Danieru membuka mata, kepalanya masih terasa berat, dan saat ia menggerakkan kakinya juga terasa begitu sakit. Pria itu menatap sekitar, ia sudah tidak berada di kamarnya, ia berada di kamar rumah sakit. Diembuskan napas kasar, ia kemudian berusaha untuk duduk, dan menatap sekitar lagi. Tetapi karena terlalu pusing Danieru memejamkan mata. “Kau sudah sadar rupanya,” ujar seseorang. Danieru menatap, ia melihat Rachel yang melangkah ke arahnya dengan cepat, dan wanita itu juga terlihat marah. “Rachel, bag-” Plak … “Bodoh!” Plak … “b******n!” Plak … “Gila!” Plak … Suara tamparan itu terdengar begitu keras, dan jelas hasil dari tamparan itu juga jauh lebih menyakitkan dari pada suaranya. “Apa kau sudah bisa berpikir dengan baik?” tanya Rachel. Ia menatap Danieru, tajam dan begitu

