SEPULUH

1278 Words
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, dan Nico masih belum pulang juga. "Ini anak kemana sih?!" Maira jadi gemas sendiri karena suaminya tak kunjung mengabarinya dan tak kunjung pulang juga.  "Minta gue omelin bener-bener nih bocah" Maira meremas gaun tidurnya yang tipis. Untuk mengalihkan perhatiannya, ia menyetel televisi. Suara garasi yang terbuka mengalihkan perhatian Maira. Ia beranjak dan mengintip dari balik gorden ruang tamu. Ia tidak melihat mboil suaminya masuk, namun melihat suaminya masuk ke dalam rumah sambil di papah oleh dua orang temannya. Maira buru-buru keluar rumah dan menghampiri kedua teman suaminya. “Nico kenapa?” tanya Maira panik sendiri melihat suaminya kehilangan keseimbangan. “He drink too much” ujar Jim. “Kok tumben ya dia gak bilang mau pergi?” tanya Maira ada dirinya sendiri. “Dia tiba-iba dateng ke acara teman kita. Dia pun gak ngabarin bakalan dateng” sahut pria satunya lagi. “Mobilnya mana?” tanya Maira lagi. “Masih di sana. Kita gatau dia parkir mobilnya dimana, jadi kita bawa aja dianya. Kunci mobil ada kantong celananya kok” ujar Jim. Maira hanya mengangguk. Kedua pria itu menyerahkan Nico yang setengah sadar ke Maira. Setelah mengucap terima kasih, Maira dengan sekuat tenaga membopong Nico hingga ke kamar mereka di lantai dua. “Kamu ngapain aja sih?” tanya Maira kesal, sambil menaiki anak tangga. “Ya aku have fun dong. Kamu gimana sih, sayang” ujar Nico melantur, yang membuat Maira geli mendengarnya.  "Seisi rumah khawatir sama kamu tau gak! Pergi gak bilang-bilang!" ujar Maira kesal sambil membuka pintu kamarnya.  Tanpa berpikir panjang, Maira 'membanting' tubuh suaminya di tempat tidur dan membiarkan Nico mengigau tidak jelas.  Selanjutnya, Maira berpikir keras bagaimana caranya mengganti pakaian Nico. Meskipun sudah suami istri, tapi sejujurnya Maira masih sangat canggung menyentuh Nico. "Okay, okay gue harus buka ikat pinggangnya Nico baru gue bisa bukain kemeja dia" dengan segela keberanian yang ada, Miara pun membuka ikat pinggang Nico. Saat hendak membukanya, tanpa di duga Nico mencengkram tangannya cukup kuat. "Kamu mau ngapain sih bukain belt aku hah? Penasaran isinya apa?" ujar Nico yang tanpa di duga sudah bangun dan malah menarik Maira.  "Tonight is ours, I'll make you fly baby"                                                                                           ****   Nico menggeliat dari balik selimut, merasakan dingin yang tidak biasa dari biasanya. "Ini ac di pasang berapa sih sama si Maira" keluh Nico.  Saat bangun dari posisinya, Nico baru tersadar dirinya tubuhnya tidak di tutupi sehelai benang pun. "Heh! Kok gue gapake baju?!" Nico kaget bukan main. Matanya langsung beralih ke sebelah kiri, tempat istrinya. "Mairanya kemana?" tanya Nico yang mulai merasakan sakit di kepalanya karena terlalu banyak minum.  Kecemasannya terjawab ketika Maira keluar dari kamar mandi. "Heh! Kenapa kau gak pake baju begini?" tanya Nico langsung. "Kamu sendiri yang buka baju kamu!" sahut Maira tak kalah sengit. "Kamu malahan yang buka baju aku!" tambahnya. "Aku? Buka baju kamu? Ngapain?!" sahut Nico. "Ngapain?! Hah? Ngapain?!" ujar Maira berjalan ke arah Nico. "Kamu semalem mabok banget, di bopong sama dua temen kamu! Terus pas udah sampe rumah, aku bopong kamu sendiri sampe ke kamar. Baru aku mau gantiin baju kamu, kamunya malah . . . " ucapan Maira menggantung seketika.  "Malah apaan?" tanya Nico menantang. "Malah kamu narik aku, terum nyium aku, terus ya gitu!" ujar Maira dengan pipi yang merah. "Ya gitu itu ya ngapain Maira Goenardi?!" tanya Nico kesal. "Produksi manusia baru!" ujar Maira lalu keluar kamar sambil membanting pintu.  "Produksi manusia baru?" tanya Nico pada diirnya sendiri. "OH s**t!" Nico langsung menyamber boxernya dan celana kerjanya. Ia langsung meloncat dari tempat tidur dan buru-buru menyusul Maira. Ia menuruni tangga sambil mencari kemana istrinya pergi.  Saat mendengar suara pintu kulkas tertutup, Nico menyadari istrinya pasti berada di dapur.  "Ngapain kamu ke sini juga?" tanya Maira sinis setelah menegak segelas air dingin. Nico hanya diam dan menyambar gelas Maira, ia berjalan menuju dispenser untuk mengisi ulang air. Setelah mengenggaknya hingga habis, Nico langsung menyambar tangan Maira. "Heh! Nico! Mau ngapain sih? Lepasin gak?" ujar Maira sambil menggeliat agar Nico melepaskannya. "Diem! Ntar yang lain bangun! Udah buruan!" ujar Nico menuntun mereka kembali ke kamar. Setelah sampai di kamar, Nico mengunci kamar mereka. "Aku pulang jam berapa?" tanya Nico sambil melipat kedua tangannya di depan d**a dan bersandar pada daun pintu. "Jam duableas lebih dikit, di anterin sama Jim sama temen kamu yang satu lagi, gatau pake mobil siapa tapi yang jelas gak pake mobil kamu, katanya Jim mobil kamu masih di gedung tempat acara temen kamu. Karcis parkir ada di saku kamu" jawab Miara panjang lebar.  Nico langsung merogoh saku celananya, mencoba mencari bukti dari ucapan Maira. Benar saja, ia menemukan karcis parkir di saku celana sebelah kiri.  "Kamu minum berapa botol sih sampe mabok begini?" sungut Maira, tanpa Maira sadari, kimono outer tipis yang ia kenakan terbuka dan menampilkan tubuhnya. Baru nyadar, Miara badannya bagus juga gumam Nico dalam hati sambil memperhatikan tubuh istrinya tanpa di sadari oleh Maira.  "Gak tau minum berapa gelas, atau bahkan berapa botol! Udah ah! Aku capek! Mau tidur lagi! Tolong siapin baju ganti" pinta Nico pada istrinya. "Baju kamu aku taro di kamar mandi ya" ujar Maira pada Nico sambil berjalan menuju lemari pakaian. "Kan bisa kamu taro di pinggir tempat tidur" ujar Nico. "Ya aku mau ganti spreinya!" jawab Maira. "Emang kenapa sih spreinya?" tanya Nico gemas dna menarik selimut di atas tempat tidur. Saat ia melihat ada bekas noda, Nico langsung mengerti.  Maira mencoba untuk menangkan dirinya. Bagaimana pun juga, yang ia dan Nico lakukan bukan sesuatu yang berdosa karena keduanya sudah resmi menikah. Hanya saja, Mair amasih kaget melihat apa yang terjadi, ia baru tahu ternyata Nico mengonsumsi minuman beralkohol sedangkan dirinya tidak. Baru tahu juga Nico bisa . . . bisa se liar itu padanya.  "Untung dia gak ngapa-ngapain sama si Hilda. Kalo jadinya sama Hilda, bisa repot ceritanya!" ujarnya Sambil menutup lemari pakaian.  Tanpa pikir panjang, Maira masuk ke kamar mandi dan menaruh pakaian ganti Nico di atas closet yang sudah ia tutup.  Ia buru-buru menaruhnya karena tidak ingin melihat Nico yang tengh mandi dengan keadaan telanjang bulat. Padahal ia sudah melihat seluruhnya tadi. Setelah selesai mandi, Nico langsung menuju tempat tidurnya. "Tidur sana, udha tau besok pagi ngantor masih aja melek!" oomel Nico melihat istrinya yang masih bangun dan asyik menonton televisi. "Aku tuh nungguin kamu tau gak?!" ujar Maira sambil mematikan televisi dan meraih handuk yang ada di sebelahnya. "Mau ngapain?" tanya Nico sambil mengeringkan rambutnya. "Mandi wajib!" gertak Maira sambil berjalan ke arah kamar mandi. Nico hanya tertawa kecil mendengar jawaba istrinya. Ia kemudian duduk di sofa dan mencoba mengingat apa yang terjadi. "Gue merawanin Maira dong?" tanya Nico. "Gue nyentuh dia lebih dari sekedar nyentuh tangan dong?" tanya Nico lagi. "Anjir, sama Hilda aja gak pernah gue begini, sama dia bisa lepas kontrol begini" jawabnya sendiri sambil menggelengkan kepalanya.  "Maira enak juga ya kalo di pikir-pikir" gumam Nico sendiri. "Biar gue mabok, tapi masih keinget banget rasanya" Nico membayangkan kembali yang sudah ia lakukan pada Maira. "Si Maira juga keenakan, buktinya dia duluan, yang terakhir baru sama gue barengan" ujar Nico lagi. "Aduh-aduh, gak bisa begini nih, kalo gue pengen lagi, Maira udah pasti gak mau! Ogah banget dia mandi wajib sampe dua kali begitu. Gue juga mandi wajib dua kali, ogah!" Nico berdiri dan berjalan menuju tempat tidurnya.  Ia merebahkan dirinya dan menarik selimut. "Pantesan aja dingin ya, orang gue tidurnya aja gak pake baju tadi" ujar Nico. Ia melihat sprei tempat tidurnya yang sudah di ganti oleh istrinya. "Apa perlu gue beli sprei yang warna gelap aja ya, jadi gak bakal ketauan abis ngapain sama Maira?" pikirnya menerawang. "Heh, ini mah cuman sekali! Kalo pun gue begini lagi sama Maira, udah gak ada noda lagi pastinya"   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD