“Mark, tolong pesankan ini dan minta mereka agar mengantarnya ke rumah Ziona.”
Mark mengerutkan kening, bingung.
“Ke rumah Ziona? Untuk apa, Boss? Ziona sudah ada di ruangannya sejak tadi pagi, jadi kenapa harus mengantar makanan ini ke rumahnya?” tanya Mark tidak paham.
“Apa kamu bilang? Ziona sudah masuk kerja hari ini?”
“Ya, tadi saat tiba di kantor saya berpapasan dengan Ziona dan sempat berbincang dengannya sebentar,” aku Mark jujur.
Noah mendesah kesal. Heran, padahal dokter sudah mengatakan dengan jelas kalau wanita itu harus istirahat, tapi kenapa hari ini malah sudah kembali masuk kerja? Apa Ziona memang tidak peduli dengan kesehatannya sendiri?
Tanpa buang waktu Noah langsung menerjang masuk ke ruang kerja Ziona membuat wanita itu terkejut. Apalagi saat melihat wajah Noah yang terlihat gusar! Apakah laporan yang dibuatnya kemarin salah? Rasanya tidak, Ziona yakin sudah memeriksanya sebelum menyerahkannya pada Noah. Jadi apa yang membuat Noah segusar ini padanya?
“Ada apa, Mr. Linford? Apa anda perlu sesuatu?”
“Kenapa kamu sudah masuk kerja hari ini? Bukankah dokter kemarin bilang kamu harus istirahat selama beberapa hari?” tanya Noah gusar campur khawatir.
Ziona mengerjap, merasa aneh karena mendengar nada khawatir di dalam suara Noah. Setitik harapan kembali menyeruak masuk ke dalam hatinya, memikirkan kalau tebakan David kemarin memang ada benarnya. Jika tidak, Noah tidak akan khawatir padanya kan?
Namun Ziona menggeleng, mengusir pikiran itu dari benaknya. Mengusir harapan yang berkembang dalam hatinya.
‘Itu tidak mungkin, Zi!’
“Ziona?” panggil Noah, mendesak gadis itu untuk menjawab.
“Hmm… saya yakin kalau kondisi tubuh saya sudah baik-baik saja. Dan banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan, jadi…”
“Lagi-lagi pekerjaan! Bukankah sudah kukatakan kalau kamu harus lebih mementingkan kesehatanmu dibandingkan pekerjaan? Kenapa kamu selalu mengabaikan ucapanku?”
Cukup! Tidak bisakah Noah berhenti mengomelinya? Sejak mereka bertemu kembali, entah sudah berapa kali pria itu mengomel! Ziona salah diomeli, Ziona tidak salah juga masih kena omel! Sebenarnya seberapa besar rasa benci Noah padanya hingga harus bersikap menyebalkan seperti ini terus menerus?!
Ziona tidak ingin menahannya lagi! Dirinya bukanlah wanita yang bisa ditindas seenaknya!
“Dengar, Noah, aku tidak tau kenapa kamu bisa semarah ini padaku, tapi aku mohon, jika kamu sedang ada masalah, apapun itu, tolong jangan melampiaskannya padaku! Dan lagi, aku tau kondisi tubuhku sendiri, jadi kamu tidak perlu memusingkannya!” ketus Ziona, mengabaikan status Noah yang adalah atasannya.
Mengabaikan gaya bicaranya yang pasti terdengar tidak sopan karena memanggil nama Noah secara langsung, tanpa embel-embel Mr. Linford seperti biasa!
“Zi…”
“Aku berterima kasih karena kamu menolongku kemarin, tapi itu bukan berarti aku harus selalu terus menerus menurutimu. Aku yang memutuskan apa yang akan kulakukan dengan tubuhku ini! Dan aku tau kalau sekarang kondisiku baik-baik saja. Aku yakin bisa bekerja seperti biasa, jadi tidak ada alasan bagiku untuk bersantai, apalagi banyak hal yang harus aku kerjakan! Aku tidak suka kamu bersikap seperti ini!” cerocos Ziona.
Ucapan Ziona membuat Noah gusar.
“Baiklah, aku tidak akan peduli lagi pada apapun yang kamu lakukan! Percuma aku mengkhawatirkanmu!” gerutu Noah dan langsung berlalu pergi begitu saja, meninggalkan Ziona yang hanya bisa ternganga dengan perasaan campur aduk!
Ziona mengaduk makan siang di hadapannya dengan tidak berselera. Sejak tadi pikirannya kacau, bahkan Ziona tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya sejak tadi pagi, lebih tepatnya sejak Noah datang ke ruangannya dan mengucapkan kalimat yang membuat Ziona terombang-ambing dalam perasaan yang tidak menentu!
‘Percuma aku mengkhawatirkanmu!’
Itulah ucapan Noah tadi. Ucapan yang membuat Ziona terdiam. Ucapan yang membuat otaknya blank. Ucapan yang membuat hatinya berdebar. Ucapan yang membuatnya berharap! Ucapan yang membuatnya diserbu oleh rasa bersalah! Oh God! Bagaimana mungkin ucapan sesimple itu bisa membuat hati Ziona langsung kacau balau?!
Ucapan itu memang terdengar simple, tapi masalahnya itu diucapkan oleh Noah, pria yang masih dicintainya! Dan mendengar pria itu mengkhawatirkannya wajar jika hati Ziona langsung goyah kan? Padahal Ziona sudah bertekad untuk menjaga jarak karena sadar mereka tidak mungkin bersama, tapi mendengar ucapan Noah tadi membuat Ziona berharap masih ada harapan bagi mereka untuk tetap bersama, mungkinkah itu?
Ziona mengacak rambutnya dengan frustasi.
Demi Tuhan, dirinya bukan lagi remaja, tapi kenapa hanya seorang pria bisa membuatnya selabil ini? Masalahnya pria itu adalah Noah! Pria itu istimewa baginya!
Kepusingan Ziona teralihkan sejenak saat melihat Mark duduk di hadapannya.
Ziona mengernyit heran, baru kali ini melihat Mark makan di kantin perusahaan, biasanya pria itu selalu bersama dengan Noah. Entah meeting sambil makan siang, atau makan di ruang kerjanya sendiri dan lain sebagainya. Tapi kenapa kali ini malah berada di kantin? Duduk di hadapannya pula! Aneh!
“Aku boleh duduk disini kan?” tanya Mark.
Ziona mengangguk. Memang tidak ada larangan untuk duduk dimanapun. Lagipula Mark baru bertanya setelah duduk, jadi Ziona juga tidak mungkin mengusirnya kan? Dan tidak ada alasan bagi Ziona untuk mengusir pria itu!
“Baru kali ini saya melihat anda makan siang di kantin perusahaan,” ucap Ziona membuka pembicaraan, tidak ingin bersikap dingin.
Mark mengibaskan tangannya dengan santai.
“Sekarang kita hanya berdua, tidak perlu bicara seformal itu padaku. Apalagi usia kita hanya terpaut 2 tahun!”
“Oh ya?”
“Hmm… Usiaku 29 tahun, kamu 27 tahun kan?” tanya Mark yang dijawab anggukan Ziona.
Ya, sedikit banyak Mark tau informasi mengenai Ziona karena Noah memintanya mencari segala macam informasi tentang gadis itu.
‘Dan Noah 30 tahun,’ tambah Ziona dalam hati.
“Jadi tolong jangan bicara terlalu formal denganku, setidaknya saat kita sedang berdua. Itu membuatku merasa tua!” keluh Mark yang dijawab kekehan Ziona.
“Baiklah, kalau kamu tidak keberatan, aku tidak masalah.”
“Nah, begini terdengar lebih baik dan lebih akrab!”
“Jadi, kenapa kamu makan di kantin hari ini? Bukankah biasanya kamu selalu menemani boss setiap hari?”
Pertanyaan Ziona membuat Mark mengangkat tangan, tanda menyerah.
“Tolong jangan menanyakan alasannya. Serius, hari ini aku merasa seperti kena jackpot! Dalam arti yang menyedihkan!” keluh Mark mengeluarkan unek-uneknya.
