Ketiadaan menyelimuti pandangan setelah sosok mengerikan itu mencengkeram Senja. Bayu dan Arya membeku dalam bisu, menyaksikan harapan mereka direnggut oleh kekuatan yang tak terbayangkan. Bahkan Ketiadaan Mutlak sendiri tampak membisu, seolah mengakui hierarki yang lebih tinggi dalam kegelapan ini. Malakor, yang tadi siap menerjang, terhenti di udara, ketakutan terpancar jelas dari mata naganya yang biasanya penuh amarah. Nox, si penguasa bayangan yang sinis, pun menunjukkan keterkejutan yang tak dibuat-buat. Saat kabut gelap itu perlahan menipis, Senja menghilang. Sosok menjulang itu, Yang Tertua, menatap Bayu dan Arya dengan mata merah menyala yang dinginnya menusuk tulang. Suaranya, rendah dan bergetar, mengguncang dimensi, "Kalian telah melihat yang seharusnya tersembunyi. Sekarang,

