"Teman-teman...? Kalian... kembali...?" Suara Elara yang dulu, yang penuh tawa dan kehangatan, terdengar lirih di tengah raungan kesakitannya, menyentuh lubuk hati Senja dan Bayu yang paling dalam. Rasa sakit di kepala mereka akibat proses penghapusan ingatan seolah mereda seketika, tergantikan oleh harapan yang membuncah. Kegelapan di sekitar Elara bergejolak hebat, seperti badai yang kehilangan arah. Mata merahnya yang membara meredup, memancarkan kebingungan dan kerinduan yang menyayat hati. Bayangan-bayangan kegelapan di sekitarnya tampak terkejut, kekuatan mereka seolah melemah oleh gema suara Elara yang dulu. "Elara! Itu kau! Kau mengingat kami!" seru Bayu penuh haru, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Ia melangkah maju, mengulurkan tangannya ke arah kegelapan yang bergetar.

