12. Pria Tidak Sabaran

1343 Words

Suasana makan malam terasa kaku. Sheena duduk membisu di sebelah Nana, sementara Leonard mendominasi percakapan dari ujung meja bersama Henry, asisten pribadinya. Cahaya lampu kristal berkilauan di atas peralatan makan perak, menciptakan bayangan panjang di wajah-wajah yang tegang. "Josh baru saja mengakuisisi hotel di Bandung yang bangkrut," lapor Henry sambil memotong dagingnya. "Dia berencana mengembangkannya dengan menambah bar." Leonard menyentuh gelas anggurnya. "Dia selalu tahu cara memanfaatkan peluang." "Kecepatannya yang membuatnya unggul." Sheena diam-diam mengamati percakapan mereka, merasa seperti penyusup di dunia bisnis yang asing baginya. "Kau tidak tertarik, Leon?" tanya Henry. Leonard mengangkat bahu. "Aku lebih suka bertarung di pengadilan." Setelah makan malam, S

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD