tidak akan berpengaruh apapun untuknya. "Coba, teriak aja. Mau lihat, apa ada orang yang bantuin kamu. Wildan udah berangkat kerja, terus ibuk juga lagi ke rumah tetangga, 'kan?" Kutahan d**a pak Aksara dengan jemari tanganku, mencoba untuk menjaga jarak. Namun, entah kekuatan datang dari mana, secepat itu pula tangan pak Aksara berhasil membopong dan membawaku ke atas ranjang. Dia merebahkanku ke permukaannya. Terlalu sempit untuk kami tempati berdua, tapi selihai itu pula dia berhasil mendapatkan apapun yang dia inginkan dariku. Aku pun melayaninya, entah pengaruh apa hingga aku tidak pernah mampu untuk menolak pesonanya, sejak pertama kalinya kami melakukan malam pertama. Dia berhasil menuntunku, bersamaan meraih puncak gelombang rasa, yang belum pernah aku lampaui seumur hidupku.

