02 - Di Bully?

1005 Words
-happyreading- Aya mendengus kasar, saat ini ia tengah berada di kantin bersama ketiga sahabatnya. Sungguh! ia masih sangat kesal, Mengingat omongan cowok tadi membuatnya ingin sekali merobek mulut pedasnya. *Flashback On "Lo?!," tunjuk Aya sambil berteriak. "Apa?," "Lo, Cowok terbangsat yang pernah gue temuin, ga punya tanggung jawab, cowok batu, dan lo udah ngambil firstkiss gue!!," pekik Aya emosi. Mendengar itu, semua orang yang berada di tempat itu menatap Aya cengo. Bagaimana tidak? Gadis itu dengan beraninya meneriaki sekaligus mengumpat Ketua Osis sekaligus anak pemilik sekolah. Angga febrian pratama, itulah namanya. Mereka kembali menatap Angga cengo saat mendegar kalimat yang Angga katakan. "Dan Lo! Cewek paling ga tau diri yang pernah gue temuin sekarang, makanya jalan itu pake mata jangan pake dengkul. Dan sebelum lo ngatain orang, ngaca dulu!," ucap Angga pada sambil menunjuk Aya. "Oh, atau lo ga punya kaca dirumah? Perlu gue beliin?," "HEH JANGAN NGADI-NGADI!! Dimana-mana jalan itu pake kaki kali,"  "Dan lo gaperlu beliin gue kaca, karna gue bisa beli sendiri," sambung Aya ketus melipat kedua tangannya di depan d**a. "Ih parah si Aya berani banget njir," "Gilaa itu kalimat terpanjang yang keluar dari mulut Angga," "Omaygattt!! Angga ganteng banget sih," "Ih itu cewek sok marah-marah padahal di dalem hatinya seneng, bisa ciuman sama Kak Ketos," Mendengar bisikkan-bisikkan setan Aya pun hanya memutar kedua bola matanya lalu mengusir segerombolan orang yang berbisik tadi. "HEH LO SEMUA NGAPAIN BISIK-BISIK? UDAH SANA BUBAR!!" teriak Aya sambil mengibaskan tangannya membuat siswi yang berbisik tadi mendengus. Setelah mengambil tas, Aya langsung berjalan keluar menuju kantin untuk membeli minum lagi karena memang dia masih haus, apalagi habis berteriak-teriak kepada cowok songong tadi. Kemudian gadis itu berbalik dan mencari keberadaan sahabatnya yang juga berada di kantin. *Flashback off "Anjir, Aya lo kenapa sih?," tanya Ara kesal karena sedari tadi temannya ini hanya mengomel tidak jelas sambil memukul meja, persis seperti orang gila dan membuat mereka di perhatikan beberapa orang yang ada di kantin. "Ihhh, gue kesel bangetttt!!," "Yaudah, cerita sama kita lo kenapa?," sahut Valerie yang di angguki oleh Ara dan Dilta. "Emm yaudah gue cerita, dengerin ya!," Aya mulai menceritakan awal kejadian memalukan tadi hingga tuntas sampai ke akar-akarnya. Bahkan gadis itu bercerita dengan emosi yang masih tersisa dalam dirinya.  Lagi, Aya kembali di buat kesal oleh ketiga sahabatnya. Setelah menceritakan kejadian yang di alaminya tadi, bukannya merasa iba mereka malah menertawakannya. Kesal, Aya langsung meninggalkan mereka yang masih sibuk menertawakannya ke aula tempat kegiatan MPLS dilaksanakan. Merasa ditinggalkan oleh Aya, mereka segera menyusul, karena bel masuk juga sudah berbunyi sejak 1 menit yang lalu. "Anjir, si Aya dimana sih?," tanya Ara sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Aya. "Ya mana gue tau," jawab Dilta yang juga mencari keberadaan Aya. "Kalian sih pada ngetawain dia, kan jadi ngambek anaknya," sahut Valerie "Yeee lo kan juga ketawa b**o. Lagian si Aya pe'a banget, hari ini dia s**l banget deh kayaknya. Di hukum iya, nabrak orang juga iya.," jawab Ara sambil menoyor kening Valerie lalu tertawa lagi karena masih merasa lucu dengan nasib sahabatnya hari ini. "Eh tapi btw, gue penasaran deh sama cowok yang Aya tabrak," ucap Valerie "Gue juga," jawab Ara dan Dilta bersamaan. "Heh, kutil miper! Lo bertiga gibahin gue?!," tuding Aya yang sedari tadi berada di belakang mereka bertiga. Niat ingin mengejutkan mereka, ia malah mendapati teman-temannya yang sedang membicarakannya. Mendengar suara Aya sontak mereka pun menoleh bersamaan dan kaget melihat Aya yang sudah bekacak pinggang. "Eh, Aya ki-kita eng-gak gibahin lo kok," jawab mereka gugup, seperti habis kepergok maling mangga tetangga. "Halahh, ngeles aja lo pada," jawab Aya sambil memutar bola matanya. Mereka bertiga hanya menyengir sambil mengangkat dua jari mereka membentuk huruf V. >~kring...kring...kring Bel pulang sudah berbunyi, sorakan demi sorakan terdengar jelas di telinga Aya, termasuk sorakan ketiga sahabatnya. Setelah bersalaman pada guru-guru mereka pun langsung keluar dari aula. "Ya, lo mau ikut kita gak?," Valerie menatap Aya. "Mau kemana emang?," tanya Aya balik. "Mau main kerumah Rival disana juga ada temen-temennya kok," "Yaelah temen-temennya Rivalkan pacarnya Ara sama Dilta, yang ada gue jadi nyamuk entar. Eh btw Rival itu yang mana sih? Kepo gue," Aya belum memang pernah bertemu dengan pacar Valerie. ia hanya mengetahui sosok laki-laki yang kini menjadi kekasih sahabatnya itu dari cerita-cerita Valerie sendiri. Aya terlalu sibuk mengurus pendaftaran sekolahnya waktu itu. "Yang jelas dia cowok, ganteng, dan yang terpenting dia pacar gue," jawab Valerie asal yang membuat Aya memutarkan bola matanya malas. "Emmm, gue ga ikut dulu deh, kaki gue pegel banget. Btw lo pada duluan aja gue mau ke toilet dulu," "Gak mau di temenin, Ya?." tanya Ara "Gausah deh, udah ya gue duluan bye girls," Aya melambaikan tanganya dan langsung berlari menuju toilet. Sesampainya di toilet Aya segera menuntaskan panggilan alamnya lalu keluar dari bilik toilet dan menyempatkan dirinya untuk bercermin dan mencuci tangannya. "Huftt, lega." gumam Aya sambil berjalan keluar dari toilet. Gadis itu mengelus-ngelus perutnya. "Aaa!," rintihnya saat tangannya di tarik kasar oleh seseorang yang tak lain adalah Jesica.  Gadis itu menarik Aya ke garden house sekolah. "DASAR CEWEK GATEL!," teriak Jesica sambil mendorong Aya hingga gadis itu jatuh tersungkur ke tanah "Maksud Kakak apa ya?," tanya Aya sambil meringis karna kaki dan tangannya terluka. Bergesekan dengan batu-batu yang ada di tanah. "LO GAUSAH PURA-PURA b**o DEH, INI MAKSUDNYA APA HAH?!" teriak Jesica sambil melihatkan foto yang ada di ponselnya. "Ini itu ga seperti yang Kakak liat, saya gak sengaja nabrak dia, terus saya--," ucapnya terpotong saat teman Jesica menyiramnya dengar air es. "LO GAUSAH BANYAK ALESAN YA, MASIH JADI JUNIOR AJA UDAH BELAGU LO," ucap salah satu teman Jesica sambil menjambak rambut Aya. "Tapi saya gak salah Kak," balas Aya sambil meringis kesakitan karna rambutnya di jambak dan lukanya yang terasa perih karena terkena air es. "MASIH BERANI NGEJAWAB LO!?," Jesica berjongkok mensejajarkan posisinya dengan Aya. "GUE PERINGATIN SAMA LO, JANGAN PERNAH DEKATIN ANGGA LAGI, KARNA ANGGA ITU PUNYA GUE!," peringatnya lalu menampar pipi Aya cukup keras sehingga membuat pipinya memerah dan ujung bibirnya sedikit sobek. "I-iya Kak," Aya mengangguk pelan tak mau merperpanjang masalah ini, orang waras ngalah aja. "Yuk guys, cabut!," ajak Jesica meninggalkan Aya yang masih tersungkur di tanah. Dengan sisa tenaga yang di milikinya Aya pun langsung berjalan keparkiran untuk mengambil motornya. "Anjirlah, untung aja sekolah udah sepi. s****n banget tuh orang, liat aja gue bakal bales perbuatan lo," Sesampainya di parkiran, ia langsung menaiki motornya, tak lupa sebelum itu ia mengambil jaket dan helm yang ada di jok motor. Aya memakai jaket dan helm, lalu segera menyalakan motornya dan pergi dari sekolah menuju ke rumahnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD