FIRASAT

1608 Words
Satu-satunya perasaan yang tidak pernah ada ujungnya adalah Firasat. Tidab bisa dipastikan sesegera mungkin kebenarannya tapi lambat laun akan terjadi begitu saja. Kejadian yang tidak diinginkan bisa saja menjadi kejadian yang dikemudian hari akan terjadi. Aku menatap kagum ruangan yang penuh dengan action pigure favoriteku. Terlihat juga ada beberapa badut yang sedang bersiap-siap. Didepan pintu gedung terlihat wanita berambut pendek, memakai mini dress sedang sibuk mengatur banyak hal agar pesta ulang tahun anaknya berjalan dengan lancer. Sesekali wanita itu menatap ke arahku dan tersenyum, masih tergambar raut bahagia dari wajahnya. Tidak kalah heboh dengan wanita memakai mini dress, seorang pria dengan mata sipit, berpakaian rapih juga sibuk kesana kemari memastikan semua berjalan dengan lancer. Dia ayahku, sosok yang aku kagumi dan hormati. Aku beruntung berada di tengah-tengah keluarga yang sempurna, aku punya orang tua lengkap yang memberikan kasih sayang penuh untukku. "Anak ayah kenapa diam saja, gimana suka sama dekorasi ruangannya?" Ayah datang sambal tersenyum. "Suka, aku suka." Aku berteriak girang. Ini pesta ulang tahun yang selalu aku tunggu setiap tahun. Aku menyadari ada rasa haru dan hambar di pesta kali ini, tapi ini hanya firasat saja. Mungkin aku sedang ngambek karena Kakek berbohong tentang hadiah yang akan Kakek berikan. Hari ini Chen ulang tahun yang ke-8, Ayah akan berikan pesta ulang tahun yang tidak akan pernah Chen lupakan seumur hidup. Ayah memelukku dengan hangat. Aku melihat Ibu datang dari jauh dengan tergesa dan sambal tersenyum, Ibu jongkok dihadapanku. "Ibu juga akan ngasih pesta dan hadiah yang tidak akan bisa kamu lupakan seumur hidup." "Oh, iya lupa. Ayah juga punya hadiah untuk Chen. Hadiah yang akan berguna sampai Chen dewasa nanti." Ayah dan Ibu berlomba ingin jadi yang terbaik dimata aku.  "Hadiah ibu tentunya akan lebih bagus dibanding hadiah ayah." Ibu menyelak dan ingin selalu terlihat lebih sayang aku dibandingkan dengan ayah. Aku hanya terdiam kagum dengan takdir yang tuhan kasih untukku, aku memeluk kedua orang tuaku. Sambal bersyukur Tuhan terima kasih untuk setiap nasib baik yang engkau kasih untukku. "Sebentar lagi pestannya mulai, masa kita mau pelukan terus gini?" ayah melepaskan pelukannya sambal tersenyum. "Entah kenapa, hari ini pesta ulang tahun Chen yang harusnnya jadi hari yang sangat bahagia, tapi ibu merasa sedih. Mungkin ibu mau datang bulan yah, mood ibu swing banget hari ini." Ibu bicara sambal melap tetesan air mata yang tidak sengaja jatuh. "mood swing itu apa Bu? Ini kan siang hari, kenapa bulannya akan datang?" AKu bertanya karena memang tidak mengerti dengan apa yang ibu katakana. "Ibu ini aneh, masa bicara begitu depan Chen. Sayang hari ini nikmati pestannya ya, jangan pikirkan perkataan ibu yang tadi." Papa memegang kedua pundakku sambal tersenyum. "Kok papa bilang jangan pikirkan perkataan ibu sih, Chen harus pikirkan perkataan ibu dong." Ibu langsung senyum ke arahku. "Sayang, harus selalu nurut apa kata ibu ya?" aku mengangguk. Papa melihat ke arah pintu masuk Wah tamunya mulai berdatangan, kita harus siap-siap untuk menyambut tamu. Papa lebih dulu berdiri dan langsung pergi, tapi sepertinya Papa juga merasa bahwa hari ini sangat menyedihkan. Papa banyak diam hari ini, tidak seperti papa biasanya yang banyak cerita. Ibu juga memegang pundakku, sambil tersenyum  "Sayang, selamat ulang tahun yang ke-8. Diulang tahun kali ini ibu berdoa Chen selalu jadi anak yang beruntung, selalu bahagia dan mendapatkan semua yang Chen inginkan di dunia. Ibu memeluk dengan hangat. Apapun yang terjadi, ibu selalu ada disamping Chen dan ibu sayang sekali anak ibu yang kadang nyebelin ini." Aku balas memeluk ibu dengan erat "Aku juga sangat sayang ibu, aku mau jadi iron man yang kuat yang selalu melindungi ibu." Chen Panggilan anak kecil wanita membuyarkan pelukan aku dan ibu. Aku menoleh kearahnya, Kessy anak dari teman papaku terlihat cantic dengan gaun pink, rambut diikat dua dan membawa kado. "Ibu, aku mau main sama Kessy dulu." "Baiklah, kali ini ibu harus ikhlas melepas anak ibu pergi dengan gadis pilihannya. Ibu aku masih kecil, aku belum memilih." "Kamu harus belajar memilih sayang." Aku langsung lari meninggalkan ibu dan pergi menemui Kessy yang jaraknnya tidak jauh dari aku dan ibu. Aku sampai di depan Kessy. "Itu kado untuk aku?" "Iya, aku beli kado ini pilih sendiri lho." Kessy sahabat yang paling berharga bagi Chen. Kessy sudah Chen anggap seperti adik sendiri. Kessy selalu sama, centil dan lincah. Kessy selalu membawa senyum untuk Chen. "Kalau gitu aku pasti suka." Kessy memberikan kadonya untukku. "Boleh aku buka sekarang?" Aku menerima kado yang Kessy kasih sambil membolak-balikannya. Ukuran kadonya sekitar 30cm, masih muat ditanganku. Rasanya aku ingin segera membukanya. "Jangan Jangan.. pokonya jangan dibuka dulu. Kamu bukanya pas nanti aja setelah sampai di rumah." Kessy berteriak panik, aku jadi makin penasaran apa isi dari kado yang Kessy bawa.  "Tapi aku penasaran banget, boleh ya aku buka?" Aku memaksa untuk segera membuka kado dari Kessy.  "Pokonya jangan, aku gak mau kamu buka sekarang." Kessy marah sambil melipat kedua tangannya. Seperti biasa, aku tidak bisa menolak apa yang dia mau.  Aku dan Kessy bertemu saat kami sama-sama berusia 5 tahun, waktu itu Om Erik dan Ibu Linda teman dari ayahku datang berkunjung ke rumah dengan membawa gadis kecil yang lucu yaitu Kessy. Kessy selalu menempel dengan manja kepadaku, apapun yang Kessy mau selalu aku kasih. Pernah waktu itu aku dibelikan sepeda oleh papa dan ibu, belum juga aku coba pakai Kessy sudah merengek ingin sepeda yang papa dan ibu berikan. Dengan berat hati aku kasih sepedahku. Aku bertekad untuk menjaga Kessy seumur hidupku. Tekad yang aneh yang dimiliki oleh anak diusia 5 tahun pada waktu itu. Pestanya akan segara mulai, tamu sudah banyak berdatangan dan MC sudah mulai bicara. Aku, Papa dan Ibu dipanggil keatas panggung. Aku dituntun oleh Pap dan Ibu. Dari atas panggung aku melihat banyak kebahagiaan, banyak tawa. Dari jauh juga aku melihat ada Nenek dan kakek melambaikan tangan. Aku cucu pertama bagi mereka, semua ayang akum au selalu mereka berikan. Termasuk hari ini aku minta kado iron man yang besar sekali, Kakek memberikannya dengan mengubah dirinya jadi iron man. Iya, hari ini kakek dan nenek datang ke pesta ulang tahunku dengan memakai kostum iron man.  Pestanya berjalan lancer, aku dapat banyak kado hari ini. Satu persatu orang mulai meninggalkan gedung ini, kini gedung ini mulai perlahan menjadi sepi lagi. Aku berdiri bersama Papa dan Ibu, Kakek dan Nenek. Ayah bikin malu saja, masa hadir ke ulang tahun cucunya pakai baju gitu. Demi cucu kesayangan kakek. Kakek kasih apa yang cucu kakek mau. "Kakek, aku bukan mau kakek pakai baju itu. Tapi aku maunya Kakek kasih aku iron man yang beneran. Yang ssetinggi pintu." Aku menagih janji Kakek yang akan membeilkanku Iron Man.  "iron man yang setinggi pintu tidak bisa dibawa ke gedung ini." kakek bicara sambil tersenyum kahil "Jadi kakek bawanya kemana?" Aku bahagia Kakek membawakan aku hadiah tapi aku harus memastikan lagi, aku takut Kakek hanya bercanda. "Kakek sudah kirim ke rumah Chen." Kakek bicara dengan penuh senyuman. "Kakek serius?" Mataku langsung melebar mendengar Iron Man sudah ada di rumah.  "Tentu, kapan sih kakek gak serius sama Chen." "Pernah, waktu kakek bilang akan datang tapi aku tunggu kakek gak datang." "Kali ini, kakek akan selalu datang jadi iron man buat cucu kakek." Kakek smabil bertingkah konyol dengan memperagakan gaya seperti iron man. "Kamu kenapa? Kok kayanya terlihat sedih sekali, ada yang mengganggu pikiran kamu?" Nenek bertanya ke ibu. Ibu memang tidak bisa menyembunyikan rasa gelisahnya "Gak tau bu, rasanya hari ini hampa banget. Rasanya hari ini aku sedih banget." "Ini kan hari yang bahagia, Chen hari ini berusia 8 tahun, sehat dan tampan. Kamu harusnya bersyukur." "Tentu Bu, aku selalu bersyukur karena aku dan mas alan selalu diberikan keberuntungan oleh tuhan. Tapi hari ini rasanya aku akan pergi jauh." Ibu sedari tadi hanya murung padahal ini hari ulang tahun Chen yang selalu sama setiap tahunnya. "Huuss, jangan asal ngomong gak baik." Nenek mencoba menenangkan Ibu. "Karena tamunya sudah pada pulang, mari kita pulang juga. Kadonya biar nanti pegawai papa yang urus. Papa membuyarkan suasana sedih antara Ibu dan Nenek." "Ibu mau pulang bareng? Satu mobil dengan kita?" Papa bertanya ke nenek. "Ibu pulang bareng ayahmu saja, khawatir matanya sudah rabun. Nanti lihat yang cantic salah belok. Mata rabun tapi onderdil yang lainnya masih kuat." Kake tertawa. "Dasar aki-aki, udah ayo kita pulang." Nen langsung menarik baju kakek.  Karena penasaran dengan hadiah yang kakek berikan aku memilih untuk ikut dengan kakek.  "Aku maju pulang bareng kakek nenek saja." Aku langsung bilang ke Ibu dan Papa.  "Baiklah kalau Chen mau pulang bareng kakek nenek, Ibu sama Papa bisa berduaan di mobil tanpa ada gangguan." "Horeee aku sekarang mau ganggu kakek dan nenek saja." Akhirnya kami pulang dengan dua mobil berbeda, Papa dan Ibu naik mobil berdua sementara aku ikut bersama kakek dan nenek. Kami bersama-sama pergi ke parkiran mobil, di parkiran kami saling berpamitan. Ketika mau masuk mobil Kakek, Ibu menghentikanku. "Sayang, jaga diri baik-baik ya. Jangan nakal dan harus selalu bahagia." Aku mengangguk. Aku, Kakek dan nenek pergi duluan. Sementara papa dan ibu pergi belakangan. Karena kakek jalankan mobilnya selalu pelan-pelan jadi kakek selalu memilih jalan menghindari jalan tol. Sedangkan papa pastinya lewat jalan tol. Di dalam mobil kakek aku tidak merasakan pirasat apapun. Aku hanya terhanyut dengan kebahagiaan yang baru saja aku dapat. Aku sudah tidak sabar membuka kado yang ayah beri untukku yang katanya dititip di paman erik.  Paman Erik ayahnya Kessy adalah pengacara keluargaku. Maka dari itu aku sering sekali bertemu dengan Kessy karena Paman Erik selalu kerumah bersama Kessy. Ibu Kessy pergi meninggalkan Kessy dan Paman Erik waktu Kessy masih bayi, yang aku dengar dari percakapan Paman Erik dan Papa, Ibu Kessy pergi keluar negeri bersamaseorang bule karena tidak mau mengurus anak dan tidak mau hidup susah. Menurutku ibunya Kessy aneh, dikasih anak selucu Kessy tapi malah disia-siakan.              
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD