Sheena terbaring lemas di atas seprei yang kini kusut. Setiap hentakan Leonard masih terasa menyengat di seluruh tubuhnya, meninggalkan rasa perih yang dalam. Ketika pria itu tiba-tiba menghentikan gerakannya, tangannya yang kuat menarik tubuh Sheena dengan mudah, hanya untuk melepaskan dress tidur yang basah oleh keringat. Dia tidak melawan saat jari-jari Leonard memerangkap wajahnya, menariknya ke dalam ciuman yang dalam dan penuh nafsu. Rasanya seperti tenggelam dalam arus deras yang tak terbendung. Tangan Sheena tanpa sadar meraih bahu Leonard, mencengkeram erat otot-otot yang tegang. Di balik rasa sakit yang menusuk, ada gelombang kenikmatan tak terduga yang membuatnya merasa terkhianati oleh tubuhnya sendiri. Saat Leonard kembali bergerak, dia menggigit bibir menahan suara, sampai