Kening Ziona mengernyit, tidak memahami arti dari ucapan Mark. Dan kenapa wajah pria itu terlihat frustasi?
“Kenapa?” tanya Ziona polos, rasa penasarannya terusik.
“Entah apa yang salah dengan si boss, tapi hari ini dia tidak berhenti mengomel! Padahal tadi pagi saat tiba di kantor suasana hatinya biasanya saja, bahkan bisa dikatakan baik, tapi setelah menghilang selama beberapa saat entah kemana, dia kembali dalam suasana hati yang buruk membuatnya tidak berhenti mengeluh dan mengomel sepanjang hari! Bahkan general manager pun tidak luput dari omelannya!” keluh Mark, pura-pura tidak tau kalau Noah pergi menemui Ziona.
Ya, dirinya bukan pria bodoh, saat bossnya mengetahui Ziona masuk kerja, pria itu tampak gusar dan langsung melesat pergi. Jadi kemana lagi kalau bukan ke ruangan Ziona kan? Hanya saja Mark tidak tau apa yang membuat bossnya kembali dengan wajah marah!
Apakah mereka bertengkar? Tapi karena masalah apa? Masalah pekerjaan? Rasanya tidak mungkin! Jika berhubungan dengan pekerjaan, Mark pasti mengetahuinya! Jadi Mark yakin kalau kemarahan Noah tidak ada sangkut pautnya dengan masalah kantor! Yang berarti itu berhubungan dengan masalah pribadi!
Sejujurnya sejak awal Mark sudah merasa curiga saat Noah memintanya untuk menyelidiki tentang Ziona beberapa waktu lalu dan kecurigaannya semakin menguat saat Mark melaporkan segala hal tentang David, tentang kedekatan pria itu dengan Ziona.
Dan saat melihat Noah mengamuk waktu Mark mengatakan David dan Ziona tampak serasi, saat itu juga kecurigaannya berubah menjadi keyakinan! Bossnya pasti memiliki perasaan khusus pada Ziona! Jika tidak, pria itu tidak akan kesal saat melihat kedekatan antara David dengan Ziona! Dan jika tidak memiliki perasaan khusus, Noah tidak mungkin penasaran dengan kehidupan pribadi Ziona kan?
Hal yang menarik karena sejak pertama menjadi asisten Noah, pria itu selalu terlihat dingin dan anti wanita, tapi kenapa sekarang malah berubah?
Jawaban Mark membuat Ziona tertegun. Apa itu artinya Noah berubah menyebalkan setelah kembali dari ruangannya? Tapi kenapa? Apakah Noah marah mendengar ucapannya? Oh tentu saja, iya! Apalagi Noah keluar dari ruangannya dengan raut kesal!
‘Apa itu artinya Noah marah karena kekhawatirannya diabaikan?’ batin Ziona.
“Ziona?” panggil Mark, heran karena wanita itu tidak merespon dan malah terlihat melamun dengan pandangan mata menerawang seperti sedang memikirkan hal lain!
“Eh, ya? Oh begitukah? Pasti berat harus menghadapi omelan si boss sepanjang hari!” jawab Ziona linglung. Untung otaknya bisa diajak berpikir cepat!
“Begitulah! Aku hanya berharap agar suasana hati si boss cepat membaik, jika tidak, rasanya seperti sedang mimpi buruk!” keluh Mark sambil bersandar lemah.
Ziona menggigit bibir, jawaban Mark seolah menyentil hatinya. Ziona merasa akibat ucapan dan tindakannya lah yang membuat Noah jadi bersikap menyebalkan hari ini dan jika sudah begini, bukankah Ziona harus memperbaikinya?
Lagipula jika dipikirkan lagi, Ziona tidak seharusnya bersikap seketus itu pada Noah. Pria itu hanya khawatir, tapi kenapa Ziona malah membuatnya kesal? Benarkan?
‘Rasanya aku harus minta maaf pada Noah,’ batin Ziona, memikirkan waktu dan cara yang tepat agar pria itu bersedia memaafkannya!