BAB 2

1004 Words
            Ternyata brosur tersebut berisikan tentang grand opening sebuah perpustakaan yang sudah dibuka sejak kemarin dan letaknya tidak jauh dari lokasinya saat ini. Lunetta menyimpan brosurnya karena berniat esok hari akan mendatangi perpustaakan tersebut. Hobbi Lunetta adalah membaca novel, namun karena ia tidak sanggup membelinya di toko buku maka ia hanya dapat meminjamnya di perpustakaan yang letaknya sedikit agak jauh dari tempat tinggalnya. Oleh karena itu, saat ada perpustakaan baru yang buka di daerahnya Lunetta sangat senang.             “Netta…”             “Iya Pak?”             “Besok kamu saya kasih libur kan hari ulang tahun kamu. Kamu mulai kerja lagi hari Senin pagi udah libur kuliah kan?”             “Beneran Pak? Iya udah libur”             “Iya beneran. Kamu juga boleh bawa beberapa makanan buat dibawa pulang tapi jangan banyak-banyak ya. Jangan makan, makanan yang hampir udah mau abis masa kadaluarsanya terus” ucap Pak Dedi yang merupakan atasan Lunetta, lalu ia berlalu meninggalkan Lunetta. Ternyata atasannya mengetahui kalau dirinya selalu memakan makanan yang hampir kadaluarsa. Lunetta berpikir, dibandingkan harus membuang makanan tersebut lebih baik ia santap sebagai makan malamnya. Ya, makan malam Lunetta hanya sebatas makanan cepat saji yang dijual di mini market tempatnya bekerja yang hampir kadaluarsa. Jika makan tersebut akan memasuki tanggal kadaluarsanya misalkan tanggal 2 makan saat jam 00.00 tepat tanggal tersebut, Lunetta akan menghangatkan makan tersebut dan memakannya. Itulah cara bagi dirinya untuk menghemat pengeluaran karena walaupun ia hanya memiliki gaji yang kecil, namun setidaknya ia ingin bersedekah atau sesekali memberi makanan kepada kucing jalanan. Begitulah pemikirannya. --- Minggu, 21 Januari 2018             “Happy Birthday to me…” ucap Lunetta di depan cermin. Jujur dirinya merasa sedih mengetahui fakta bahwa sama seperti tahun-tahun sebelumnya, setelah kedua orang tuanya meninggal tidak ada lagi yang mengucapkan selamat ulang tahun dan merayakan ulang tahun untuk dirinya. Entah sampai kapan. Ingin rasanya ada yang selalu mengingat ulang tahunnya dan merayakannya bersama. Sederhana bukan keinginannya. Lunetta memandang dirinya melalui cermin. Melihat betapa gemuk, tubuh yang ia miliki padahal setiap harinya ia tidak banyak makan. Mungkin karena faktor gen yang dimiliki kedua orang tuanya dan semasa masih ada kedua orang tuanya ia selalu makan banyak, namun seharusnya saat ia beranjak dewasa badannya bisa saja kurus dengan begitu saja tetapi ternyata hal tersebut tidak terjadi.             Lunetta menghela nafas. Ia kembali harus merasa bersyukur apapun yang ada pada dirinya, tidak boleh mengeluh dengan keadaannya saat ini karena diluar sana pasti masih banyak yang lebih kekurangan dari dirinya. Lunetta pun bergegas keluar kamar kost-nya dan tidak lupa mengunci pintu. Hariini ia akan menghabiskan waktunya di toko buku yang menurut brosur yang ia terima kemarin, terletak tidak jauh dari tempat kerjanya. Ia akan menghabiskan hari ulang tahunnya untuk membaca novel disana. Sesampainya disana, suasana perpustakaan lumayan sepi mungkin banyak yang belum mengetahui perpustakaan baru tersebut atau memang karena orang-orang kurang suka membaca, berbeda dengan para introvert seperti dirinya yang suka membaca sembari menyendiri. Lunetta berjalan mengitari seisi perpustakaan, melewati beberapa rak buku. Sebelum ia membaca novel, ia ingin terlebih dahulu berkeliling dalam perpustakaan tersebut. Tiba saatnya ia berada dalam suatu rak baris paling belakang yang memojok di sudut ruangan, lalu ia melihat sebuah buku yang entah mengapa menarik perhatiannya. Buku tersebut berwarna biru dengan judul ‘Moon’. Ia heran mengapa buku mengenai antariksa berada dalam rak buku filsafat. Lunetta pun meraihnya dan membuka cover buku tersebut. Tiba-tiba saja keluar cahaya dalam buku tersebut, dengan cepat Lunetta menutupnya kembali dan cahaya itu pun menghilang. Merasa aneh dan takut akhirnya Lunetta menyimpan kembali buku tersebut di tempat asalnya, lalu berjalan cepat menuju rak berisi novel-novel. --- Rabu, 31 Januari 2018             “Eh katanya malam ini ada gerhana bulan ya?” tanya Rosi.             “Iya terus katanya gerhana bulan sekarang istimewa soalnya berbarengan sama super moon dan blue moon” jawab Heni.             “Wah pasti keren ya” ucap Rosi. Rosi dan Heni merupakan karyawan yang bekerja di mini market tempat Lunetta bekerja juga. Namun, Lunetta tidak akrab dengan mereka. Lunetta dengan mereka mengobrol jika hanya seputar pekerjaan saja. Lunetta meraih tasnya lalu keluar dari ruang ganti baju. Shift-nya hari ini telah selesai, jadi ia langsung pulang.             Sesampainya di kost, tiba-tiba sudah ada yang berdiri di depan pintu kamar Lunetta. Ternyata itu pemilik kost. Sudah pasti siap menagih uang sewa. Namun, saat ini ia belum memiliki uang untuk membayarnya bahkan malam ini pun ia berniat untuk tidak makan karena tidak memiliki uang. Ia akan makan esok hari saat sudah gajian.             “Kamu ini kebiasaan ya, kan saya udah bilang bayar setiap tanggal 25. Mulai bulan depan kalo masih terlambat mending gausah ngekos disini lagi deh!” ucap pemiliki kost lalu ia berlalu. Lunetta langsung membuka kunci pintu kost-nya.             “Heh Netta! Kalo lo ngga sanggup bayar uang kos mending tidur di kolong jembatan ajadeh haha cocok kok tempat itu buat lo” celetuk Sarah tiba-tiba. Lunetta tidak memperdulikannya, ia segera memasuki kamarnya.             Saat telah memasuki kamar dan menutup pintunya. Lunetta terduduk dilantai sembari bersandar di pintu, lalu ia menangis. Entah kenapa rasanya seperti sedih, ingin rasanya ia meluapkan semua beban kehidupannya. Ingin rasanya ia berteriak. Namun, ia tidak dapat melakukan itu. Mungkin dengan menangis akan meringankan kesedihan yang ia pendam. Disela tangisnya, Lunetta merasa ada sebuah benda asing di atas meja belajarnya. Ia berdiri dan menghampiri meja belajarnya. Sebuah buku. Buku yang tempo hari ditemukan Lunetta diperpustakaan. Mengapa buku tersebut tiba-tiba berada di dalam kamarnya?             Tiba-tiba saja buku tersebut terbuka sendiri mengeluarkan sebuah cahaya yang menyilaukan mata Lunetta, ia pun berjalan mundur sembari menutup matanya. Lalu tiba-tiba muncul seorang lelaki dari buku tersebut. Setelah lelaki tersebut muncul, buku itu pun menghilang. Lunetta perlahan membuka matanya. Dia terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini. Lelaki tanpa berbusana berdiri di hadapannya.             “Huaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!” teriak Lunetta lalu ia kembali menutup matanya menggunakan tangan. Beberapa selang kemudian ia melepaskan tangannya, ternyata lelaki tersebut masih ada namun untungnya bagian tubuh lelaki tersebut sudah tertutup dengan kain selimut milik Lunetta.             “Kamu siapaa?”             “Kenapa bisa ada disini?”             “Kamu maling ya?”             “Kamu jangan macem-macem sama saya. Saya bakal teriak”             Lunetta terus berbicara tanpa ada tanggapan dari lelaki itu, justru lelaki tersebut berjalan mendekat menghampiri Lunetta. Lunetta berjalan mundur hingga ia tidak dapat bergerak karena punggungnya sudah menempel dengan dinding. Lalu tiba-tiba saja lelaki itu mencium bibir Lunetta.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD