BAB 49

2285 Words

Seorang wanita paruh baya melangkah dengan cepat, ia juga tidak peduli dengan tatapan orang-orang sekitar. Saat ini yang bisa ia lakukan hanya menahan emosi, dan hal itu juga karena ulah orang terdekatnya. Rasa kecewa tak dapat ia bendung, rasa marah meluap, dan membuat hatinya semakin panas. “Selamat pagi, Nyonya.” Seorang pria membungkuk, ia kemudian menegakkan tubuhnya, lalu mengulas senyuman. Wanita itu menatap tajam, ia kemudian langsung masuk ke dalam lift.  Saat ini ia tidak punya banyak waktu, ia sudah begitu jengkel sejak menerima paket beberapa waktu lalu. Keadilan harus ditegakkan, harus juga ia tertibkan kelakuan pria sialan itu. Wanita itu menatap ke atas pintu lift, dan saat terdengar suara ‘ting’ ia merasa sangat lega. Pintu itu segera terbuka, dan wanita tadi langsung sa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD