamu akan menemaniku ke acara penggalangan dana dengan pakaian kerjamu yang membosankan itu!” ketus Noah membuat Ziona menggigit bibir, tidak menyangkal kebenaran dari ucapan Noah. Ya, niatnya memang seperti itu!
“Sekali lagi terima kasih, Mr. Linford.”
Hanya itu yang bisa Ziona ucapkan, melihat sikap ketus bossnya, lebih baik tidak memperpanjang pembicaraan! Tepat setelah mengucapkan hal itu, Ziona berbalik kembali ke ruangannya membuat Noah bersandar lelah pada kursinya.
Lelah karena harus berpura-pura ketus dan cuek saat berhadapan dengan Ziona. Padahal yang ingin Noah lakukan adalah menarik gadis itu ke dalam pelukannya!
Sore harinya…
Ziona mematut dirinya di depan cermin toilet kantor.
Dirinya tidak sempat pulang ke rumah karena pekerjaannya yang menumpuk, jadi mau tidak mau Ziona harus bersiap secepat kilat. Beruntung di kantornya ada mess karyawan, setidaknya dengan begitu Ziona bisa mandi kilat agar tidak terlihat lusuh!
Terakhir, Ziona memoles lipstick berwarna merah ke bibirnya, sengaja agar senada dengan dress, stiletto dan clutch yang dikenakannya, hingga wajah yang dihiasi make up natural itu terlihat kalem dan menggoda di saat yang bersamaan!
“Perfect!” gumam Ziona, berdoa dalam hati agar penampilannya tidak membuat malu bossnya. Dirinya sadar kalau acara seperti ini pasti penting bagi Noah dan akan dihadiri oleh pengusaha ternama lainnya!
Ziona masuk ke dalam ruang kerjanya dan terkesiap kaget saat melihat Noah sudah berada di sana, duduk menunggunya!
Noah berbalik saat mendengar pintu kaca terayun terbuka, saat itu juga Noah tertegun melihat penampilan Ziona yang terlihat begitu cantik, seksi, elegan dan menggoda!
Noah baru tau kalau Ziona bisa terlihat menggoda seperti ini, apalagi saat menatap leher jenjang dan tulang selangkanya yang terekspos bebas membuat Noah ingin segera mendaratkan bibirnya ke area itu dan mengecupnya lembut!
Ditambah lagi dengan lipstick berwarna merah yang membuat kesan seksi terpancar kuat dari diri Ziona! She’s damn so hot!
Noah menelan saliva, menahan gejolak gairah yang mendadak muncul ke permukaan.
Dirinya adalah pria dewasa yang normal, wajar jika tergoda saat melihat gadis yang dicintainya tampil seksi seperti ini kan? Gadis yang selalu mengisi benaknya setiap waktu.
‘Sejak dulu gadis ini selalu bisa membuatku tergila-gila!’ batin Noah frustasi.
Jika bisa, Noah ingin langsung memojokkan Ziona ke dinding dan melumat bibirnya habis-habisan! Bahkan yang lebih parahnya lagi, Noah berharap bisa membuat jejak kepemilikan alias kissmark di leher jenjang dan tulang selangka Ziona yang menggoda!
Jika perlu, Noah akan membawa Ziona ke hotel dan mengeksplor tubuh molek gadis itu habis-habisan di atas ranjang! Saat itu juga otak Noah dipenuhi oleh fantasi liar akan Ziona. Membayangkan respon tubuh Ziona terhadap sentuhannya! Membayangkan desahan dan erangan Ziona saat Noah berada di atas tubuh gadis itu!
‘Shitt! Jangan berpikiran macam-macam, Noah!’
Tapi sulit, siapa suruh Ziona tampil menggoda seperti ini membuat otaknya dipenuhi hal-hal m***m?! Ohh, Noah lupa kalau dirinya lah yang memilih gaun tersebut! f*****g shitt!