Menyesap rokok yang menyelip di sudut bibirnya, Rama menatap jalanan datar. Entah mengapa, semalam dia tidak bisa tidur. Dia terus saja mengingat perkataan Yasmin. Cinta, jatuh cinta, hah omong kosong. Rama berbalik saat rokonya habis, dia tidak sengaja melihat Yasmin berpegangan pada pintu kamar mandi, wajahnya pucat, tangan kirinya meremas perut bagian bawahnya. Semua mengalir begitu saja. Rama langsung menghampiri Yasmin. Dia berhenti tepat di depan perempuan itu. “Kenapa? Muntah lagi?” tanyanya khawatir. Yasmin melengos pergi, dia mendorong pelan tubuh Rama agar tidak menghadang jalannya. Dia butuh rebahan sekarang. Dia kehabisan tenaga karena muntah-muntah. Air putih saja keluar lagi. Rama mengikuti perempuan itu dari belakang. Memerhatikannya saat rebahan di ranjang. “Ayo ke r