8. SELAMAT ULANG TAHUN ISTRIKU

1117 Words
1 Oktober, tepat hari ini Ranum berulang tahun yang ke 18. Bertepatan juga kemarin Rama menerima gaji pertamanya, dia ingin mengajak Ranum makan hari ini.  Rama sudah bangung, dengan telanjang d**a dan memamerkan perut ratanya dia berjalan menuju kamar mandi dan mencuci muka.  Hari ini dia masuk siang, jadi pagi ini ada waktu banyak. Rencananya dia akan membuatkan makanan untuk Ranum. Ya...sebagai ucapan terima kasih. Karena telah mau bersabar bersamanya hingga hampir 3 bulan.  Menjadi istri yang baik dan pantang menyerah. Tidak manja, walau doyan menangis, Rama tahu itu bukan sifat Ranum sebenarnya, mungkin bawaan janin.  Keluarnya dari kamar, Rama terdiam. Melihat sekeliling rumah kecilnya. Berantakan sekali.... Pakaian kotor, yang letaknya tepat didepan kamar mereka benar-benar merusak pemandangan. Berserakan.... Dia hanya menarik nafas dan berkacak pinggang sambil geleng-geleng tak percaya, dia mulai berubah pikiran. Lebih baik dibereskan dulu. Ranum pasti lelah sekali, kehamilannya juga semakin meresahkan. Perutnya kian membesar, mood ibu hamilnya juga pasti sangat menganggu.  Segera ia raih satu persatu pakaian yang berserakan, membawanya ke kamar mandi untuk direndam.  Setelah selesai, dia tersenyum melihat satu sudut di rumahnya sudah rapi. Rama pun berjalan menuju dapur dan langkahnya terhenti, dia syok. Piring-piring belum dicuci, seakan belum pernah dicuci selama satu minggu.  Dia menutup matanya, menarik nafas sedalam-dalamnya dan menggulung lengan panjang sweaternya yang sebelum keluar dari kamar sudah dipakainya. Berjalan menuju tempat pencucian piring dan...perangpun dimulai.  - - - Akhirnya, si putri tidur terbangun, tepat pukul 8 Ranum membuka pelan matanya dan mengucek-uceknya asal. Setengah sadar dia meraba ranjang sebelahnya, ridak menemukan Rama! Matanya langsung membulat, melihat jam dan mendadak pusing.  Pikirannya kacau, dia takut Rama marah dan pergi begitu saja tanpa membangunkannya. Dia takut menjadi istri tak berguna bagi Rama karena tidak membuatkannya sarapan.  Perlahan tapi pasti, dia bangkit dari tempat tidurnya, memegangi pinggangnya yang kian hari kian nyeri. Melangkah pelan, menuju luar kamar dan.... "Aaaahhh...bajuku....!!!!" Teriaknya, ketika tak mendapati seonggok baju dan keranjang didepan kamarnya -baju yang direndam Rama-  Mendengar teriakan istrinya dipagi hari, Rama menghentikan aktivitas mencuci piringnya.  "Ada apa Num?" Tanyanya, dengan keadaan busa yang berada dimana-mana juga baju yang basah. Rama memang tidak pernah mencuci piring, jelas saja. Dia anak lelaki satu-satunya.  "Itu...kamu lihat keranjang baju yang ada disini...?" Tanya Ranum, panik.  "Oh, itu...udah aku rendam di kamar mandi..." jawab Rama santai.  "Loh.....kok direndam???? Itu baru aku cuci...." kesalnya. Melihat Rama lesu.  "Lah...kufikir pakaian kotor, kenapa taruh dibawah?" Tanya Rama.  "Iya....aku kelupaan. Soalnya setelah angkat jemuran aku langsung sakit kakinya......" jelas Ranum.  Tentu saja, Rama merasa bersalah. Dia mencuci tangannya dan mengeringkannya asal di baju sweaternya, mendekati Ranum yang sedang manyun.  "Sorry Num...." kata Rama.  "Kamu mah....kan aku capek, udah nyuci manual...jemurin, angkatnya...dalam keadaan hamil. Eh, malah dicuci lagi...." keluh Ranum. "Sorry deh...." pinta Rama, lagi.  Ranum tetap manyun, dia malah meninggalkan Rama dan berjalan menuju kamar. Lelaki itu benar-benar merasa bersalah, dia tahu betul keadaan Ranum.  Sedikit bimbang, dia ragu untuk melangkahkan kakinya menemui Ranum. Berjalan hingga diambang pintu kamar, melihati Ranum yang duduk terdiam diatas ranjang membelakanginya. Tanpa pikir panjang, dia duduk dibelakang Ranum dan memeluknya.  Sontak Ranum kaget, dia langsung memutar kepalanya kesamping dan mendapati kepala Rama yang bertengger dibahunya.  "Maafin aku ya Num, biar aku cuci lagi...." katanya dengan lembut.  "Kamu enggak kerja? Kenapa kamu rajin banget sih..." kata Ranum, minta penjelasan.  "Rencanaku mau kasih kejutan ke kamu, kan ini ulang tahunmu..." seru Rama.  