16. Pria Penuh Luka

1155 Words

Siska duduk terpaku di samping ranjang rumah sakit ketika tiba-tiba matanya menangkap gerakan halus. Jari tengah Rizal bergerak perlahan, hampir tak terlihat. Dadanya berdebar kencang saat dia berdiri terburu-buru. "Suster! Tolong!" serunya pada perawat yang sedang berjaga. Perawat itu segera mendekat dan memeriksa kondisi Rizal dengan cermat. "Jarinya memang bergerak, Ibu. Ini pertanda baik." "Artinya ... dia akan segera sadar?" tanya Siska penuh harap. "Kami berharap begitu. Kondisinya sudah stabil, meski masih perlu pemantauan untuk memastikan tidak ada kerusakan saraf yang permanen." Siska mengangguk, matanya berkaca-kaca. Setelah perawat pergi, dia mencoba menghubungi Sheena untuk memberi kabar gembira ini. Namun ponsel putrinya terus berbunyi tanpa diangkat. "Sheena, di mana kau?

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD