Sheena terduduk lemas di sofa, pandangannya kosong menembus jendela yang memperlihatkan taman rumah mewah itu. Suara pintu kamar yang terbuka menyadarkannya dari lamunan. Dia menoleh pelan, melihat Nana masuk diikuti Rita yang membawa nampan berisi sarapan. Dia tidak bergerak dari tempatnya, membiarkan Nana mendekat dan duduk di sampingnya. Aroma kopi hangat dari nampan memenuhi udara. "Leonard sudah berangkat," ucap Nana sambil memperhatikan Rita yang kini bergerak merapikan tempat tidur yang masih berantakan. "Dia meminta Rita mengantarkan sarapan untukmu." "Aku melihatnya pergi tadi," jawab Sheena suara lirih, matanya masih menghindari kontak dengan Nana. Nana mengamati wajah pucat Sheena. "Kamu baik-baik saja, Sayang?" Sheena mengangguk lemah, jari-jarinya tidak henti memelintir