Ranum terkikik, dia bahkan tak ingat kalau ini ulang tahunnya yang ke 18. Fikirannya kembali melayang pada tahun-tahun sebelumnya, Rama lah yang selalu ingat ulang tahunnya. Selalu ada perayaan untuk Fanum dari Rama, namun kini entahlah. Wanita itu tidak mengharapkan apapun.  "Kamu selalu ingat ya, ulang tahunku...." kata Ranum, tersenyum. Ranum menggeser tubuhnya dan berbalik menghadap Rama.  "Iya, siapa lagi yang bakal ingat kalau bukan aku..." ucap Rama.  Ranum menggerutu, dia bangkit dari duduknya diujung ranjang dan berjalan keluar kamar, sambil memegangi perutnya yang sudat membuncit dan tertutupi daster bunga selutut.  "Num, kemana?" Tanya Rama, yang baru sadar kalau Ranum meninggalkannya sendirian di kamar. Dengan cepat Rama mengejar Ranum keluar dan mendapati istrinya itu sedang di dapur dan membereskan kekacauan yang dibuat oleh Rama.  Kekacauan? Iya, Rama yang berniat mencuci piring bukannya malah membuat keadaan membaik ini malah jadi kacau berantakan.  "Loh Num?" Tanya Rama bingung, berdiri dibelakang Ranum.  "Kamu itu pintar, tapi kalau urusan begini pintaran aku..." kata Ranum, sambil sibuk menyabuni piring.  Rama sadar akan hal itu, dia tersenyum melihati Ranum yang membelakanginya. Tak tahan melihat sosok Ranum yang lagi-lagi semakin menggoda dimatanya dan ingatan tentang malam dimana mereka akhirnya berakhir tinggal bersama seperti sekarang menjalar dipikirannya.  Secepatnya Rama berjalan menuju Ranum yang sibuk mencuci piring dan memeluknya dari belakang. Lagi-lagi, namun kini beda. Dia tidak melingkari tangannya diperut buncit Ranum. Namun, di p******a Ranum yang semakin hari semakin padat dan menggairahkan bagi Rama.  "Aduh....!!!" Rintih Ranum, saat tangan Rama ternyata bukan sekedar diam diatas sana, sedikit meremas.  "Sakit..." sambungnya.  "Ooh...." Rama mendadak salah tingkah, dia malu melakukan hal itu pada Ranum. Walau pada kenyataannya entah kenapa Ranum biasa saja.  "Kamu masih suka nonton film bokep?" Tanya Ranum asal.  "Enggak...!!!" Jawab Rama cepat.  "Kenapa tiba-tiba meluk aku disitu?" Tanya Ranum, dia fikir Rama meremas payudaranya karena lagi 'pengen' sebab termotivasi dari tontonan 'anehnya'.  "Aku....k-kamu...." Rama tergagap, seakan tak membiarkan Rama menjawab. Ranum berbalik dan tanpa perintah mencium bibir Rama sekilas dan tersenyum.  Seakan tak percaya mendapat kecupan manis dipagi hari dari istri sekaligus sahabatnya itu, Rama terdiam pipinya memerah malu.  "Num...!!!" Panggil Rama.  "Hmmm" sahut Ranum.  "Kenapa bisa sakit sih?" Tanya Rama tak sadar.  "Hahaha...kamu gak percaya? Kalau beneran sakit? Aku gak tahu kenapa, kayaknya memang bawaan hamil deh..." jelas Ranum, masih tersenyum manis pada Rama.  "Hmmmm....maksudku...." lagi-lagi perkataan Rama terhenti, saat Ranum mengambil tangan Rama dan meletakkannya diatas payudaranya yang membengkak.  "Pelan-pelan deh...." kata Ranum.  Mata Rama membulat, dia menelan ludah sambil melihati tangannya yang berada dimilik istrinya, yang selama ini selalu menggodanya tapi takut dan tak berani untuk disentuhnya. Mereka berdua menikmatinya, perlahan tapi pasti remasan itu semakin menggairahkan. Ranum yang awalnya merasakan nyeri yang sangat, lama kelamaan menginginkannya lebih.  Jantung Ranum berdegup dengan kencang, saat Rama tidak hanya meremasnya namun menciumi bibirnya dengan lembut, begitu pula dengan Rama dia tidak percaya bisa melakukannya lagi dengan Ranum, sahabatnya sendiri yang bahkan sejak kecil mereka sering mandi bareng dan orang tua mereka hanya tertawa lepas melihat betapa lucunya anak-anak mereka.  Berawal dari dapur, berakhir diranjang. Kini, entah sudah berapa lama. Yang pasti matahari sudah berada diposisi nyamannya. Tengah hari, mereka masih asik berduaan diatas ranjang tanpa ada sehelai benangpun ditubuh mereka, hanya selimut kain berwarna putih yang berhasil menutupi tubuh polos mereka.  "Selamat ulang tahun, istriku...." bisik Rama, sambil menatapi Ranum yang menatapinya. Mereka saling berhadapan dan terlihat malu-malu. Aneh saja, padahal mereka sudah melakukan hal yang lebih memalukan. Jikalau difikir-fikir. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD